Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Diskresi Waktu: Jalan Menuju Keberhasilan
12 November 2024 6:55 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengelola waktu merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan sehari-hari, baik bagi pelajar, pekerja profesional, hingga mereka yang aktif dalam kegiatan sosial. Banyak orang merasa sulit menemukan cara terbaik dalam membagi waktu secara proporsional di antara tanggung jawab dan keinginan pribadi, sehingga waktu sering kali dirasa tidak cukup atau bahkan rasanya seperti sesuatu yang mengendalikan hidup kita, bukan sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Pengalaman saya sendiri saat kuliah di bidang manajemen sambil bekerja pada tahun 1993-an membuktikan betapa sulitnya menyeimbangkan antara tuntutan kuliah, pekerjaan, dan aktivitas sosial dalam berbagai organisasi. Tidak terkendalinya waktu membuat saya merasa dikendalikan oleh sang waktu, dan bukan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaturan waktu efektif memerlukan perhatian serius untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Memahami Nilai Waktu
John C. Maxwell (2004), dalam bukunya Today Matters, menyebutkan bahwa salah satu penentu utama kesuksesan adalah bagaimana seseorang mengelola waktu yang tersedia setiap hari. Waktu merupakan sumber daya terbatas yang tidak dapat diulang atau disimpan, dan setiap orang hanya diberi 24 jam dalam sehari.
Karena itu, menghabiskan waktu dengan bijak menjadi keterampilan yang perlu dipelajari. Maxwell menekankan bahwa fokus pada prioritas adalah langkah pertama yang seharusnya dilakukan untuk mencapai keberhasilan. Jika seseorang tidak dapat mengontrol penggunaan waktu, maka orang itu akan berada di bawah kendali waktu yang terus berjalan tanpa memperhatikan kebutuhan dan tujuan hidup.
ADVERTISEMENT
Kenyataannya, banyak orang terjebak dalam hobi atau aktivitas menyenangkan, namun kurang bermanfaat bagi tujuan utama mereka. Kesadaran tentang penggunaan waktu ini menjadi semakin penting dalam kehidupan modern yang penuh dengan distraksi, seperti media sosial dan hiburan digital lainnya.
Ken Blanchard (1982), seorang ahli manajemen, juga menekankan pentingnya menyusun jadwal berdasarkan skala prioritas guna menghindari penggunaan waktu yang sia-sia. Dengan menentukan mana yang harus diutamakan, seseorang dapat menjalani hidup dengan lebih terstruktur dan produktif.
Manfaat Membuat Jadwal Harian
Salah satu langkah praktis mengambil alih kendali atas waktu, yakni dengan membuat jadwal harian. Penjadwalan ini tidak hanya membantu seseorang mengetahui apa yang perlu dilakukan, tetapi juga membantu mengidentifikasi prioritas. Seseorang dapat memulai hari dengan menentukan tiga sampai lima tugas utama yang harus diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Tugas-tugas tersebut biasanya bersifat penting dan berdampak langsung pada tujuan jangka panjang. Menurut penelitian dalam bidang manajemen waktu, orang yang merencanakan hari mereka cenderung mencapai tujuan mereka lebih cepat daripada yang tidak melakukannya (Allen, 2001).
Selain itu, mencatat dan me-review jadwal membantu seseorang melihat kemajuan yang telah dibuat, sekaligus mengetahui area mana yang masih perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, seorang pendidik yang terbiasa me-manage waktu dengan baik tidak hanya memberikan dampak pada kehidupan pribadinya, tetapi juga menjadi teladan bagi para murid. Pendidik yang tertib dalam mengatur waktu terbukti dapat mengurangi stres dan memperlihatkan kepada murid, betapa manajemen waktu merupakan bagian penting dari keberhasilan.
Menjaga Keseimbangan Antara Kerja dan Istirahat
Meski banyak tuntutan dalam hidup, menjaga keseimbangan antara kerja dan istirahat sangat penting. Idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu istirahat antara 6 hingga 8 jam per hari. Kurangnya istirahat akan mengurangi produktivitas dan mempengaruhi kemampuan seseorang berkonsentrasi.
ADVERTISEMENT
Maxwell (2015) dalam Intentional Living menekankan pentingnya menjaga kualitas hidup, yang juga mencakup istirahat cukup dan menjalani waktu secara produktif. Tanpa istirahat memadai, seseorang tidak akan memiliki energi cukup untuk mengerjakan tugas-tugas yang telah direncanakan.
Pada saat yang sama, manajemen waktu tidak hanya berbicara tentang kerja keras tetapi juga tentang kemampuan memahami batas diri secara fisik dan mental seseorang. Burn-out atau kelelahan adalah dampak langsung dari kurangnya keseimbangan antara kerja dan istirahat.
Ketika seseorang merasa lelah secara mental, tugas-tugas sederhana apa pun akan terasa berat untuk diselesaikan. Oleh karena itu, memasukkan waktu istirahat sebagai bagian dari jadwal harian menjadi keputusan bijaksana untuk menjaga kesehatan dan produktivitas jangka panjang.
Manajemen Waktu dan Dampaknya pada Kesejahteraan
ADVERTISEMENT
Tidak hanya bagi individu, tetapi organisasi dan perusahaan atau lembaga pendidikan pun kini menyadari pentingnya manajemen waktu. Banyak karyawan yang mengalami stres karena beban kerja yang tidak terkelola dengan baik, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas dan kinerja mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh American Institute of Stress menemukan bahwa 80% pekerja mengalami stres terkait pekerjaan, dan salah satu pemicu utamanya adalah kekurangan waktu atau kurangnya kemampuan dalam mengelola waktu (AIS, 2023). Melalui pelatihan manajemen waktu, karyawan dapat belajar agar dapat bekerja lebih efisien dan tetap tenang di tengah tekanan.
Para pemimpin juga perlu menyadari bahwa mengatur waktu tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga meningkatkan efektivitas tim. Seorang manajer yang mampu mengatur waktunya dengan baik akan memimpin dengan lebih efektif, memberikan arahan jelas, dan memberikan contoh kepada tim. Menurut Ken Blanchard (1982) dalam bukunya The One Minute Manager, pemimpin yang disiplin dalam manajemen waktu akan memberikan dampak positif pada lingkungan kerja dan karyawan.
ADVERTISEMENT
Mengendalikan Waktu, Bukan Dikendalikan Waktu
Sebagai catatan akhir, diskresi dalam manajemen waktu merupakan keterampilan sangat berharga. Waktu bukanlah sesuatu yang dapat diubah atau diperpanjang, tetapi kita memiliki kuasa untuk memilih bagaimana menghabiskannya.
Membuat jadwal, menentukan prioritas, dan menjaga keseimbangan menjadi langkah-langkah penting yang akan membantu kita menjalani hidup dengan lebih produktif. Semakin baik mengelola waktu, semakin besar kontrol yang kita miliki atas kehidupan. Dengan demikian, kitalah yang mengendalikan waktu, dan bukan waktu yang mengendalikan kita.
Membangun disiplin dalam penggunaan waktu bukanlah tugas mudah, namun dengan konsistensi, hal ini dapat tercapai. Jika kita dapat belajar melihat waktu sebagai investasi, maka kita akan mulai menghargainya dan merencanakan penggunaannya secara lebih baik. Melalui manajemen waktu yang baik, kesuksesan bukan lagi impian jauh, tetapi sebuah tujuan yang dapat dicapai dengan langkah terarah.
ADVERTISEMENT