Konten dari Pengguna

Kesadaran Spiritual: Kunci Sukses Pendidik dalam Membangun Generasi Berkarakter

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
21 Juli 2024 10:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi, pendidik membantu proses penyadaran bagi para murid.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi, pendidik membantu proses penyadaran bagi para murid.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu aspek penting bagi seorang pendidik adalah memiliki sensitivitas spiritualitas. Hal ini penting karena guru, idealnya menyadari pikiran, perkataan dan tindakan yang dilakukan. Sensitivitas demikian bernilai dan dapat ditularkan kepada para peserta didik, sehingga mereka pun akan memiliki kesadaran dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
ADVERTISEMENT
Dalam realitas kekinian, sensitivitas spiritual sering diabaikan dalam diskusi tentang kecerdasan manusia. Di era yang semakin materialistis, memahami dan mengembangkan sensitivitas spiritual dapat menjadi kunci dalam mencapai keseimbangan dan kedamaian batin.
Menurut penelitian David Hay (1998), ada tiga kategori sensitivitas spiritual: awareness sensing, mystery sensing, dan value sensing. Kirsi Tirri, Petri Nokelainen, dan Martin Ubani (2006) kemudian menambahkan dimensi sosial yang dikenal sebagai community sensing.
Awareness sensing adalah kesadaran pada tingkat lebih dalam yang terjadi ketika seseorang atau pendidik secara sengaja memperhatikan apa yang sedang terjadi. Hay menggambarkan ini sebagai "being aware of one’s awareness" atau kesadaran akan penyadaran diri sendiri.
Kesadaran demikian berhubungan erat dengan gagasan Howard Gardner tentang pencapaian keadaan 'spiritual sebagai pencapaian situasi keberadaan'. Dalam kehidupan modern -- di mana seseorarng atau pendidik sering kali terjebak dalam rutinitas dan distraksi digital -- kesadaran demikian memberikan jalan untuk merenung dan mencapai pemahaman lebih dalam tentang diri dan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Mystery sensing berkaitan dengan kemampuan seseorang atau pendidik untuk melampaui pengalaman sehari-hari dan menggunakan imajinasi manusiawi. Keindahan matahari terbit atau terbenam, meskipun dapat dijelaskan secara ilmiah, tetap memancarkan rasa keajaiban dan misteri. Gardner menghubungkan ini dengan 'concern with cosmic or existential issues'.
Imajinasi memainkan peran penting dalam aktivitas religius melalui metafora, simbol, cerita, dan liturgi yang merespons pengalaman sakral yang tidak terlukiskan. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan informasi, membiarkan diri pendidik terpesona oleh misteri alam dapat memberikan kedamaian dan makna yang mendalam.
Value sensing menekankan pentingnya perasaan sebagai ukuran dari apa yang orang hargai. Kesadaran tersebut mencakup isu-isu yang menyentuh pertanyaan eksistensial dan pencarian makna hidup. Gardner menyebut ini sebagai 'concern with cosmic or existential issues'.
ADVERTISEMENT
Dalam masyarakat yang sering kali menilai sukses berdasarkan materialisme dan prestasi eksternal, memahami dan menghargai nilai-nilai spiritual dapat membantu orang menemukan keseimbangan dan kepuasan lebih dalam.
Tirri, Nokelainen, dan Ubani menambahkan dimensi keempat yaitu community sensing, yang menggarisbawahi aspek sosial dari spiritualitas. Berdasarkan kerja J. Bradford (1995), ini mencakup tiga jenis spiritualitas: human spirituality, devotional spirituality, dan practical spirituality.
Human spirituality mencerminkan kebutuhan orang akan perhatian, cinta, keamanan, dan tanggung jawab. Devotional spirituality diekspresikan dalam tradisi, budaya, dan bahasa agama tertentu. Practical spirituality menggabungkan kedua jenis spiritualitas ini dalam kehidupan sehari-hari, memberi arah dan mempengaruhi tanggung jawab sosial kita.
Dalam era modern yang sering kali dipenuhi dengan stres dan ketidakpastian, mengintegrasikan sensitivitas spiritual dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi jalan untuk menemukan makna dan keseimbangan.
ADVERTISEMENT
Awareness sensing mengajarkan pendidik untuk merenung dan sadar akan diri sendiri. Mystery sensing mengingatkan pendidik akan keindahan dan keajaiban dunia yang melampaui penjelasan ilmiah. Value sensing membantu pendidik menilai apa yang benar-benar penting dalam hidup. Community sensing menggarisbawahi pentingnya hubungan sosial dan tanggung jawab pendidik terhadap sesama.
Menyadari dan mengembangkan sensitivitas spiritual bukanlah tentang meninggalkan logika atau sains, tetapi tentang menyeimbangkan kedua hal tersebut dengan pemahaman yang lebih dalam dan makna yang lebih kaya dalam hidup manusia. Dalam dunia yang sering kali terasa hampa dan terfragmentasi, sensitivitas spiritual dapat menjadi kompas yang membimbing seseorang atau pendidik menuju kehidupan yang lebih bermakna dan memberikan sukacita mendalam.
Semoga pendidik dapat menggunakan kesadaran spiritualitas dalam menjalankan tugas mereka. Kesadaran spiritualitas ini bukan hanya tentang kepercayaan agama, tetapi juga tentang pemahaman mendalam akan tujuan dan makna dari proses pendidikan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki kesadaran spiritualitas, pendidik akan lebih mampu mendampingi para murid dengan penuh perhatian dan kasih sayang, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bermanfaat. Pendekatan yang demikian tidak hanya membantu murid dalam meraih prestasi akademis, tetapi juga dalam mengembangkan karakter dan moral mereka.
Pendidik yang sadar dengan apa yang mereka lakukan akan memberikan dampak positif yang besar pada peserta didik. Ketulusan dan komitmen seorang pendidik yang didasari oleh kesadaran spiritualitas akan menular kepada murid-murid, menciptakan lingkungan belajar harmonis dan inspiratif.
Murid-murid akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar, serta lebih mampu memahami dan menghargai nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian, kesadaran spiritualitas bukan hanya memperkaya kualitas pendidikan, tetapi juga membentuk generasi masa depan yang lebih baik dan bermoral tinggi.
ADVERTISEMENT