Konten dari Pengguna

Mitos, Budaya, dan Sains: Mencari Keseimbangan Antara Tradisi dan Rasionalitas

BELLA AGUSTINA
Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
11 April 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari BELLA AGUSTINA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/after-the-show-gm2180703989-599789547?searchscope=image%2Cfilm
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/after-the-show-gm2180703989-599789547?searchscope=image%2Cfilm
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada mitos yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mitos mungkin terdengar tidak masuk akal bagi sebagian orang, tetapi bagi orang lain, mereka adalah bagian penting dari tradisi dan identitas budaya. Misalnya, legenda tentang gerhana bulan yang dianggap sebagai sinyal yang tidak baik atau kepercayaan bahwa mencuci rambut saat hujan deras dapat menyebabkan sakit kepala. Namun, untuk membangun masyarakat yang lebih rasional sekaligus tetap menghargai tradisi, penting untuk memisahkan kepercayaan budaya dari fakta ilmiah.
ADVERTISEMENT
Secara umum mitos sering dihubungkan dengan sesuatu yang kuno, tidak masuk akal, tetapi masih banyak dipercaya masyarakat. Fungsi mitos setara dengan fungsi simbol, ritus, atau ucapan, yang menunjukkan kesadaran akan situasi tertentu di dalam kosmos dan mengakibatkan sikap metafisis tertentu (Eliade, 2002: 3). Apabila dilihat pada peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, mitos nampaknya masih banyak dipercaya orang. Bahkan kemampuan-kemampuan tertentu atau kejadian-kejadian tertentu dimitoskan dan dipercaya sehingga ketika terdapat oknum memperdayainya, penipuan-penipuanlah yang terjadi. Berbeda dengan jaman dulu, mitos dianggap sebagai sesuatu yang sakral dan menjadi petunjuk laku bagi masyarakat tanpa adanya oknum-oknum yang berusaha memanipulasinya untuk kepentingan pribadi. Mitos lebih menjadi milik masyarakat yang juga berfungsi untuk mengatur masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mitos adalah bentuk penjelasan yang digunakan oleh masyarakat di masa lalu untuk memahami fenomena yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah. Di tengah keterbatasan pengetahuan, mitos dianggap sebagai kebenaran yang memberi arti terhadap peristiwa alam dan sosial. Namun, dengan kemajuan sains dan filsafat, pendekatan rasional mulai menggantikan sistem kepercayaan mitologis. Logika juga dapat digunakan untuk mempertimbangkan larangan duduk di depan pintu yang dikatakan dapat membawa nasib buruk. Bukan hal yang mengerikan untuk duduk di depan pintu; itu hanya akan mengganggu jalan keluar rumah. Larangan ini lebih berkaitan dengan kebiasaan sosial atau etika daripada pertanda buruk. Mitos dapat menyebar tanpa alasan yang jelas dan menimbulkan kepercayaan yang salah, seperti halnya teori konspirasi. Kita harus mempertanyakan apa yang tampak sebagai "kebenaran" dan mencari penjelasan yang lebih rasional, seperti yang dikatakan oleh ahli filsafat Immanuel Kant: "Logika adalah seni menggunakan hak-hak umum untuk mencapai kesimpulan yang pasti." Ini adalah kemajuan besar ke arah pemikiran yang lebih terbuka sambil mempertahankan prinsip-prinsip budaya yang telah membentuk karakter kita.
ADVERTISEMENT
Saat ini banyak beredar mitos yang beredar di masyarakat mengenai kebersihan diri saat menstruasi. Beberapa hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat keterkaitan antara pengetahuan, sikap dan budaya mengenai larangan keramas saat menstruasi (Sabaruddin dkk., 2021). Budaya masyarakat merupakan keyakinan terhadap suatu hal tertentu sangat dipengaruhi oleh adat istiadat masyarakat tertentu yang bersifat unik dan khas. Mitos yang marak hingga saat ini mengenai menstruasi adalah mitos untuk tidak berkeramas saat sedang menstruasi. Padahal, keramas merupakan salah satu bagian dari personal hygiene saat menstruasi sehingga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Meskipun sudah banyak fakta mengenai mitos larangan keramas saat menstruasi namun banyak orang yang masih percaya, terutama golongan orang tua yang percaya pada mitos yang sudah ada sejak lama. (Alfinda dkk., 2022). Dampak yang dapat ditimbulkan akibat mitos tersebut yaitu dapat membatasi tingkah laku dan hal apa saja yang akan dilakukan oleh seseorang yang sedang menstruasi (Alfinda dkk., 2022). Maka dari itu perlunya kesadaran diri seseorang supaya selektif pada saat menerima mitos dan larangan menstruasi untuk menjaga personal hygiene seseorang.
ADVERTISEMENT
Penting untuk diingat bahwa tradisi dan ilmu pengetahuan tidak selalu bertentangan. Dalam banyak kasus, keduanya dapat berjalan beriringan dan saling melengkapi. Tradisi sering mengandung kebijaksanaan lokal yang kaya dan telah bertahan selama bertahun-tahun. Meskipun demikian, ilmu pengetahuan saat ini digunakan untuk mengkaji, mengevaluasi, dan memvalidasi praktik atau kepercayaan tradisional yang bermanfaat. Misalnya, penelitian kontemporer mulai menemukan manfaat kesehatan dari obat-obatan tradisional yang sebelumnya dianggap sebagai "ramuan nenek moyang". Seperti yang ditunjukkan oleh studi ini, beberapa tanaman memiliki kandungan aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan. Salah satu contohnya adalah kunyit, yang mengandung banyak kurkumin, yang telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi. Ini menunjukkan bahwa tradisi memiliki nilai yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan memungkinkan pengembangan obat. Ilmu pengetahuan dapat memberikan perspektif rasional terhadap kepercayaan yang sebelumnya hanya berbasis asumsi. Di sisi lain, tradisi dapat menjadi pintu gerbang bagi penemuan ilmiah baru. Di era informasi, masyarakat harus diberdayakan untuk menjadi lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima. Untuk membantu generasi mendatang memahami perbedaan antara fakta, kepercayaan budaya, dan mitos, edukasi berbasis sains harus dimulai sejak dini di keluarga dan sekolah. Di sisi lain, menjaga dan menghormati warisan budaya sangat penting karena tradisi merupakan bagian dari identitas masyarakat. Di tengah keberagaman, tradisi, baik mitos maupun ritual, sering kali menjadi sumber kebanggaan dan persatuan.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa dalam era modern, mitos tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, baik sebagai elemen budaya maupun sebagai sumber kepercayaan. Meskipun mitos sering kali dianggap tidak masuk akal, mereka memiliki nilai historis dan sosial yang penting. Namun, dengan kemajuan ilmu pengetahuan, pendekatan rasional telah memungkinkan kita untuk memisahkan fakta dari kepercayaan tradisional yang tidak berdasar. Tradisi dan ilmu pengetahuan tidak harus bertentangan; sebaliknya, keduanya dapat saling melengkapi ketika digunakan dengan bijaksana. Edukasi berbasis sains diperlukan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan berpikir kritis tanpa harus mengabaikan nilai-nilai budaya. Dengan harmoni antara kepercayaan budaya dan pengetahuan ilmiah, kita dapat membangun masyarakat yang tidak hanya maju secara intelektual tetapi juga kaya akan warisan budaya, menciptakan keseimbangan yang menghormati masa lalu sambil bergerak maju menuju masa depan.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Sartini. (2014). Mitos: Eksplorasi definisi dan fungsinya dalam kebudayaan. Wacana, 16(2), 193-208.
Rizqiana, S. (2024, October 27). Mitos dalam budaya: Antara keyakinan dan fakta ilmiah. Kumparan. Diakses pada 10 April 2025, diambil dari https://kumparan.com/septi-rizqiana-1719141925842223292/mitos-dalam-budaya-antara-keyakinan-dan-fakta-ilmiah-23n36lxyhBY
Rahmawati, W. C., Fadilla, A. R., Amanda, D., Azizah, E. L. A. L., Nugroho, M. I., Febiana, V. R. F. R., & Pasambe, Y. (2024). LITERATURE REVIEW: MITOS LARANGAN KERAMAS TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI KESEHATAN. In Prosiding Seminar Kesehatan Nasional Sexophone.