Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Temuan Kemewahan Spektakuler di Pompeii Mengungkap Detik-Detik sebelum Letusan Dahsyat Gunung Vesuvius
21 Januari 2025 10:15 WIB
Temuan Kemewahan Spektakuler di Pompeii Mengungkap Detik-Detik sebelum Letusan Dahsyat Gunung Vesuvius
Arkeolog berhasil menemukan kompleks pemandian pribadi nan mewah di kota Romawi kuno Pompeii. Kompleks ini tersembunyi selama 2.000 tahun di bawah bebatuan dan abu vulkanik dari letusan dahsyat Gunung Vesuvius.
Kompleks pemandian ini bisa jadi yang terbesar yang pernah ditemukan di sana. Fasilitasny mencakup ruang panas, hangat, dan dingin, kolam renang besar, dan sejumlah karya seni memukau.
Kompleks yang tampak seperti spa ini terletak di tengah kediaman megah, yang tersingkap dalam penggalian besar yang dilakukan dua tahun terakhir.
"Ruang-ruang inilah yang benar-benar menjadi bagian dari 'efek Pompeii'," kata Dr. Gabriel Zuchtriegel, direktur Taman Arkeologi Pompeii, yang mengungkapkan penemuan baru tersebut secara eksklusif kepada BBC News.
"Seolah orang-orang baru saja meninggalkannya semenit yang lalu."
Analisis dua kerangka yang ditemukan di kediaman tersebut juga menunjukkan kengerian yang dihadapi penduduk Pompeii ketika Gunung Vesuvius meletus pada tahun 79 Masehi.
Kerangka itu masing-masing milik seorang perempuan dan pria. Si perempuan diperkirakan berusia antara 35-50 tahun dan sedang memegang erat perhiasan dan koin. Sementara itu, si pria kemungkinan berumur belasan atau awal 20-an tahun.
Mereka mencoba melindungi diri di sebuah ruangan kecil. Namun, nyawa mereka tetap terenggut saat tsunami gas dan abu vulkanik—yang dikenal sebagai aliran piroklastik—menerjang kota itu.
"Ini adalah tempat yang dramatis, dan semua yang Anda temukan di sini menceritakan tentang drama yang terjadi," kata konservator Pompeii, Dr. Ludovica Alesse.
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Sepertiga kota Pompeii masih tersembunyi di bawah puing-puing vulkanik dari bencana itu, tetapi penggalian terkini—yang paling ekstensif dalam satu generasi—memberikan wawasan baru tentang kehidupan Romawi kuno.
Tim dokumenter dari BBC dan Lion TV mengikuti aktivitas para arkeolog Pompeii dalam rangka membuat serial yang disebut Pompeii: The New Dig .
Satu blok besar Pompeii telah digali. Di sana, ditemukan binatu, toko roti, serta rumah pribadi yang besar.
Semua ini diperkirakan dimiliki oleh satu orang kaya, yang kemungkinan adalah Aulus Rustius Verus, seorang politikus berpengaruh di Pompeii pada masa itu.
Penemuan pemandian ini merupakan konfirmasi lebih lanjut tentang status elite Verus, kata Zuchtriegel.
"Hanya ada beberapa rumah yang memiliki kompleks pemandian pribadi, jadi itu benar-benar sesuatu yang diperuntukkan bagi orang-orang terkaya di antara yang kaya," kata Zuchtriegel.
"Dan ini sangat besar—mungkin kompleks pemandian terbesar di rumah pribadi Pompeii."
Mereka yang cukup beruntung menggunakan kamar mandi tersebut akan menanggalkan pakaian di ruang ganti dengan dinding merah terang dan lantai mosaik yang dihiasi pola geometris. Dinding dan lantai tersebut dibuat dengan marmer yang berasal dari seantero Kekaisaran Romawi.
Mereka kemudian akan menuju ke ruang panas, berendam di bak mandi dan menikmati kehangatan seperti sauna.
Lantai gantung di sana memungkinkan udara panas mengalir di bawahnya, ditambah pula dinding dengan rongga yang membuat hawa panas dapat bersirkulasi.
Selanjutnya mereka akan pindah ke ruang hangat yang dicat dengan warna cerah. Di sana, mereka akan menggosokkan minyak ke kulit, sebelum membersihkan tubuh dengan alat gosok yang disebut strigil.
Dan, akhirnya, mereka akan memasuki ruang terbesar dan paling spektakuler dari semuanya yang disebut frigidarium atau ruang dingin.
Dikelilingi pilar-pilar merah dan lukisan dinding atlet, pengunjung dapat menyejukkan diri di kolam renang yang begitu besar, yang kira-kira dapat menampung 20-30 orang.
"Di musim panas yang terik, Anda dapat duduk dengan kaki di dalam air, mengobrol dengan teman-teman, mungkin menikmati secangkir anggur," kata Zuchtriegel.
Sebelum menemukan pemandian di kediaman megah ini, para arkeolog sempat mendapati sebuah ruang perjamuan besar dengan dinding hitam legam dan karya seni pemandangan klasik yang menakjubkan pada tahun lalu.
Selain itu, mereka juga menemukan sebuah ruangan yang lebih kecil dan intim dengan cat berwarna biru pucat. Ini jadi tempat penghuni rumah berdoa pada para dewa.
Hunian itu tampaknya sedang dalam tahap renovasi, mengingat peralatan dan bahan bangunan ditemukan di mana-mana.
Di ruangan biru itu, setumpuk cangkang tiram tergeletak di lantai, siap untuk digiling dan ditempelkan ke dinding untuk membuatnya berkilauan.
Di sebelah ruangan indah ini, di sebuah ruangan sempit yang hampir tidak ada dekorasi, ditemukanlah kerangka dua orang Pompeii yang gagal kabur dari letusan Gunung Vesuvius.
Kerangka si perempuan ditemukan tergeletak di atas tempat tidur, meringkuk seperti janin. Sementara itu, tubuh si pria berada di sudut ruangan.
"Aliran piroklastik dari Vesuvius bergerak di sepanjang jalan di luar ruangan ini dan menyebabkan dinding runtuh, dan pada dasarnya itulah yang menghancurkan [si pria] hingga tewas," jelas Dr. Sophie Hay, seorang arkeolog di Pompeii.
"Perempuan itu masih hidup saat si pria sekarat—bayangkan trauma yang dihadapi—dan kemudian ruangan ini terisi dengan sisa aliran piroklastik, dan itulah bagaimana si perempuan meninggal."
Analisis kerangka si pria menunjukkan bahwa meskipun usianya masih muda, tulang-tulangnya memiliki tanda-tanda keausan, yang menunjukkan bahwa dia berstatus lebih rendah, bahkan mungkin seorang budak.
Perempuan itu lebih tua, tetapi tulang dan giginya dalam kondisi baik.
"Perempuan itu mungkin seseorang yang berkedudukan tinggi di masyarakat," kata Hay.
"Dia bisa saja istri pemilik rumah, atau mungkin asisten yang mengurus istrinya—kami tidak tahu."
Berbagai macam barang ditemukan di atas meja marmer di ruangan itu, termasuk gelas, kendi perunggu, dan tembikar.
Barang-barang itu mungkin sengaja dibawa ke ruangan tempat kedua orang itu bersembunyi sambil mereka menunggu letusan berakhir.
Namun, barang-barang yang dipegang oleh para korban itulah yang menjadi perhatian khusus. Si pria memegang beberapa kunci, sementara si perempuan ditemukan membawa koin emas dan perak serta perhiasan.
Semua itu kemudian disimpan di brankas Pompeii, bersama dengan temuan-temuan tak ternilai lainnya dari kota itu, dan kami diberi kesempatan untuk melihatnya bersama arkeolog Dr. Alessandro Russo.
Koin-koin emas itu masih berkilau seolah-olah baru, dan dia menunjukkan kepada kami anting-anting dari emas dan mutiara alami, liontin kalung, dan batu-batu semi-mulia yang diukir dengan rumit. Itu adalah barang-barang yang sangat pribadi, katanya.
"Saat kita menemukan benda semacam ini, jarak antara zaman kuno dan zaman modern seakan menghilang," kata Russo.
"Dan kita dapat menyentuh sebagian kecil kehidupan orang-orang yang meninggal dalam letusan tersebut."
Dr. Hay menggambarkan kompleks pemandian pribadi tersebut sebagai penemuan yang biasanya terjadi sekali dalam seabad, yang juga mengungkap lebih banyak sisi gelap kehidupan Romawi.
Tepat di belakang ruangan panas terdapat ruang ketel uap. Sebuah pipa mengalirkan air dari jalan—sebagian disedot ke kolam rendam yang dingin—dan sisanya dipanaskan dalam ketel uap timbal yang ditujukan untuk ruangan panas.
Katup yang mengatur aliran air tampak begitu modern sehingga seolah-olah saat ini pun Anda dapat menyalakan dan mematikannya.
Dengan tungku di bawahnya, kondisi di ruangan ini akan sangat panas bagi para budak yang harus menjaga seluruh sistem tetap berjalan.
"Hal paling kuat dari penggalian ini adalah situasi kontras antara kehidupan para budak dan orang-orang yang sangat, sangat kaya. Dan, di sini kita melihatnya, perbedaan antara kehidupan mewah di rumah pemandian, dibandingkan dengan ruang tungku, tempat para budak menyalakan api dengan bekerja keras sepanjang hari," kata Hay.
"Hanya tembok yang memisahkan Anda antara dua dunia yang berbeda."
Penggalian ini memasuki pekan-pekan terakhir, tetapi penemuan-penemuan baru terus bermunculan.
Jumlah orang yang diizinkan mengunjungi penggalian ini terbatas selama penggalian berlangsung, tetapi pada akhirnya penggalian ini akan dibuka sepenuhnya untuk umum.
"Setiap hari di sini adalah kejutan," kata Dr. Anna Onesti, direktur penggalian.
"Kadang-kadang di pagi hari saya datang bekerja dengan berpikir bahwa ini adalah hari kerja yang normal, dan kemudian saya mendapati kami menemukan sesuatu yang luar biasa. Ini adalah momen ajaib bagi kehidupan Pompeii, dan pekerjaan penggalian ini memungkinkan kami untuk membagikannya kepada publik."