Konten dari Pengguna

Peran Pendidik dalam Membantu Kesulitan Murid

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
27 Januari 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi guru yang berupaya menjawab kesulitan murid, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru yang berupaya menjawab kesulitan murid, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam perjalanan hidup, saya sebagai pendidik sering bertemu dengan individu-individu muda yang menghadapi kehancuran dalam berbagai bentuknya. Kejatuhan manusia tidak hanya terbatas pada dimensi fisik, tetapi sering kali melibatkan keterpurukan mental yang membawa dampak pada perasaan rendah diri, rasa malu, dan perasaan tidak berharga.
ADVERTISEMENT
Pada saat-saat tersebut, lingkungan sekitar seringkali terasa gelap dan tidak mendukung, menciptakan suasana di mana individu merasa seolah-olah mereka dikelilingi oleh musuh atau hakim yang menghakimi. Namun, penting untuk diingat bahwa keadaan terpuruk bukanlah akhir dari segalanya.
Dalam menghadapi kejatuhan, refleksi menjadi langkah kunci untuk bangkit kembali. Jatuh bangun adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi penting untuk meresapi makna di balik setiap kejadian. Pada titik ini, mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan, tetapi langkah bijak untuk mendapatkan dukungan.
Bantuan bisa datang dari berbagai sumber, mulai dari sahabat yang setia hingga ahli profesional seperti konsultan, pendidik, konselor, atau psikolog yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk membantu individu mengatasi tantangan mereka. Dengan berani mencari dukungan, seseorang dapat menemukan jalan keluar dan membangun kembali kehidupan mereka dengan lebih kuat dan penuh makna.
ADVERTISEMENT
Kisah kehancuran atau kejatuhan, mengingatkan saya pada cerita yang di paparkan oleh Mark Link, SJ dalam sebuah buku. Mark Link (1987), mengisahkan tentang biola berharga yang hancur. Pada tahun 1981, Peter Cropper, seorang pemain biola berkebangsaan Inggris, mendapat undangan istimewa untuk tampil dalam sebuah konser di Finlandia.
Untuk mendukung penampilan, Royal Academy of Music memberikan pinjaman biola Stradivarius yang telah berusia 285 tahun, sebuah kekayaan tak ternilai dari Antonio Stradivari, pembuat biola terkenal asal Italia. Instrumen langka ini terbuat dari 80 potong kayu khusus dan dilapisi dengan 30 lapis pernis khusus, menciptakan suara yang indah dan tak tergantikan.
Namun, ketika Peter Cropper tiba di Finlandia, mimpi buruk tak terduga terjadi. Saat naik ke panggung, Peter tersandung dan biolanya, Stradivarius yang langka, hancur menjadi beberapa bagian. Kejadian ini mengguncang Peter, yang kembali ke London dalam keadaan syok. Seorang ahli kerajinan bernama Charles Beare kemudian setuju untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang parah tersebut. Dengan upaya yang luar biasa, Beare bekerja berjam-jam untuk menyatukan kembali potongan-potongan biola itu.
ADVERTISEMENT
Setelah perbaikan selesai, saatnya pengujian tiba. Charles Beare menyerahkan kembali biola tersebut kepada Peter Cropper, yang dengan hati berdebar-debar mengambil busur dan memainkannya. Kehadiran penonton tercengang oleh suara yang muncul dari biola tersebut.
Lebih dari sekadar pulih, suara Stradivarius tampaknya melebihi harapan, menciptakan keindahan yang belum pernah terdengar sebelumnya. Kini, bukan hanya kerusakan yang diperbaiki, tapi biola itu telah muncul dengan kemegahan baru yang tak terduga.
Dari kisah biola yang hancur, yang sulit diperbaiki, tetapi di tangan orang yang ahli dapat membantu mengembalikan keadaan dengan kualitas yang tak kalah, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Kejadian tersebut mencerminkan bahwa dalam kehidupan, ketika menghadapi kesulitan dan kejatuhan, terdapat potensi untuk bangkit kembali dan berkembang dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan biola yang mengalami kerusakan, kehidupan seseorang pun bisa mengalami perubahan drastis, dan dengan bantuan yang tepat, individu tersebut dapat melewati masa sulit dan bahkan mencapai tingkat keunggulan yang lebih tinggi. Dalam perjalanan hidup, banyak orang menemukan kebangkitan mereka melalui berbagai cara, seperti pertobatan, konsultasi, atau momen perbaikan diri yang mendorong pertumbuhan kepribadian yang positif.
Dalam konteks pendidikan, peran pendidik menjadi sangat penting, di mana mereka yang berkompeten dan berpengalaman dapat menjadi mentor para murid yang sedang mengalami kesulitan. Sebagaimana ahli memperbaiki biola, pendidik yang cakap mampu membimbing dan membantu para murid mengembangkan kepribadian mereka, membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh potensi. Dengan demikian, peran orang-orang terampil dan bijaksana sangat menentukan dalam membentuk keberhasilan dan pertumbuhan individu dalam setiap tahap kehidupan.
ADVERTISEMENT