Konten dari Pengguna

Kisah Titik Balik : Kesetiaan, Semangat Juang Ignatius Loyola

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
12 Oktober 2024 18:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu petunjuk yang terlihat di dinding kota Pamplona, sumber: Dok. Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu petunjuk yang terlihat di dinding kota Pamplona, sumber: Dok. Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2022, saya berkesempatan mengunjungi kota Pamplona bersama beberapa Jesuit Indonesia. Yang paling berkesan bagi saya adalah sejarah penting di Pamplona, tempat titik balik hidup Iñigo, yang terluka oleh mesiu saat melawan pasukan Prancis.
ADVERTISEMENT
P. Paul Dudon, SJ, dalam tulisan “San Ignacio de Loyola”, menjelaskan secara rinci peristiwa Pamplona pada Bab II. Dudon (2021) menganalisis bahwa yang menarik dari momen ini adalah transformasi internal Iñigo. Meskipun sebelumnya ia dikenal sebagai prajurit penuh semangat, yang lebih digerakkan oleh kebanggaan pribadi daripada keyakinan, peristiwa tersebut menjadi titik awal perubahan hidupnya secara radikal.
Kisah jatuhnya Pamplona pada tahun 1521 memperlihatkan ketangguhan Iñigo secara luar biasa di tengah situasi yang nyaris tanpa harapan. Pada masa itu, Navarra kembali menjadi ajang perebutan kekuasaan antara Prancis dan Spanyol, dengan Iñigo memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap serangan Prancis yang dipimpin oleh André de Foix.
Meskipun situasi militer sangat tidak menguntungkan, Iñigo, dengan jiwa kesatria dan kesetiaannya yang tidak tergoyahkan pada Spanyol, memimpin perlawanan dalam benteng Pamplona yang hampir tak berdaya. Dia bahkan berhasil mempengaruhi para prajurit yang mulai ragu untuk tetap bertahan, menunjukkan karakter kepemimpinan dan keberanian dirinya di saat genting.
Titik di pinggir jalan di kota Pamplona, tempat Iñigo jatuh dan terluka parah terkena ledakan mesiu, sumber: Dok. Pribadi.
Namun, dalam pertempuran sengit itu, Iñigo terluka parah setelah terkena tembakan meriam yang mematahkan salah satu kakinya. Fakta bahwa pasukan Prancis, yang merupakan lawan dalam pertempuran, menyelamatkan hidup Iñigo, menambahkan sentuhan dramatis pada kisah ini.
ADVERTISEMENT
Keberanian dan kesetiaan Ignatius kepada Spanyol menunjukkan integritas seorang pejuang, tetapi juga mengungkapkan betapa semangat juang yang begitu teguh bisa berakhir dengan ironi yang tak terduga.
Prancis, meski sebagai musuh, mengulurkan tangan agar menyelamatkan nyawanya, menciptakan jalan bagi Ignatius mengevaluasi kembali hidupnya, yang akhirnya mengarah pada perubahan besar dalam spiritualitas dirinya.
Tindakan ini mengingatkan orang bahwa perang, meskipun keras dan memecah-belah, kadang-kadang melahirkan tindakan kemanusiaan yang mendalam dan memberikan kesempatan untuk refleksi pribadi secara mendalam.
Momen kenangan, Iñigo --kemudian dikenal sebagai Igantius Loyola -- diselamatkan, sumber: Dok. Pribadi.
Dalam konteks ini, keselamatan Ignatius oleh pasukan Prancis mungkin merupakan momen “kebetulan” secara mendalam dalam sejarah. Karena dalam luka dan penderitaan, Ignatius menemukan jalur baru yang akan mengubah arah hidupnya dan, pada giliran, mempengaruhi dunia dengan kontribusi spiritual luar biasa besar. Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa meskipun dalam kondisi peperangan, kemanusiaan dan belas kasih tetap dapat menjadi jembatan yang melampaui konflik.
ADVERTISEMENT
Sebagai bahan refleksi, musibah yang dialami seseorang, meskipun terasa begitu berat, dapat menjadi titik balik yang mengubah hidup jika sungguh direnungkan. Seperti Ignatius Loyola yang menemukan arah hidup baru setelah peristiwa tragis di Pamplona, setiap kesulitan memiliki potensi mengarahkan seseorang pada transformasi diri. Hidup pada dasarnya adalah perjalanan penuh dinamika; tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya harus berhadapan dengan tantangan besar yang membuat langkah seseorang terhenti.
Ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini, penting agar tidak menyerah. Saat itulah momen refleksi diri perlu dilakukan—untuk merenungkan perjalanan hidup, menemukan kembali makna yang lebih dalam, dan bangkit sebagai manusia baru dengan orientasi lebih murni dan lebih baik. Refleksi semacam ini tidak hanya membantu seseorang menyembuhkan diri, tetapi juga memurnikan tujuan hidup.
ADVERTISEMENT