Konten dari Pengguna

Pentingnya Akidah Sebagai Landasan Moral Di Era Globalisasi

Bela Wathona
Mahasiswa di Universira Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam
17 Oktober 2024 7:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bela Wathona tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ucapan Terimakasih (Sumber : https://pixabay.com/id/photos/terima-kasih-kartu-pesan-catatan-515514/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ucapan Terimakasih (Sumber : https://pixabay.com/id/photos/terima-kasih-kartu-pesan-catatan-515514/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era globalisasi, kita sering menyadari pentingnya akidah sebagai landasan moral yang tidak hanya membentuk perilaku individu tetapi juga memberikan arah dan makna bagi kehidupan bermasyarakat yang beragam. Akidah sebagai keyakinan dan landasan spiritual berperan penting dalam membentuk moralitas seseorang. Dalam konteks pendidikan, keimanan tidak hanya berfungsi sebagai transmisi nilai-nilai agama, namun juga sebagai motor penggerak pengembangan karakter yang baik. Pendidikan keyakinan moral membantu individu memahami prinsip-prinsip moral yang kuat seperti kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi.
ADVERTISEMENT
Di era globalisasi, moral generasi muda mengalami kemerosotan yang signifikan. Banyak remaja yang terlihat kurang memperhatikan tata krama dan tata krama ketika berinteraksi dengan orang lain, terutama orang yang lebih tua. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia yang telah lama menekankan pentingnya menjunjung tinggi sopan santun dan etika, terutama dalam berhubungan dengan orang lanjut usia. Pengaruh budaya Barat juga turut berkontribusi terhadap kemerosotan tersebut, nilai-nilai budaya asing kerap berbenturan dengan nilai-nilai lokal seperti kesopanan. Pola kesantunan dan tata krama pergaulan yang khas masyarakat Indonesia mulai hilang dan tergantikan oleh bentuk-bentuk kesantunan dan tata krama pergaulan yang lebih informal dan kurang formal yang terinspirasi oleh budaya Barat.
ADVERTISEMENT
Perubahan pola perilaku masyarakat lokal, khususnya di kalangan generasi muda, yang menjadi permasalahan besar. Salah satu contoh paling nyata adalah berkurangnya rasa ber terimakasih. Namun ber terimakasih merupakan perilaku yang sangat dianjurkan dalam Islam. Tindakan ini berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan At Tirmidzi. “Orang yang tidak bersyukur kepada orang lain berarti tidak bersyukur kepada Allah”. Hadits ini menekankan pentingnya mengucapkan ``terima kasih'' sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT berfirman.
Dalam hal ini, pendidikan akidah menjadi semakin penting karena iman memberikan setiap individu bimbingan moral yang jelas untuk menavigasi kompleksitas sosial dan budaya. Landasan moral yang kuat memungkinkan generasi muda menolak pengaruh negatif dan lebih memahami apa itu perilaku yang baik dan buruk. Karakter tidak hanya dibentuk dari ilmu akademis saja, tetapi juga dari nilai-nilai moral yang ditanamkan sejak dini, seperti kejujuran, sopan santun, tanggung jawab, kerjasama, toleransi, dan perhatian terhadap orang lain, sehingga penting untuk dibangun kepribadian yang mampu. Selain itu, pendidikan keyakinan moral juga berperan dalam membangun hubungan sosial yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Dengan menanamkan moral yang baik, individu diajarkan untuk menghormati hak orang lain, menunjukkan empati, dan berkontribusi positif kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat karakter berkelanjutan di era globalisasi, apalagi di era yang penuh tantangan dan godaan ini, dengan berlandaskan pada nilai-nilai Aqidah Islam yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Adapun nilai-nilai fudmental yang Harus Diajarkan di Era Globalisasi :
ADVERTISEMENT
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa di era globalisasi yang penuh tantangan dan godaan ini, keimanan memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian yang berkelanjutan. Pendidikan moral tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, tetapi juga menjadi motor penggerak pembentukan karakter yang baik. Dengan memperkuat akidah, individu mampu menolak pengaruh-pengaruh negatif, memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai mana perilaku yang baik dan buruk, serta mampu hidup bermasyarakat dengan akhlak yang kuat dan harmonis.
Refrensi:
Halik, Abdul. “PERAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBENTUKAN AKHLAKUL KARIMAH,” 2018.
Mahmudah, Umi, Sefti Chirnawati, Zaenal Mustakim, Maulina Rezka Hayyu Salsabila, dan Nur Zakiyah. “THE CONTRIBUTION OF MORAL THEOLOGY (AKIDAH AKHLAK) EDUCATION IN ASCERTAINING STUDENT’S PERSONALITY.” JURNAL PAI: Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam 1, no. 1 (16 Januari 2022): 1–1 https://doi.org/10.33507/.v1i2.298.
ADVERTISEMENT
Munawir, Melinda Putri, Ulfa Shafira Putri Diasti “URGENSI PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK DI ERA GLOBALISASI” Volume 8 Nomor 2 Tahun 2024 Halaman 1402 -1410 Research & LearninginElementary Education.
Penulis:
Belawathona, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam UIN MALANG.