Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kepribadian Pendidik Efektif: Belajar dari Harry Wong dan Larry Winget
13 Januari 2025 10:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kepribadian seorang pendidik memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu proses pendidikan. Dalam konteks ini, gagasan Harry Wong (2009) tentang the effective teacher dan pandangan Larry Winget (2008) dalam buku You're Broke because You Want to Be menawarkan wawasan berharga tentang karakter dan tanggung jawab yang seharusnya dimiliki seorang pendidik. Kedua tokoh ini menekankan pentingnya tanggung jawab pribadi, pengenalan kebiasaan buruk, dan tindakan nyata sebagai kunci untuk menjadi individu efektif dalam bidang diampu.
ADVERTISEMENT
Larry Winget dengan tegas menyatakan bahwa alasan utama seseorang tetap berada dalam kondisi sulit adalah karena mereka enggan mengambil tanggung jawab penuh atas situasi mereka. Prinsip ini relevan bagi pendidik. Seorang guru efektif tidak menyalahkan siswa, kurikulum, atau keterbatasan fasilitas sebagai alasan kegagalan mereka. Sebaliknya, mereka melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk berkembang.
Harry Wong dalam konsep the effective teacher juga menekankan pentingnya tanggung jawab. Guru efektif mempersiapkan diri dengan baik, merencanakan pembelajaran dengan matang, dan merancang lingkungan kelas agar kondusif. Mereka tidak bergantung pada keberuntungan, tetapi pada perencanaan strategis dan pelaksanaan konsisten. Dengan mengambil tanggung jawab penuh atas peran mereka, pendidik tidak sekedar memberikan contoh baik bagi siswa, tetapi juga menghasilkan budaya pembelajaran positif.
ADVERTISEMENT
Menurut Winget, salah satu langkah penting menuju perubahan, yakni mengenali kebiasaan buruk yang menjadi hambatan. Dalam konteks pendidikan, kebiasaan buruk seperti kurangnya persiapan, ketidakmampuan mengelola waktu, atau ketidaksabaran dalam menghadapi siswa dapat merusak efektivitas seorang pendidik. Seorang guru yang enggan beradaptasi dengan teknologi baru atau metode pengajaran inovatif, misalnya, akan kesulitan memenuhi kebutuhan siswa di era digital.
Harry Wong berpendapat bahwa guru efektif terus belajar dan beradaptasi. Mereka bersedia mengevaluasi diri, menerima kritik, dan memperbaiki kelemahan. Dengan mengenali kebiasaan buruk dan berkomitmen melakukan transformasi diri, pendidik dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka dan membuat dampak lebih besar dan positif pada diri para siswa.
Winget -- lebih jauh -- menggarisbawahi pentingnya merancang anggaran realistis dan menetapkan tujuan spesifik. Prinsip demikian dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Seorang pendidik yang efektif perlu memiliki rencana pembelajaran jelas dan realistis, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan ketersediaan sumber daya. Perencanaan matang memungkinkan guru tetap fokus pada tujuan utama, yaitu membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.
ADVERTISEMENT
Harry Wong (2009) menyoroti pentingnya menetapkan kejelasan prosedur -- “Effective teachers know what activities need to be done and have worked out the procedures for each of them” --, dan rutinitas di kelas. Guru efektif membuat struktur yang memungkinkan siswa belajar dengan cara terorganisir dan efisien. Dengan perencanaan berkualitas, pendidik dapat mengelola waktu mereka dengan lebih efektif dan memberikan perhatian cukup kepada setiap siswa.
Winget mendorong pembaca agar dapat jujur terhadap diri sendiri. Dalam dunia pendidikan, hal ini dapat diartikan sebagai kejujuran terhadap tantangan yang dihadapi di sekolah, seperti keterbatasan sumber daya atau rendahnya motivasi siswa. Guru efektif tidak mengeluh, tetapi mencari solusi kreatif dalam mengatasi kendala tersebut.
Pendidik bijaksana akan memprioritaskan tugas-tugas yang memiliki dampak terbesar pada pembelajaran siswa, daripada terjebak dalam aktivitas kurang produktif. Dengan memanfaatkan sumber daya secara efektif, mereka dapat mencapai hasil maksimal tanpa membuang-buang waktu atau energi.
ADVERTISEMENT
Salah satu pesan utama Winget, yakni pentingnya mengambil tindakan nyata. Banyak orang membaca buku atau mendengarkan seminar, tetapi hanya sedikit yang benar-benar menerapkan apa yang dipelajari. Dalam pendidikan, guru efektif tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga kemampuan menerapkan di ruang-ruang pembelajaran.
Harry Wong mengajarkan bahwa guru efektif mempraktikkan apa yang dipelajari dan terus meningkatkan diri melalui refleksi dan pengembangan profesional. Mereka tidak hanya mengandalkan teori, tetapi juga berani mencoba metode baru, mengevaluasi hasilnya, dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Dengan tindakan nyata, pendidik dapat memberikan pengalaman belajar bermakna bagi siswa.
Winget mengkritik kebiasaan mencari alasan sebagai penghalang utama keberhasilan. Prinsip ini juga berlaku dalam pendidikan. Guru yang sering menyalahkan faktor eksternal, seperti latar belakang siswa atau kebijakan sekolah, cenderung stagnan dalam peran mereka. Sebaliknya, pendidik efektif fokus pada apa yang dapat dikontrol dan berusaha menghasilkan budaya sukses di kelas.
ADVERTISEMENT
Harry Wong menekankan pentingnya membangun hubungan positif dengan siswa, kolega, dan orang tua. Guru efektif memahami bahwa kesuksesan dalam pendidikan adalah hasil dari kolaborasi dan komunikasi yang baik. Pemangku kepentingan menjadikan lingkungan yang mendukung dan memotivasi siswa agar mencapai tujuan mereka.
Sebagai catatan akhir, kepribadian pendidik efektif, sebagaimana dijelaskan melalui gagasan Harry Wong dan Larry Winget, melibatkan tanggung jawab penuh, pengenalan dan penghapusan kebiasaan buruk, perencanaan matang, serta tindakan nyata. Dengan memadukan prinsip-prinsip tersebut, pendidik dapat menjadi panutan yang tidak hanya mendidik siswa secara akademis, tetapi juga membentuk karakter mereka.
Dalam dunia yang terus berubah, tantangan pendidikan akan selalu ada. Kendati demikian, dengan kepribadian kuat dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang, pendidik dapat menghadapi tantangan tersebut dan menghasilkan dampak positif langgeng pada generasi mendatang. Sebagaimana Winget berkata, "Perubahan dimulai dari diri sendiri," demikian pula seorang pendidik efektif dapat menjadi agen perubahan bagi dirinya sendiri dan lingkungan.
ADVERTISEMENT