Konten dari Pengguna

Kaderisasi: Edukasi Mempersiapkan Generasi Masa Depan

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kolumnis, Cerpenis, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
29 Mei 2024 16:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi salah satu latihan keberanian dalam kaderisasi, yakni mengatasi kesulitan, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi salah satu latihan keberanian dalam kaderisasi, yakni mengatasi kesulitan, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Mei 2024, saya menghadiri sebuah acara di Cipanas. Salah satu topik yang menarik dalam diskusi adalah tentang kaderisasi kaum muda dalam berpartisipasi di bidang layanan publik. Peran mentor dalam mempersiapkan generasi muda, sangatlah penting yakni memastikan keberlanjutan kontribusi positif para kader di masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Apa sebenarnya makna kaderisasi itu? Kaderisasi umumnya sering digunakan dalam politik dan administrasi politis. Hal ini merujuk pada proses mengubah sekelompok orang menjadi kader atau fungsionaris partai, serta pengembangan sel kader dalam sebuah organisasi atau komunitas.
Dalam konteks tersebut, kaderisasi berperan penting dalam menjamin kontinuitas dan keberlanjutan kepemimpinan serta operasional partai atau organisasi. Namun, seiring berjalan waktu, makna istilah ini meluas dan kini mencakup proses kaderisasi di berbagai jenis organisasi yang bertujuan memastikan kelanjutan gerakan atau suatu misi tertentu.
Selain dalam politik, kaderisasi juga menjadi konsep penting di bidang pendidikan. Kaderisasi kaum muda dianggap sebagai hal krusial dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang.
Pendidikan kader menekankan pentingnya proyeksi masa depan dan arah yang ingin dicapai oleh generasi mendatang. Program kaderisasi tidak dapat dianggap remeh atau diabaikan dalam proses pendidikan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Hal ini menandakan bahwa sekolah tidak hanya berperan sebagai tempat transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai lembaga yang mempersiapkan generasi muda untuk mengambil peran penting dalam masyarakat di masa depan.
Kaderisasi, jika ingin diwujudkan secara efektif, membutuhkan tenaga ekstra serta pengorbanan dan perhatian empatik optimal dari mentor yang melakukan proses pendampingan.
Para mentor tidak hanya diharapkan memperhatikan peserta didik secara mendalam melalui prinsip cura personalis, yaitu perhatian individual yang mendalam, tetapi juga diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam mengolah dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Hal ini menuntut mentor menjadi pendamping berkualitas prima, dan sekaligus juga seorang fasilitator yang mampu mengenali dan memaksimalkan kekuatan serta bakat individu setiap peserta didik.
ADVERTISEMENT
Selain peran mentor yang krusial, peserta yang mengikuti proses kaderisasi juga dituntut memiliki jiwa besar dan kesiapan untuk berkorban. Kedua hal ini merupakan modal penting dalam pembentukan diri menjadi pribadi kokoh, dan berkualitas baik, yang mampu mempertanggungjawabkan tindakan dan keputusan yang diambil.
Jiwa besar dan kesiapan untuk berkorban membantu peserta dalam mengembangkan sikap disiplin, ketahanan, serta kemampuan menghadapi tantangan. Dengan demikian, proses kaderisasi tidak hanya menghasilkan kader kompeten, tetapi juga pribadi yang mampu berkontribusi secara signifikan dalam berbagai bidang kehidupan.
Kesiapsediaan untuk dibentuk melalui formasi edukasi berkualitas memungkinkan kader atau peserta didik bertumbuh secara optimal. Kaderisasi dapat dilakukan melalui kegiatan pembekalan yang dipandu oleh mentor berkualitas.
Rancangan acara kaderisasi dibuat agar tidak bertentangan dengan martabat manusia, dilaksanakan dengan cara yang tepat, teruji, dan tidak sembarangan. Proses kaderisasi dapat berlangsung dalam kurun waktu yang singkat, sedang, maupun panjang, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kaderisasi juga sangat disesuaikan dengan usia dan jenjang pendidikan peserta. Idealnya, kaderisasi untuk jenjang SMP dilakukan pada kelas 8, sedangkan untuk jenjang SMA dilakukan pada kelas 11. Dengan demikian, setelah pembekalan, mereka siap berpartisipasi dalam kegiatan sekolah yang sesungguhnya entah di dalam kelas, maupun di luar kelas.
Kaderisasi tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam berbagai organisasi kemasyarakatan. Kaderisasi di luar sekolah juga dibuat dengan tujuan-tujuan tertentu, seperti membentuk individu yang siap berkontribusi secara aktif dalam masyarakat, mengembangkan kemampuan kepemimpinan, dan memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai organisasi.
Proses pengaderan mencakup berbagai aktivitas dan program yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan karakter peserta.
Dengan pendekatan komprehensif dan terstruktur, kaderisasi berfungsi sebagai sarana penting dalam mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan berintegritas, siap menghadapi tantangan masa depan dan memberikan dampak positif dalam komunitas mereka.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan penutup, kaderisasi dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah dan masyarakat luas, baik dalam organisasi formal maupun informal. Proses kaderisasi dilakukan dengan cara yang baik dan benar, memerlukan persiapan yang matang, dan pelaksanaannya harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar dengan tetap menghormati martabat manusia.