Menanam Pohon: Simbol Kehidupan dan Tanggung Jawab Pendidik

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
Konten dari Pengguna
26 November 2023 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi: Ilustrasi pasca menanam pohon dengan penuh kegembiraan.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi: Ilustrasi pasca menanam pohon dengan penuh kegembiraan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tanggal 25 November 2023, saya berkesempatan menghadiri perayaan Hari Guru Nasional di Kompleks Sekolah Strada Pasar Minggu Jakarta dan Bumi Perkemahan Dragonfly Strada Youth Camp, Toyogiri, Bekasi. Kedua lokasi tersebut menyatukan lebih dari 700 pendidik dan tenaga kependidikan, menciptakan sebuah atmosfer yang penuh semangat dan keceriaan.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai lomba yang digelar, saya menyaksikan wajah-wajah mereka yang terpancar kebahagiaan. Puncak acara di Dragonfly Camp, yang diakhiri dengan kegiatan menanam pohon, memberikan ending yang indah, menjadi simbol kesimpulan positif setelah rangkaian acara mengesan.
Hari Guru Nasional menjadi waktu yang spesial bagi para pendidik, momen untuk merayakan peran dan kontribusi mereka dalam membentuk generasi penerus. Saya tak bisa menahan diri untuk tidak teringat saat menjadi seorang guru di sebuah SMA di Nabire, Papua.
Pendidik senior saya pada waktu itu memberikan pelajaran berharga bahwa mendidik bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, melainkan juga tentang memfasilitasi, menemani, dan mendampingi murid dengan cara yang benar, dengan melibatkan hati dan empati yang mendalam terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
Pentingnya memberikan pendidikan lebih daripada sekadar transfer pengetahuan tercermin dalam tindakan sederhana seperti menanam pohon. Sebelum menanam pohon, refleksi dan pemahaman kita tentang kehidupan muncul secara spontan.
Kehidupan melibatkan seluruh dimensi, mengaitkan pikiran, psiko-motorik, rasa perasaan, cinta akan alam, dan masa depan. Menanam pohon menjadi simbol dari proses kehidupan yang melibatkan perasaan batin, menggambarkan bagaimana kehidupan itu sendiri tumbuh dan berkembang.
Pentingnya momen kebahagiaan dalam merayakan Hari Guru Nasional tidak bisa diabaikan. Kegembiraan menciptakan energi positif yang menjadi kekuatan bagi pendidik dalam menjalankan tanggung jawab mereka. Sebagaimana dikatakan oleh Nimrod Aloni (2007), keteladanan pendidik adalah kunci dalam memperkenalkan pendidikan humanistik kepada murid-murid mereka.
Keteladanan bukan hanya berasal dari kata-kata bijak, tetapi lebih jauh lagi, dari nilai-nilai luhur yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah menjadi lebih dari sekadar tempat menimba ilmu; menjadi rumah kedua di mana murid tidak hanya studi tentang mata pelajaran, tetapi juga belajar dari kehidupan para guru yang luar biasa.
ADVERTISEMENT
Menanam pohon sebagai pintu masuk dalam meramu kehidupan menjadi sebuah metafora yang mengandung pesan kuat. Tanah gembur, pupuk yang sesuai takaran, bibit pohon dengan akar sehat, serta perawatan dengan siraman air memadai, panas ideal, dan pasokan udara bersih, semua itu menjadi kunci untuk membuat pohon hidup subur, berkembang, berbunga, dan akhirnya berbuah.
Demikian pula, pendidikan memerlukan kondisi yang mendukung, termasuk pengajaran yang sesuai, perhatian yang baik, dan atmosfer positif agar para murid dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Kondisi yang mendukung, dapat mempercepat, dan memperkuat proses edukatif guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam meraih masa depan yang lebih baik.
Saya meninggalkan kompleks perkemahan pada pukul 13.00 dengan perasaan gembira dan bersemangat. Kegembiraan yang terpancar dari para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki dampak positif pada suasana hati.
ADVERTISEMENT
Hal ini mengingatkan saya bahwa proses pembelajaran seharusnya tidak hanya fokus pada akademis, tetapi juga melibatkan aspek kebahagiaan dan keceriaan. Persaingan antar sekolah dalam berbagai lomba tidak hanya tentang prestasi, tetapi lebih dalam lagi, tentang membangun persahabatan dan kerja sama.
Dengan menanam pohon sebagai simbol kehidupan dan tanggung jawab, perayaan Hari Guru Nasional di Kompleks Sekolah Strada Pasar Minggu Jakarta dan Bumi Perkemahan Dragonfly Strada Youth Camp, Toyogiri, Bekasi, menjadi pengingat bahwa pendidikan adalah investasi untuk masa depan.
Dengan memberikan pendidikan yang bermakna dan melibatkan hati, para guru membantu membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Semoga momen seperti ini terus dijadikan inspirasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT