Konten dari Pengguna

Edukasi Kerja Bakti: Manfaat dan Formasi bagi Peserta Didik

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
15 Juni 2024 11:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kerja bakti, sebagai sarana pembelajaran "peduli lingkungan". Sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerja bakti, sebagai sarana pembelajaran "peduli lingkungan". Sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu aspek budaya bangsa yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah gotong royong. Konsep gotong royong mengingatkan saya pada kata-kata Jeff Warner (dalam lycoming.edu, 2024): "Kita tidak berada di bumi ini hanya bagi diri sendiri, melainkan untuk saling membantu satu sama lain. Jika Anda selalu siap membantu orang lain, maka pada saat Anda membutuhkan bantuan, akan ada seseorang yang siap membantu Anda.” Membatu orang lain dengan cara gotong royong merupakan cerminan tindakan kebersamaan. Bentuk gotong royong yang paling umum di kampung-kampung adalah kerja bakti. Kegiatan kerja bakti dilakukan secara sukarela dengan tujuan mempersiapkan, menjalankan, dan merapikan kembali setelah suatu acara selesai.
ADVERTISEMENT
Dalam kerja bakti biasanya dibentuk kepanitiaan guna menyukseskan suatu acara. Kepanitiaan ini bertujuan mengatur dan mengoordinasikan tugas-tugas agar semua berjalan dengan lancar dan efisien. Dengan adanya kerja sama ini, tujuan acara dapat tercapai dengan baik, dan hubungan antarwarga pun semakin erat.
Kalimat dari Sherry Anderson (dalam discovercorps.com, 2017), "Volunteers don’t get paid, not because they’re worthless, but because they’re priceless," menggarisbawahi bahwa relawan di sekolah sangat berharga meskipun mereka tidak menerima bayaran. Relawan di sekolah memberikan kontribusi luar biasa dengan waktu, tenaga, dan keahlian mereka secara tulus, yang membawa dampak positif bagi komunitas sekolah. Nilai mereka tidak dapat diukur dengan uang karena mereka didorong oleh kepuasan batin dan keinginan membantu. Anderson menghargai para relawan ini sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran penting dan tak ternilai dalam lingkungan sekolah.
ADVERTISEMENT
Kerja bakti dalam momen tertentu di lingkungan sekolah merupakan salah satu kegiatan yang melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari peserta didik, guru, hingga tenaga kependidikan, untuk bersama-sama menjaga kebersihan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan merawat fasilitas sekolah, tetapi juga menjadi media pembelajaran bagi peserta didik tentang tanggung jawab sosial dan kerja sama. Ada beberapa manfaat kerja bakti di lingkungan sekolah serta bagaimana formasi peserta didik dapat diatur untuk mencapai efektivitas dan partisipasi yang optimal.
Salah satu manfaat utama dari kerja bakti adalah meningkatkan kesadaran lingkungan pada peserta didik. Dengan ikut serta dalam kegiatan seperti membersihkan halaman atau merapikan taman sekolah, peserta didik menjadi lebih peduli terhadap kebersihan dan keindahan tempat mereka belajar. Hal ini membangun pemahaman bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
ADVERTISEMENT
Kerja bakti juga mengembangkan rasa tanggung jawab pada peserta didik. Melalui kegiatan tersebut, peserta didik belajar bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian lingkungan mereka. Hal ini membantu membentuk karakter dan etika kerja yang baik sejak dini. Tidak hanya itu, kerja bakti mendorong kerja sama dan solidaritas antar peserta didik. Kegiatan demikian membutuhkan kerja tim dan koordinasi yang baik. Peserta didik belajar bekerja sama, berbagi tugas, dan saling membantu demi mencapai tujuan bersama, yaitu lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman.
Terlibat dalam kegiatan fisik seperti menyapu, mencabut rumput, atau membersihkan kelas juga bisa mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Aktivitas di luar ruangan seperti kerja bakti memberikan kesempatan bagi mereka untuk bergerak dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan. Partisipasi dalam kerja bakti menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lingkungan sekolah. Peserta didik yang terlibat dalam menjaga kebersihan sekolah cenderung merasa bangga dan lebih loyal terhadap sekolah mereka.
Kerja bakti, menjadi bagian formasi kepedulian peserta didik terhadap sesama dan lingkungan. Sumber: Pexels.
Agar kerja bakti berjalan efektif dan partisipasi peserta didik maksimal, penting memiliki formasi atau pengaturan yang jelas. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah pembagian tugas berdasarkan kelas. Setiap kelas dapat diberi area atau tugas tertentu, misalnya kelas A membersihkan taman, kelas B membersihkan ruang kelas, dan seterusnya. Ini memudahkan koordinasi dan pengawasan. Selain itu, untuk menghindari kebosanan dan memberikan pengalaman yang beragam, tugas kerja bakti bisa dirotasi secara berkala. Misalnya, setiap minggu kelas-kelas akan bergantian membersihkan area yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Pembagian tugas spesifik juga bisa diterapkan dalam setiap kelompok. Misalnya, setiap kelompok dapat dibagi lagi menjadi subkelompok dengan tugas spesifik seperti menyapu, mengepel, merapikan tanaman, atau mengosongkan tempat sampah. Pembagian tugas ini memastikan bahwa semua aspek lingkungan sekolah terjaga dengan baik.
Untuk memastikan semua berjalan lancar, setiap kelompok atau kelas dapat menunjuk seorang koordinator yang bertanggung jawab mengawasi dan memastikan semua anggota kelompok melakukan tugas mereka dengan baik. Koordinator ini bisa dipilih dari antara peserta didik atau dibantu oleh guru.
Agar peserta didik lebih termotivasi, sekolah bisa memberikan reward atau penghargaan kepada kelas atau kelompok yang menunjukkan kinerja terbaik dalam kerja bakti. Penghargaan ini bisa berupa sertifikat, poin tambahan, atau hadiah sederhana.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan akhir, William Shakespeare (discovercorps.com, 2017) mengungkapkan bahwa makna dan tujuan hidup terkait penemuan bakat seseorang dan pemberian diri pada orang lain. Memberikan bakat berarti menggunakan talenta, keterampilan, atau pengetahuan seseorang membantu, menginspirasi, atau memberi manfaat bagi orang lain. Pembelajaran memberi dalam bentuk kolektif salah satunya adalah kerja bakti.
Kerja bakti di lingkungan sekolah adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan karakter dan keterampilan sosial peserta didik. Kerja bakti mengajarkan peserta didik tentang tanggung jawab, kerja sama, dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan formasi yang tepat, partisipasi peserta didik dalam kerja bakti dapat dimaksimalkan, sehingga tujuan dari kegiatan ini dapat tercapai dengan optimal. Oleh karena itu, sekolah perlu merencanakan dan mengorganisir kerja bakti dengan baik agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah.
ADVERTISEMENT