Konten dari Pengguna

Urgensi Blueprint Pendidikan Nasional

Odemus Bei Witono
Direktur Perkumpulan Strada, Pengamat Pendidikan, Kandidat Doktor Filsafat di STF Driyarkara, Jakarta, dan Penggemar Sepak Bola.
30 Oktober 2024 8:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Odemus Bei Witono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan murid menjadi bagian integral blueprint pendidikan nasional, sumber: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan murid menjadi bagian integral blueprint pendidikan nasional, sumber: Pexels.
ADVERTISEMENT
Pendidikan nasional suatu negara membutuhkan perencanaan matang dan terarah agar dapat menghadapi berbagai tantangan global serta memenuhi kebutuhan masyarakat yang kerap berubah. Istilah "Kotak Kosong Pendidikan" sering kali menggambarkan kekosongan panduan strategis menyeluruh semacam blueprint atau cetak biru dalam pendidikan nasional, yang jika dibiarkan dapat berdampak pada arah pendidikan yang tidak konsisten dan cenderung reaktif terhadap isu-isu terkini tanpa visi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Kehadiran blueprint atau peta strategis pendidikan sangat penting agar dapat memastikan bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai secara sistematis, dari kurikulum hingga pengembangan pendidik/guru, infrastruktur, serta pemerataan akses pendidikan berkualitas. Blueprint yang baik memungkinkan pemerintah merencanakan sumber daya dengan efisien dan memaksimalkan hasil, membangun sistem pendidikan yang tidak hanya adaptif tetapi juga proaktif dalam membentuk generasi mendatang yang kompeten, berdaya saing, dan memiliki moral berkualitas unggul.
Tanpa kerangka jelas, pendidikan nasional berisiko mengalami ketidakstabilan arah dan kehilangan relevansi, sementara tantangan di masa depan semakin kompleks, memerlukan fondasi kokoh agar sistem pendidikan dapat berkembang sesuai tuntutan zaman dan mampu menghasilkan generasi unggul di tingkat nasional maupun global.
Pendidikan nasional dalam praksis berbagai negara di dunia membutuhkan blueprint pendidikan yang menjadi bagian integral dari perencanaan jangka panjang. Kurikulum memang bisa berganti seiring perkembangan zaman, tetapi cetak biru ini seharusnya menjadi panduan tetap yang menyokong visi jangka panjang pendidikan. Tanpa blueprint kuat, sistem pendidikan mudah kehilangan arah, tergantung pada tren atau kebijakan yang seringkali berumur pendek.
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa pakar pendidikan, blueprint pendidikan merupakan perencanaan strategis yang mencakup visi, tujuan, dan prinsip dasar yang dipegang teguh oleh setiap generasi pendidik dan pengambil kebijakan. Profesor Michael Fullan, misalnya, menekankan pentingnya stabilitas fondasi pendidikan adaptif, yang memungkinkan kurikulum berubah tanpa kehilangan arah atau nilai dasar pendidikan.
Michael Fullan dalam "Leading in a Culture of Change" (2001) dan "The New Meaning of Educational Change" (2015) membahas pentingnya kepemimpinan dan arah yang konsisten dalam perubahan pendidikan. Fullan mengemukakan bahwa perubahan kurikulum perlu didukung oleh visi yang stabil agar dampaknya berkelanjutan.
Negara-negara maju dengan mutu pendidikan tinggi, seperti Jepang dan Amerika Serikat, memiliki blueprint pendidikan nasional yang mengatur arah jangka panjang pendidikan mereka—fokus pada literasi, penguasaan teknologi, serta keterampilan berpikir kritis dan inovasi. Jepang dan Amerika Serikat dikenal memiliki kebijakan pendidikan berjangka panjang yang meliputi pendekatan pendidikan ala STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), literasi, dan keterampilan hidup.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, di Jepang ada rencana pendidikan nasional terintegrasi. Rencana pendidikan nasional mereka diatur oleh Basic Act on Education, yang pertama kali diimplementasikan pada tahun 1947, pasca perang dunia II, tahun 1945. Undang-undang ini disusun dalam rangka memberikan kerangka dasar bagi seluruh aspek pendidikan di Jepang, termasuk tujuan, prinsip, dan tanggung jawab pendidikan dalam masyarakat.
Dalam perkembangan, undang-undang ini mengalami beberapa kali pembaruan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi yang terjadi seiring waktu. Meski ada penyesuaian, prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam undang-undang tersebut tetap terjaga, yaitu menyediakan pendidikan berkualitas dan terbuka bagi semua warga negara Jepang, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa, serta mempersiapkan mereka agar dapat berkontribusi dalam masyarakat yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek penting yang terus dijaga dalam Basic Act on Education, yakni komitmen mendukung pendidikan universal dan pembentukan karakter ideal. Jepang mengutamakan pengembangan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki moral dan etika baik, sesuai dengan nilai-nilai budaya Jepang.
Dengan demikian, sistem pendidikan di Jepang tidak hanya fokus pada pencapaian intelektual, tetapi juga pada pembangunan karakter yang mencerminkan sikap tanggung jawab, kerja keras, dan kesadaran sosial. Hal tersebut menunjukkan bagaimana pendidikan di Jepang diorientasikan agar menghasilkan warga negara yang siap menghadapi tantangan global namun tetap memiliki jati diri yang kuat.
Saatnya Indonesia membuat blueprint pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kondisi saat ini, tetapi juga mampu memanfaatkan "harta karun" historis pendidikan nasional. Indonesia memiliki warisan berharga dalam berbagai literatur pendidikan, mulai dari nilai-nilai luhur lokal hingga pemikiran modern. Tanpa blueprint ini, sistem pendidikan kita seperti kotak kosong—struktur besar yang menanti diisi, namun tanpa kejelasan bobot isinya. Mari jadikan blueprint pendidikan nasional sebagai langkah fundamental dalam menghasilkan karya pendidikan berkelanjutan dan berakar pada identitas bangsa.
ADVERTISEMENT