Uber Dituntut 550 Perempuan Terkait Ribuan Serangan Seksual oleh Sopir

Konten Media Partner
15 Juli 2022 11:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uber Dituntut 550 Perempuan Terkait Ribuan Serangan Seksual oleh Sopir
zoom-in-whitePerbesar
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Uber dituntut di Amerika Serikat oleh 550 perempuan yang diduga mengalam serangan seksual oleh para sopir perusahaan aplikasi transportasi itu.
Tuntutan itu termasuk tuduhan para penumpang perempuan "diculik, disiksa untuk tujuan seksual, diperkosa dilecehkan atau bahkan diserang para sopir Uber".
Kasus itu diajukan di Pengadilan San Fransisco pada Rabu (13/07).
"Serangan seksual adalah kejahatan mengerikan dan kami memperlakukan setiap laporan dengan serius," kata juru bicara Uber kepada BBC.
"Tidak ada yang lebih penting lagi dibandingkan keselamatan dan itulah mengapa Uber membangun jaringan pengamanan baru, kebijakan berdasarkan informasi penyintas dan lebih terbuka dengan adanya insiden serius. Kami tidak bisa berkomentar terkait proses pengadilan namun kami akan terus memastikan keselamatan dalam kerja kami," kata Uber.
Gugatan yang diajukan melalui firm hukum Slater Slater Schulman ini menduga serangan seksual terjadi di "sejumlah negara bagian".
Perusahaan itu juga menyebabkan setidaknya 150 kasus lain tengah diselidiki.
Gugatan menyebutkan pada 2014 Uber mengetahui bahwa sejumlah sopir "menyerang secara eksual dan memperkosa para penumpang perempuan". Namun gugatan itu menyebut perusahaan itu memprioritaskan "perkembangan perusahaan dibandingkan keselamatan penumpang".
"Model bisnis Uber memiliki predikat mengantar orang pulang dengan aman, namun keselamatan penumpang tidak pernah menjadi perhatian mereka. Mereka memperhatikan perkembangan perusahaan dengan mengorbankan keamanan penumpang," kata Adam Slater, pendiri Slater Slater Schulman.
Bulan lalu, Uber mengeluarkan laporan keselamatan kedua di AS, yang menunjukkan terdapat 998 insiden serangan seksual, termasuk 141 laporan perkosaan pada 2020.
Dalam laporan itu, perusahaan tersebut mengatakan mereka menerima 3.824 laporan dari lima kategori kekerasan seksual paling parah antara 2019 dan 2020.
Laporan pertama perusahaan itu terkait keselamatan - yang merinci insiden dari 2017 sampai 2018 - menemukan 5.981 laporan serangan seksual.
Kategori paling serius yang ditetapkan Uber terkait serangan seksual berkisar dari "ciuman non-konsensual di bagian tubuh non-seksual" sampai "penetrasi seksual non-konsensual" atau pemerkosaan.
Tuduhan ini sangat serius. Jumlah 550 perempuan adalah jumlah yang mengejutkan yang mau melapor.
Yang membuat gugatan ini lebih merusak bagi Uber adalah bisa dianggap sebagai bukti lebih lanjut budaya toksik di perusahaan itu.
Hari Senin (11/07) lalu, seorang eksekutif Uber menuding terjadinya malpraktik.
Bukti-bukti yang ia bocorkan termasuk bahwa Uber memiliki apa yang disebut "tombol pemutus", 'kill switch' - yang dapat diaktifkan bila ada penegak hukum yang datang. Tombol itu dapat digunakan agar polisi tidak menemukan informasi rahasia yang mereka simpan.
Mark MacGann mengatakan dokumen yang bocor itu menunjukkan satu tema bahwa Uber menempatkan perkembangan perusahaan di atas segalanya.
Dan gugatan serangan seksual kali ini juga menunjukkan hal yang sama bahwa perusahaan itu secara sengaja menutupi bahwa para supir Uber melakukan serangan seksual terhadap perempuan.
Dengan kata lain, Uber mengatakan bahwa perjalanan dengan mereka aman, namun pada kenyataannya mereka tahu ada masalah.
Gugatan itu juga mengatakan perusahaan itu tidak melakukan pengecekan latar belakang untuk para sopir.
Uber mengatakan perusahaan itu telah berubah dalam tahun-tahun belakangan ini dan menyesali tindakan sebelumnya.
Tetapi dengan begitu banyak pemberitaan buruk, para investor khawatir orang akan mencari tumpangan melalui cara lain.