Tangis Haru Korea Selatan dan Tangis Duka Uruguay di Laga Terakhir Grup H

Konten Media Partner
3 Desember 2022 7:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangis Haru Korea Selatan dan Tangis Duka Uruguay di Laga Terakhir Grup H
zoom-in-whitePerbesar
Laga terakhir Grup H Piala Dunia 2022 diwarnai dua pertandingan dramatis antara Korea Selatan versus Portugal dan Uruguay versus Ghana.
Di Stadion Education City, Kota Doha, timnas Korea Selatan diliputi euforia setelah menaklukkan Portugal dengan skor 2-1 sehingga berhasil lolos ke babak 16 besar.
Sedangkan di Stadion Al Janoub, Kota Al Wakrah, timnas Uruguay berduka karena langkah mereka terhenti walau menang 2-0 atas Ghana.
Timnas Korsel dan Portugal sama-sama mendulang empat poin dan selisih gol mereka juga sama yakni nol. Namun Son Heung-min dan rekan-rekannya lebih produktif menjaringkan empat gol ketimbang Luis Suarez dan rekan-rekannya yang mencetak dua gol selama tiga pertandingan.
BBC Sport melaporkan dari dua stadion bagaimana reaksi para pemain timnas Korsel yang diliputi kegembiraan setelah menang 2-1 atas Portugal, serta para pemain timnas Uruguay yang seakan tidak percaya gagal lolos ke babak 16 besar meskipun menang 2-0.
Tangis haru...
Analisis wartawan BBC Sport, Chris Bevan, yang menyaksikan pertandingan Korsel vs Portugal di Stadion Education City, Doha
Emosi Son Heung-min meluap ketika timnas Korsel dipastikan lolos ke babak 16 besar.
Timnas Korea Selatan memulai pesta mereka sekitar delapan menit setelah peluit tanda pertandingan berakhir ditiup wasit di Stadion Education City.
Para pemain dan pelatih timnas Korsel mengikuti jalannya pertandingan antara Uruguay dan Ghana sembari berangkulan membentuk lingkaran di tengah lapangan - dan ribuan penggemar mereka di tribun melakukan hal yang sama.
Mereka berkumpul dalam kelompok besar seraya menonton laga Uruguay versus Ghana di layar keci. Mereka semua menaruh tangan di kepala, berharap Ghana bisa bertahan.
Ketika semuanya berakhir, terdengar embusan napas penuh kelegaan dan pekikan dari banyak penonton yang hadir. Anda tidak perlu melihatnya sendiri - sebab itu terlihat jelas dari gemuruh memekakkan telinga yang datang dari pendukung dan seluruh pemain timnas Korsel. Teriakan kegembiraan dengan cepat diikuti oleh tarian kebahagiaan.
Para pendukung timnas Korea Selatan sejatinya terus bersemangat sepanjang pertandingan, walaupun tim kesayangan mereka tertinggal lebih awal atau ketika bekerja keras mencari gol tambahan di babak kedua.
Striker ikonik Son Heung-min menciptakan umpan matang kepada ujung tombak Hwang Hee-chan yang bisa diselesaikan dengan sempurna di menit injury time.
Beberapa pendukung timnas Korsel di sekeliling saya sadar bahwa gol itu menempatkan mereka di atas Uruguay dalam hal jumlah gol, yang lain paham bahwa tim kesayangan mereka sekarang berpeluang untuk lolos. Mereka semua harap-harap cemas saat menunggu nasib Taegeuk Warriors—julukan timnas Korsel.
Di tengah lapangan, para pemain bergeming sampai akhirnya dipastikan Uruguay gagal lolos ke babak 16 besar. Ledakan emosi saat itu akan bertahan lama dalam ingatan siapa pun yang menyaksikan laga final luar biasa ini.
Para pemain timnas Korsel berangkulan sembari menunggu hasil pertandingan antara Uruguay dan Ghana.
Para pemain timnas Korsel merayakan keberhasilan lolos ke babak 16 besar bersama para pendukung mereka saat laga berakhir.
Tangis duka...
Analisis wartawan BBC Sport, Shamoon Hafez, yang menyaksikan pertandingan Uruguay vs Ghana di Stadion Al Janoub, AL Wakrah
Luis Suarez menangis saat menyadari timnas Uruguay tersingkir dari Piala Dunia 2022.
Uruguay dan Ghana telah bertemu dua kali di Piala Dunia dan kedua pertandingan tersebut menghasilkan drama luar biasa yang akan dibicarakan pada tahun-tahun mendatang.
Luis Suarez menjadi fokus utama para penggemar Ghana yang menaruh dendam gara-gara pertandingan Piala Dunia 12 tahun lalu. Ketika itu Suarez memegang bola di dalam kotak penalti dan diusir keluar oleh wasit. Namun, tendangan penalti yang dilesatkan Asamoah Gyan tidak bisa menjebol gawang Uruguay.
Seperti 12 tahun lalu, Ghana juga tersingkir pada Piala Dunia kali ini. Meski demikian, ada sedikit kegembiraan ketika mengetahui Suarez dan Uruguay juga gagal lolos ke babak 16 besar.
Pada injury time, saat tersiar kabar bahwa Korea Selatan menang atas Portugal, kamera mengarah ke Suarez yang duduk di bangku cadangan dengan mimik wajah diliputi rasa tidak percaya.
Fans Ghana bersorak keras atas kesengsaraan Suarez. Apalagi Uruguay gagal menjaringkan gol ketiga.
Edinson Cavani yang merasa dilanggar di dalam kotak penalti meluapkan kemarahan dan frustrasi pada ofisial pertandingan pada akhir laga.
Suarez, 35, banjir air mata duka dan dihibur oleh bek tengah berusia 36 tahun Diego Godin. Boleh jadi ini adalah laga terakhir mereka untuk tim nasional.
Ditanya tentang masa depannya sendiri, pelatih Uruguay, Diego Alonso berkata: "Masih terlalu dini untuk membicarakannya. Mari kita tunggu berjam-jam, berhari-hari dan kemudian kita akan berdiskusi. Ini bukan waktu untuk menjawab pertanyaan seperti itu.
"Pada hari pertama saya percaya pada pemain saya. Kami berada di urutan ketujuh [di grup kualifikasi Amerika Selatan] ketika saya bergabung tetapi mereka merespons dengan baik dengan hasil dan permainan sepak bola yang bagus.
"Saya berterima kasih atas apa yang mereka lakukan, dan semua yang kami lakukan dalam perjalanan itu adalah sempurna. Saya sangat menyesal kami tersingkir dari Piala Dunia."
Para pemain Uruguay memprotes keputusan wasit jelang laga berakhir. Edinson Cavani diberikan kartu kuning karena aksi protesnya.
Para pendukung timnas Uruguay seakan tidak percaya atas apa yang terjadi di lapangan.