Konten dari Pengguna

Belajar Kimia dalam Pengalaman

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
28 November 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi, belajar praktik di laboratorium kimia., sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi, belajar praktik di laboratorium kimia., sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang kerap dianggap sulit oleh banyak siswa, namun di sisi lain, menjadi salah satu ilmu yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Pengalaman pribadi saya mempelajari kimia di bangku SMA memberikan pandangan bahwa kimia bukan sekadar pelajaran penuh rumus dan tabel periodik, melainkan sebuah jendela dalam memahami dunia sekitar.
ADVERTISEMENT
Masih teringat jelas ketika pertama kali diperkenalkan dengan konsep dasar kimia, seperti teori atom dan struktur unsur-unsur kimia oleh Pak Sarul (bukan nama sebenarnya) di kelas 1 SMA (sekarang disebut kelas X). Dari sana, saya belajar bagaimana setiap unsur memiliki sifat khas yang menentukan cara atom-atom berinteraksi satu sama lain. Salah satu momen membekas, yakni ketika saya belajar tentang reaksi kimia, khususnya reaksi oksidasi, yang ternyata tidak hanya menjadi dasar dalam pembakaran tetapi juga proses biologis penting seperti respirasi.
Selama kelas 1 SMA, saya tinggal di rumah teman di daerah pinggiran Jakarta. Tinggal bersama Pak Joni (nama samaran) & dan keluarga, beliau pegawai di salah satu balai kimia di Pekayon, Jakarta Timur, semakin memperkaya pemahaman saya tentang kimia. Beliau sering berbagi kisah mengenai pekerjaannya, termasuk eksperimen-eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Obrolan dengan beliau memperluas wawasan saya mengenai berbagai aplikasi kimia, dari pengendalian kualitas bahan hingga inovasi ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Kimia, salah satu cara memahami dunia
Kimia mengajarkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini tersusun atas unsur-unsur yang saling berinteraksi. Dari hidrogen, oksigen, karbon, hingga logam berat seperti emas dan uranium, setiap unsur memiliki peran yang penting. Dalam pelajaran kimia SMA kelas 2 A1 waktu itu, saya diperkenalkan Bu Rina (bukan nama sebenarnya) pada konsep stoikiometri, yaitu perhitungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Meskipun tampak rumit, stoikiometri sebenarnya membantu manusia memahami bagaimana proporsi zat dalam suatu reaksi dapat berdampak besar, misalnya dalam industri farmasi dapat memastikan dosis obat yang tepat.
Konsep-konsep dasar seperti ini membuka mata saya terhadap hubungan antara ilmu kimia dan kehidupan sehari-hari. Reaksi oksidasi yang saya pelajari, misalnya, menjadi dasar pemahaman tentang korosi pada logam dan pentingnya pelapisan antikarat. Reaksi-reaksi sederhana yang tampak secara teoretis di kelas, seperti larutan asam dan basa, ternyata cocok dalam banyak aspek kehidupan, dari pengolahan makanan hingga pembersih rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Praksis kimia dalam keseharian
Pak Joni sering menceritakan bagaimana kimia menjadi dasar dari banyak inovasi. Salah satunya adalah bagaimana penelitian tentang katalis dapat meningkatkan efisiensi proses industri, termasuk produksi bahan bakar dan bahan kimia ramah lingkungan. Beliau juga menjelaskan bagaimana kimia terlibat dalam pengembangan material baru, seperti plastik biodegradable yang dapat terurai oleh lingkungan.
Melalui diskusi dengan Pak Joni, saya juga semakin memahami betapa pentingnya ilmu kimia dalam memecahkan tantangan global. Misalnya, pengembangan energi terbarukan seperti sel bahan bakar hidrogen merupakan aplikasi langsung dari reaksi kimia. Selain itu, bidang kimia analitik berperan besar dalam memastikan kualitas air minum dan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Tantangan memahami ilmu kimia
Meskipun kimia adalah ilmu menarik, tidak dapat disangkal bahwa banyak siswa merasa kesulitan mempelajari. Kompleksitas konsep seperti orbital atom, termodinamika, atau kinetika reaksi sering menjadi hambatan. Hal tersebut diperparah dengan pendekatan pembelajaran yang kadang terlalu fokus pada teori, tanpa memberikan konteks aplikatif.
ADVERTISEMENT
Namun, pengalaman saya menunjukkan bahwa pendekatan yang tepat dapat membuat kimia lebih menarik dan relevan. Misalnya, guru saya di SMA sering menggunakan eksperimen sederhana dalam menjelaskan konsep abstrak. Dari percobaan sederhana seperti reaksi pembakaran magnesium hingga pembuatan larutan indikator asam-basa dari objek yang diteliti, pendekatan ini membuktikan bahwa belajar kimia bisa menyenangkan.
Untuk mendukung pembelajaran, teknologi juga memainkan peran penting. Simulasi reaksi kimia berbasis komputer, misalnya, memungkinkan siswa memahami lebih jauh proses yang sulit diamati langsung di laboratorium. Dengan menggunakan aplikasi atau video interaktif, siswa dapat memvisualisasikan bagaimana molekul berinteraksi selama reaksi.
Menginspirasi generasi muda
Dari pengalaman saya belajar kimia, setidaknya ada satu pelajaran penting yang dapat diambil, yakni kimia bukan sekadar ilmu, melainkan alat bantu memecahkan masalah dunia. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar kimia, seseorang dapat berkontribusi pada berbagai solusi, dari pengembangan energi bersih hingga pengelolaan limbah.
ADVERTISEMENT
Sebagai masyarakat, kita juga dapat memanfaatkan kimia dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya atau mendaur ulang plastik. Hal-hal sederhana ini adalah bagian dari penerapan ilmu kimia dalam kehidupan yang lebih baik.
Pak Joni sering berkata, "Kimia adalah ilmu tentang perubahan." Ucapannya itu terus terngiang di benak saya, karena dia benar. Dari perubahan pada tingkat molekuler hingga transformasi besar dalam teknologi dan industri, kimia merupakan ilmu yang memungkinkan orang memahami dan mempengaruhi dunia. Belajar kimia tidak hanya memberikan pemahaman tentang dunia fisik, tetapi juga melatih orang muda berpikir logis, kritis, dan solutif.
Catatan akhir
Pengalaman belajar kimia, baik di sekolah maupun melalui interaksi dengan Pak Joni, Bu Rina, dan Pak Sarul, telah membuka mata saya bahwa ilmu ini bukan hanya hafalan rumus. Kimia nampak sekali menjadi ilmu mengenai hubungan, reaksi, dan perubahan—baik pada tingkat mikroskopis maupun makroskopis.
ADVERTISEMENT
Bagi siswa yang mungkin merasa kesulitan atau kurang berminat pada pelajaran kimia, saya mendorong agar melihat dari perspektif berbeda. Dengan pendekatan tepat, kimia dapat menjadi ilmu yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga memberikan dampak nyata dalam kehidupan.