Konten dari Pengguna

Daddy Issues: Dampaknya terhadap Kehidupan dan Asmara Anak Perempuan

Beby Faizatun Nadzira
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Desember 2022 21:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Beby Faizatun Nadzira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ilustrasi kedekatan ayah dengan anak perempuan (sumber: pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kedekatan ayah dengan anak perempuan (sumber: pixabay.com)
Berbicara mengenai keluarga, tentu saja peran orang tua yang lengkap sangat berpengaruh bagi kehidupan seorang anak. Selain ibu, kehadiran sosok ayah memiliki peran yang penting dalam perkembangan psikologis dan emosional anak terutama bagi anak perempuan. Kedekatan antara ayah dan anak perempuan dapat memengaruhi hubungan asmara anak perempuannya saat dewasa, termasuk bagaimana kriteria dalam memilih pasangannya kelak. Sebagian dari kita barangkali sering melihat dan bertanya, “Kok dia kalau pacaran, umur pacarnya selalu jauh lebih tua ya?”, kemungkinan kasus tersebut ada kaitannya dengan daddy issues. Bagi kamu yang masih asing terhadap istilah daddy issues dan ingin mengetahui bagaimana dampaknya terhadap kehidupan dan love relationship anak perempuan yang mengalaminya, yuk simak pembahasan di bawah ini!
ADVERTISEMENT

Apa itu Daddy Issues?

Sebenarnya, daddy issues bukanlah sebuah diagnosis klinis yang dapat dikategorikan sebagai gangguan mental. Daddy issues lebih tepat diartikan sebagai istilah umum bersifat tidak resmi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan keadaan seseorang yang tidak memiliki figur ayah sejak kecil atau seseorang yang mempunyai hubungan tidak baik dengan ayahnya. Dalam dunia psikologi, istilah daddy issues ini berkaitan dengan teori Oedipus Complex dalam kajian psikoanalisis oleh Sigmund Freud. Oedipus Complex adalah sebuah fenomena dimana anak mengalami ketertarikan seksual yang tidak disadari terhadap orang tua yang berlawanan jenis kelamin dengan mereka (Spencer, 2020). Oleh sebab itu, sering kali kita menemukan anak perempuan yang memiliki daddy issues cenderung mencari laki-laki dengan usia yang terpaut jauh lebih tua dan bertujuan untuk ‘mengisi’ sosok ayah yang hilang dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT

Hubungan Daddy Issues dengan Keterlibatan Ayah dalam Parenting

Dalam parenting, tentunya peran dan kerja sama antarkedua orang tua sangat dibutuhkan untuk perkembangan hidup seorang anak. Ketika kita masih kecil, tidak sedikit dari kita yang mungkin lebih banyak dekat dengan sosok ibu karena ayah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah. Akan tetapi, pengasuhan seorang anak oleh seorang ayah tetap dibutuhkan karena tidak kalah penting dengan peran seorang ibu. Seperti yang disampaikan oleh Vita (2007), keterlibatan ayah secara emosional di dalam kehidupan seorang anak dapat membuat anak mampu mengeksplorasi kemampuan diri, mengontrol emosi, mampu beradaptasi dengan lingkungan, dan cenderung memiliki nilai akademik yang bagus. Namun, berdasarkan catatan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) per Maret 2021 Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara fatherless atau negara yang peran ayahnya sangat minim.
ADVERTISEMENT
Daddy Issues umumnya dimiliki oleh anak laki-laki maupun perempuan yang mengalami kesalahan pola asuh oleh seorang ayah sehingga menyebabkan anak memiliki hubungan yang tidak akur dengan ayahnya. Adapun ayah yang terlalu memanjakan anaknya akan membuat hubungan anak dan ayah tidak memiliki boundaries atau batasan tersendiri sehingga berpotensi membuat anak dapat berperilaku menyimpang.

Pertanda Anak Perempuan Memiliki Daddy Issues

ilustrasi perempuan yang mudah curiga dan cemburu terhadap pasangan (sumber: Photo by Budgeron Bach: https://www.pexels.com)
Dalam masyarakat, istilah daddy issues ini lebih sering merujuk kepada perempuan, padahal daddy issues tidak terikat oleh gender sehingga anak laki-laki pun juga dapat mengalaminya lho. Namun, dikarenakan ayah merupakan sosok laki-laki pertama yang mengajarkan cinta dan kasih sayang dalam hidup seorang anak perempuan maka daddy issues lebih banyak dimiliki oleh anak perempuan. Seorang anak perempuan yang memiliki daddy issues dalam menjalani hubungan asmara biasanya akan mengalami ciri-ciri di bawah ini, apakah kamu mengalaminya?
ADVERTISEMENT

1. Hanya tertarik pada laki-laki dengan usia yang jauh lebih tua

Perempuan yang memiliki daddy issues kerap menjalin hubungan asmara dengan laki-laki yang selisih usianya sangat jauh dari dirinya. Hal ini biasanya disebabkan karena hubungan yang kurang baik dengan ayah atau bahkan sama sekali tidak memiliki figur ayah dalam hidupnya sehingga berusaha menemukan sosok ayah yang hilang dengan menganggap bahwa laki-laki yang lebih tua mampu untuk memenuhi ruang kosong tersebut.

2. Merasa takut sendirian sehingga sering terjebak dalam toxic relationship

Perempuan yang memiliki daddy issues sangat membutuhkan orang lain dalam hidupnya sehingga ia tidak bisa hidup sendiri dan selalu merasa takut ditinggalkan. Hal inilah yang menyebabkan perempuan tersebut sering terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, tetapi tidak mampu untuk keluar dari hubungan tersebut karena takut akan kesendirian.

3. Mudah cemburu, over protective dan posesif berlebihan terhadap pasangan

Hal ini berkaitan dengan rasa takut akan kesendirian dan ditinggalkan sehingga perempuan yang memiliki daddy issues juga ditandai dengan rasa cemburu dan sikap posesif yang terlalu berlebihan. Misalnya, kamu kehilangan figur ayah karena ayah selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kamu pun akan bersikap posesif terhadap pasanganmu agar kamu tidak kehilangannya.
ADVERTISEMENT

4. Sulit terbuka dan sulit percaya kepada laki-laki

Tidak hanya bersifat ketergantungan, perempuan yang memiliki daddy issues juga sulit untuk mempercayai laki-laki yang biasanya ditandai dengan sifat curiga terhadap apapun yang dilakukan oleh pasangan. Hal tersebut dapat menyebabkan trust issues yang sangat berlebihan dalam diri kamu.

5. Selalu berusaha menyenangkan pasangan

Daddy issues juga ditandai dengan sikap selalu berusaha untuk menjadi apa yang pasangan kamu inginkan, kamu selalu berusaha menjadi pasangan yang ideal untuk menyenangkan pasangan kamu. Kehilangan figur ayah dapat membuat kita tidak mengerti arti kasih sayang yang tulus dari seorang laki-laki sehingga kamu memiliki mindset bahwa untuk dicintai dengan tulus oleh seorang laki-laki maka kamu harus memberikan apapun yang ia inginkan.

Dampak Daddy Issues Pada Kehidupan Anak Perempuan

Peran ayah bagi anak perempuan sangat besar karena berada dekat dengan ayah dapat memengaruhi kesejahteraan dari kondisi psikologis anak perempuan saat fase dewasa nanti (Cabrera dkk., 2000). Lalu apa sih dampak dari daddy issues yang dialami anak perempuan?
ADVERTISEMENT
Anak perempuan yang mengalami daddy issues dapat mengalami penurunan rasa kepercayaan diri karena merasa bahwa tidak memiliki figur ayah merupakan suatu kekurangan dalam hidup mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sibhon Jolette Brown dari Walden University pada tahun 2018, ditemukan bahwa dengan tidak memiliki sosok ayah secara terus-menerus, menyebabkan anak perempuan merasakan pengabaian dan penolakan dari orang di sekitarnya. Selain itu, daddy issues juga menyebabkan anak perempuan memiliki highly sensitiveness sehingga cenderung mudah emosi dan sangat berhati-hati dalam bergaul karena tidak mudah percaya dengan orang lain. Penelitian lain menemukan bahwa ketidakhadiran sosok ayah dalam kehidupan anak perempuan juga dapat menyebabkan dampak negatif seperti gangguan emosi, gangguan perilaku, trauma, kehilangan minat, akademik menurun, dan berpotensi memiliki orientasi seksual yang menyimpang karena menganggap bahwa semua laki-laki itu buruk (Wandansari, A.; Nur, H.; Siswanti, 2021).
ADVERTISEMENT

Apa yang Dapat Dilakukan Jika Memiliki Daddy Issues?

Menurut terapis Caitlin Cantor dari Amerika Serikat, ada cara untuk mengatasi daddy issues, yaitu dengan mengenali, merenungkan dan belajar. Mengenali artinya kita butuh mengenal seperti apa perilaku ayah terhadap kita, apakah baik atau buruk. Kenali lingkungan di sekitarmu, apakah yang ayah mereka lakukan sama dengan yang ayahmu lakukan. Apabila perilaku ayahmu cenderung buruk dan tidak sesuai dengan yang ayah lainnya biasa lakukan maka ketahuilah bahwa ini bukan sepenuhnya salahmu. Lalu, renungkan dan rasakan emosi yang ditimbulkan, biarkan diri kamu merasakan amarah dan rasa sakit tersebut. Setelah itu, cobalah untuk belajar untuk memaafkan dan menerima keadaan kamu. Langkah-langkah ini dapat membantu kamu untuk berdamai dengan daddy issues. Namun, perlu diingat kembali nih girls, bahwa untuk sembuh tentunya butuh waktu dan proses yang mendalam sehingga apabila kamu merasa perlu bantuan profesional maka kamu dapat mencari bantuan ke psikolog atau terapis. Dalam hal ini, konseling dengan psikolog atau terapis dapat membantumu mengenali dan memahami perilaku serta emosi kamu sehingga kamu bisa belajar untuk membangun hubungan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Kamu juga bisa lho untuk membangun support system yang sehat di sekelilingmu. Carilah orang-orang yang mampu untuk menerima, mendukung, dan membuatmu merasa nyaman berada di sekitar mereka. Keep up the good vibes!
Referensi:
Abdullah, S. M. (2009). Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak (paternal involvement): sebuah tinjauan teoritis. Universitas Mercubuana Yogyakarta.
Brown, S. J. (2018). The Lived Experience of Daughters Who Have Absent Fathers: A Phenomenological Study. Dissertation, 1–155. https://scholarworks.waldenu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=9729&context=dissertations
Spencer, R. (2020). Freud’s oedipus complex in the #metoo era: A discussion of the validity of psychoanalysis in light of contemporary research. Philosophies, 5(4), 1–16. https://doi.org/10.3390/philosophies5040027
Wandansari, A.; Nur, H.; Siswanti, D. N. (2021). Ketidakhadiran Ayah bagi Remaja Putri. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa, 1(2), 80–92. https://ojs.unm.ac.id/jtm/article/view/80-92
ADVERTISEMENT
Vinney, C. (2022). What Are 'Daddy Issues'?. https://www.verywellmind.com/ann-louise-t-lockhart-5072905. Diakses pada tanggal 12 Desember 2022.