Konten dari Pengguna

Harmoni Tidur: Peran Suara dalam Membentuk Isi Mimpi

Bebi Naraya
Seorang Mahasiswi Program Studi Psikologi di Universitas Brawijaya.
27 November 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bebi Naraya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaring-di-tempat-tidur-sambil-mendengarkan-musik-3807536/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-berbaring-di-tempat-tidur-sambil-mendengarkan-musik-3807536/
ADVERTISEMENT
Kita pasti pernah mengalami mimpi saat kita tertidur. Dari sekian banyak mimpi yang pernah kita alami, beberapa diantaranya ada yang membuat kita bahagia dan ada juga yang membuat kita sedih atau bahkan takut. Ternyata, salah satu faktor yang mempengaruhi mimpi kita adalah suara yang ada di sekitar kita saat kita sedang tertidur. Baik itu berupa musik pengantar tidur, bunyi alarm, atau bahkan suara gemuruh hujan di luar rumah kita. Artikel ini akan membahas tentang bagaimana peran suara dalam membentuk isi mimpi berdasarkan ilmu neuroscience. Simak penjelasan lengkapnya di bawah!
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, mengapa mimpi bisa muncul dalam tidur kita? Dalam Teori Aktivasi-Sintesis (J. Allan Hobson & Robert McCarley) dijelaskan bahwa mimpi dihasilkan dari aktivitas acak sirkuit otak selama fase tidur REM (tidur nyenyak). Aktivitas inilah yang menciptakan impuls listrik dalam otak dan memicu ingatan, pikiran, serta emosi. Kemudian, otak “menerjemahkan” impuls-impuls tersebut menjadi suatu narasi atau gambaran tertentu. Area otak yang terlibat dalam aktivitas ini ada amigdala yang berperan untuk memproses emosi dan hipokampus yang berperan untuk memanggil kembali memori. Saat kita tidur, otak tetap dapat menerima dan memproses informasi sensorik yang berasal dari stimulus eksternal, termasuk suara. Proses ini terjadi melalui korteks pendengaran primer dan struktur otak lainnya yang tetap aktif selama tidur. Inilah mengapa suara dapat mempengaruhi mimpi kita.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Otak Memproses Suara Saat Tidur?
Otak kita tetap memproses suara selama tidur, meskipun tubuh sudah dalam keadaan tidak sadar. Proses ini melibatkan mekanisme kompleks di berbagai area otak yang bekerja untuk mendeteksi, memfilter, dan terkadang mengintegrasikan suara eksternal ke dalam pengalaman tidur.
Terdapat dua jalur pemrosesan suara dalam tidur, yaitu melalui korteks pendengaran primer dan melalui talamus. Suara yang diterima oleh telinga diproses di korteks pendengaran primer, bagian otak yang bertugas mengenali karakteristik dasar suara seperti nada dan volume. Meski aktivitas otak menurun selama tidur, korteks ini tetap aktif untuk memonitor suara penting. Di sisi lain, sebagai gerbang sensorik, talamus berperan dalam menyaring informasi suara yang relevan dan mencegah suara yang tidak penting mengganggu tidur. Namun, suara yang dianggap penting atau mendesak dapat melewati penyaringan ini, seperti suara tangisan bayi atau panggilan nama seseorang.
ADVERTISEMENT
Pemrosesan suara saat tidur juga dipengaruhi oleh fase tidur yang sedang berlangsung. Selama fase tidur non-REM, terutama pada tahap deep sleep, otak lebih selektif dalam memproses suara. Pada fase ini, aktivitas talamus menurun secara signifikan, sehingga suara latar belakang sering diabaikan. Berbeda halnya pada saat fase tidur REM, dimana pada fase ini aktivitas otak menyerupai keadaan bangun. Otak akan lebih sensitif terhadap suara, dan suara yang masuk dapat lebih mudah diintegrasikan ke dalam mimpi. Hal ini yang sering menyebabkan suara eksternal masuk menjadi bagian dari narasi mimpi.
Bagaimana Suara Mempengaruhi Isi Mimpi?
Berbagai macam suara dapat memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap isi mimpi. Ketika suara eksternal diterima, otak kita akan berusaha untuk mencocokkan suara eksternal tersebut dengan skenario mimpi yang masuk akal. Misalnya, jika terdapat suara air mengalir saat kita sedang tidur, suara itu bisa saja muncul dalam mimpi kita sebagai hujan atau sungai.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa suara lembut seperti musik bertempo lambat atau white noise sering menghasilkan mimpi dengan suasana yang lebih damai, sementara suara mendadak atau tidak menyenangkan, seperti alarm keras, dapat memicu mimpi buruk atau mimpi penuh ketegangan.
Suara yang terdengar saat kita sedang tertidur juga dapat mempengaruhi amigdala pada sistem limbik yang bertanggung jawab atas emosi. Misalnya saja, ketika terdengar musik yang membangkitkan suatu kenangan, maka hal ini dapat memunculkan emosi tertentu dalam mimpi kita. Beberapa eksperimen dilakukan dengan memainkan musik klasik kepada partisipan selama fase tidur REM dan hasilnya tercatat bahwa mimpi partisipan cenderung memiliki suasana positif dan elemen yang lebih kreatif.
Selain itu, suara yang diulang secara terus-menerus saat tidur dapat meningkatkan konsolidasi memori selama tahap tidur. Dalam neuroscience, hal ini dikenal dengan metode Targeted Memory Reactivation (TMR) yang memanfaatkan stimulus sensorik, seperti suara, untuk memperkuat pembelajaran atau memori selama tidur. Contohnya, saat kita mendengarkan rekaman pelajaran sebelum tidur, hal ini dapat memicu mimpi yang mencerminkan tema atau konten pelajaran tersebut, sehingga dapat memperkuat memori kita.
ADVERTISEMENT
Aplikasi Praktis Suara dalam Terapi Tidur dan Mimpi
Setelah mengetahui bahwa suara memiliki peran dalam mempengaruhi isi mimpi, ternyata terdapat suatu inovasi untuk memanfaatkan peran suara ini sebagai terapi yang tentu saja dapat membawa dampak positif dalam bidang terapi tidur dan mimpi. Berikut beberapa pengaplikasiannya :
Biasanya dilakukan pada pasien pengidap PTSD atau kecemasan dengan memutarkan suara menyenangkan seperti lagu-lagu up beat untuk mengurangi mimpi buruk.
Biasanya dilakukan oleh para seniman ataupun penulis untuk membantu menstimulus mimpi yang lebih kreatif dengan menggunakan suara-suara yang tenang seperti musik instrumental.
Dilakukan menggunakan teknik TMR dengan mendengarkan suara untuk memicu ingatan atau topik tertentu yang sedang dipelajari sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
Dilakukan untuk menciptakan pengalaman tidur yang lebih dalam dan mimpi yang menyenangkan dengan mendengar suara menenangkan seperti white noise atau suara alam.
Suara memainkan peran penting dalam membentuk isi mimpi dengan memengaruhi emosi, memori, dan narasi mimpi. Peran suara ini dapat diaplikasikan dalam bidang terapi tidur dan mimpi untuk membantu mengatasi berbagai masalah. Aplikasi suara dalam terapi tidur dan mimpi ini juga memiliki potensi besar untuk kesehatan mental, kreativitas, dan pembelajaran. Namun, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memaksimalkan manfaatnya dan memahami batasannya.
Written by Bebi Naraya
Referensi :
Pusat Pengetahuan Stekom. (n.d.). Mimpi. Diakses pada 26 November 2024, dari https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Mimpi#:~:text=2.%20Teori%20Sintesis%2DAktivasi,kita%20sedang%20dalam%20keadaan%20tersadar
CNRS. (2020, May 15). The dreaming brain tunes out the outside world. ScienceDaily. Retrieved November 26, 2024 from www.sciencedaily.com/releases/2020/05/200515131915.htm
ADVERTISEMENT