Konten dari Pengguna

Menuntut Ilmu: Jalan Menuju Kehidupan Bermakna

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
10 November 2024 9:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi belajar dalam menuntut ilmu, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belajar dalam menuntut ilmu, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Menuntut ilmu merupakan hakikat kehidupan manusia yang selalu relevan, terutama dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Dalam analisis Houle (1976) pembelajaran sepanjang hayat membantu individu mempersiapkan diri menghadapi tantangan, memperkaya wawasan, dan mencapai kehidupan lebih bermakna.
ADVERTISEMENT
Seperti pepatah mengatakan, "Menuntut ilmu sepanjang hayat, ibarat menanam pohon yang tidak lekang oleh musim." Peribahasa ini menegaskan bahwa ilmu adalah bekal yang terus hidup dan bermanfaat, terlepas dari berbagai perubahan kondisi zaman.
Menyadari pentingnya belajar seumur hidup adalah kunci dalam menjalani kehidupan penuh makna dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Pengalaman saya sendiri saat mulai duduk di bangku SMA di awal tahun 1990-an membawa kesadaran ini. Saat itu, saya memahami bahwa belajar tidak hanya menjadi sebuah kewajiban, tetapi juga kegiatan menyenangkan.
Lebih dari itu, ada kepuasan tersendiri ketika ilmu yang dimiliki dibagikan kepada orang lain. Dalam analisis Merriam & Bierema (2014) seseorang tidak akan merasa kekurangan dengan berbagi ilmu, justru orang itu akan semakin merasa penuh dan terus terisi. Dengan berbagi, seseorang tidak hanya memperkaya diri, tetapi juga ikut serta menciptakan kemajuan bagi orang lain di sekitar kita.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Belajar Mengoptimalkan Potensi Diri
Teman-teman seperjuangan waktu belajar di SMA, sumber: dok. pribadi
Menuntut ilmu sepanjang hayat juga berperan penting dalam mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri manusia. Setiap individu memiliki bakat dan keahlian berbeda. Namun, menurut Gardner (1983) bakat saja tidak cukup jika tidak diiringi dengan keinginan terus belajar dan mengembangkan diri. Ilmu yang terus dipelajari membantu seseorangt mengasah kemampuan yang dimiliki sehingga orang itu dapat berkembang lebih baik.
Proses belajar terus-menerus membawa seseorang pada penemuan potensi diri yang sebelumnya mungkin tersembunyi. Misalnya, seseorang yang awalnya hanya memiliki pengetahuan dasar dalam suatu bidang dapat memperdalam pemahaman melalui pembelajaran yang tekun.
Hal tersebut memungkinkan dia mengembangkan keahlian menjadi seorang ahli dalam bidang tersebut. Lebih dari itu, ketika seseorang sudah mencapai kemampuan lebih tinggi, dia tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Menggabungkan Kompetensi dan Kepedulian dalam Mengembangkan Pembelajaran
Dalam menjalani proses belajar sepanjang hayat, salah satu pendekatan penting adalah menggabungkan kompetensi dan kepedulian atau compassion. Dalam kajian Noddings (2003) Kompetensi menunjukkan kemampuan atau keterampilan dalam suatu bidang, sedangkan compassion adalah kepedulian tulus terhadap orang lain.
Banyak sekolah dan institusi pendidikan yang berusaha memadukan kedua elemen ini dalam metode pembelajaran mereka. Dengan perpaduan ideal antara kompetensi dan compassion, seorang pembelajar tidak hanya menguasai bidang yang dipelajari, tetapi juga memiliki kesadaran memanfaatkan ilmunya demi kebaikan orang lain.
Ketika seseorang belajar dengan tujuan tulus, suara hati pun turut terbangun. Kesadaran dalam diri akan semakin kuat, dan orang itu menjadi lebih berkomitmen menjalani prinsip-prinsip hidup yang baik.
ADVERTISEMENT
Proses demikian menurut Marton & Säljö (1976) melibatkan deep learning, atau pembelajaran mendalam yang tidak hanya mencakup penyerapan informasi, tetapi juga pemahaman lebih dalam dan berpengaruh secara positif terhadap kehidupan sehari-hari.
Deep learning memungkinkan seseorang mengalami perubahan signifikan dalam cara berpikir dan bertindak, karena ilmu yang dipelajari tidak hanya bersifat teknis tetapi juga menyentuh aspek kemanusiaan.
Mengembangkan Pembelajaran Seumur Hidup
Pembelajaran seumur hidup bukan hanya bermanfaat bagi diri pribadi, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Ketika setiap individu dalam suatu bangsa memiliki semangat terus belajar dan berbuat baik, masyarakat yang dihasilkan pun akan lebih maju dan beradab.
Ilustrasi pembiasaan diri dalam belajar, sumber: Pexels.
Paulo Friere (1972) menegaskan bahwa ilmu yang diperoleh melalui proses belajar dapat digunakan mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi bangsa. Baik dalam bidang sains, teknologi, pendidikan, maupun sosial budaya, pembelajaran seumur hidup memungkinkan setiap individu menjadi bagian dari solusi, bukan hanya sekadar penonton.
ADVERTISEMENT
Selain itu, belajar seumur hidup juga mengajarkan nilai-nilai seperti ketekunan, ketulusan, dan kebijaksanaan dalam bertindak. Ilmu pengetahuan yang ditekuni dengan semangat terus memperbaiki diri akan membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar.
Masyarakat (dalam Senge, 1990) yang dihuni oleh orang-orang yang terus belajar merupakan masyarakat yang siap menghadapi berbagai perubahan global masa kini dan di masa depan. Sebaliknya, jika berhenti belajar, kita akan kehilangan daya saing dan tertinggal dari negara-negara lain.
Pembelajaran Diri sebagai Wujud Komitmen Pribadi
Menuntut ilmu sepanjang hayat adalah bentuk komitmen pribadi yang harus terus ditingkatkan. Belajar bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi juga bagian dari prinsip hidup yang mencerminkan nilai diri seseorang. Bagi mereka yang memiliki motivasi kuat, belajar bukanlah beban, melainkan kesempatan terus tumbuh dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Proses ini membutuhkan alasan dan tujuan yang kuat agar setiap pembelajaran yang dilakukan bisa mencapai kedalaman pemahaman. Tanpa kejelasan motivasi, belajar akan terasa dangkal dan tidak berdampak. Namun, jika didorong oleh tujuan yang kuat, belajar akan menjadi pengalaman yang berdampak, baik secara internal bagi diri sendiri maupun eksternal bagi orang lain (Ryan & Deci, 2000).
Catatan Akhir: Tetap Terus Belajar
Sebagai catatan akhir, kita semua hendaknya tidak pernah berhenti belajar. Tingkatkan terus potensi yang ada dalam diri, sambil tetap berupaya berbuat baik dalam keseharian hidup. Belajar seumur hidup menurut Kolb (1984) adalah upaya memperbaiki diri sekaligus berbagi manfaat dengan orang lain.
Ilmu yang dimiliki akan terus bertumbuh jika kita memiliki kemauan untuk mempelajari lebih mendalam dan membagikan secara tulus. Dengan semangat belajar yang terus berkobar, kita tidak hanya hidup lebih bermakna, tetapi juga turut berperan dalam membangun bangsa agar semakin maju dan beradab.
ADVERTISEMENT