Konten dari Pengguna

BBK 5 UNAIR Ajak Warga Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Dapur

Bela Sonia
Saat ini saya adalah mahasiswa aktif program studi S1 Teknologi Sains Data di Universitas Airlangga
29 Januari 2025 20:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bela Sonia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyampaian materi sekaligus praktik pembuatan kompos bersama warga
zoom-in-whitePerbesar
Penyampaian materi sekaligus praktik pembuatan kompos bersama warga
ADVERTISEMENT
Lamongan, 18 Januari 2025 - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah organik, BBK 5 Universitas Airlangga melaksanakan program kerja bernama KomposIN di Desa Lawak Kabupaten Lamongan. “Program ini tidak hanya berfokus pada sosialisasi pentingnya pengelolaan limbah, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada masyarakat dalam mempraktikkan proses pembuatan pupuk kompos” ucap Ilham Abdurrahman Hasan, mahasiswa Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin yang menjadi salah satu koordinator program KomposIN. Selain itu, tim BBK 5 juga membawa contoh pupuk kompos yang sudah jadi untuk ditunjukkan kepada warga sebagai bukti nyata hasil pengolahan limbah organik.
ADVERTISEMENT
Program KomposIN dilaksanakan pada Sabtu, 18 Januari 2025 dengan melibatkan langsung 20 warga Desa Lawak. Kegiatan ini diawali dengan sesi sosialisasi yang dipimpin oleh koordinator program Muhammad As’ad Khoiruddin dan Ilham Abdurrahman Hasan. Dalam sesi ini, warga diajak untuk memahami masalah lingkungan akibat limbah organik yang tidak terkelola dengan baik serta manfaat besar yang dapat diperoleh dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos.
Setelah sesi sosialisasi, acara dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan pupuk kompos. Peserta dibimbing untuk mengenal setiap tahap dalam proses pengolahan mulai dari pemilahan bahan limbah organik, pencampuran dengan bahan pendukung berupa lapisan tanah, hingga teknik fermentasi yang benar. Warga dengan antusias mengikuti setiap tahapan praktik, bahkan beberapa dari mereka mengajukan pertanyaan terkait kemungkinan pengembangan skala produksi pupuk kompos di lingkungan mereka.
ADVERTISEMENT
“Mengenai pupuk organik ini bermanfaat sekali ya bagi desa kami yang mayoritasnya adalah petani. Jadi sangat membantu untuk perekonomian desa kami” ucap Bapak Rosyid, seorang warga yang menjadi salah satu peserta KomposIN. “Dan dari pupuk organik ini dapat membantu mengurangi sampah yang ada di sekitar desa kami” ujar Ferdi, seorang peserta KomposIN yang lain, menambahkan.
Sebagai bagian dari kegiatan, tim BBK 5 UNAIR juga membawa contoh pupuk kompos yang telah dibuat sebelumnya dan sudah jadi. Contoh ini ditunjukkan kepada masyarakat untuk memberikan gambaran nyata mengenai hasil akhir dari proses yang dipraktikkan. Dengan adanya bukti konkret tersebut, warga semakin percaya bahwa limbah organik yang selama ini dianggap tidak berguna sebenarnya dapat diubah menjadi produk yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama dari program KomposIN adalah meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga. Limbah organik seperti sisa makanan, daun kering, atau kulit buah, seringkali hanya dibuang tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Melalui program ini, warga Desa Lawak diberikan pemahaman bahwa limbah organik dapat menjadi sumber daya yang bernilai ekonomis dan ramah lingkungan.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan memberikan keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mampu mengolah limbah organik menjadi pupuk kompos, masyarakat tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan tetapi juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Jika dilakukan secara konsisten, aktivitas ini dapat memberikan manfaat ekonomi tambahan bagi warga, baik untuk kebutuhan pribadi maupun peluang usaha.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan program KomposIN terlihat dari antusiasme dan partisipasi aktif warga Desa Lawak. Peserta merasa bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan mereka. Beberapa warga bahkan menyatakan minat untuk memulai pengelolaan limbah organik secara mandiri di rumah mereka.
Dengan contoh pupuk kompos yang telah jadi, warga dapat melihat langsung kualitas produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah. Demonstrasi ini diharapkan dapat memotivasi mereka untuk melanjutkan praktik ini secara berkelanjutan. Tim BBK 5 UNAIR berharap bahwa Desa Lawak dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah organik dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Melalui program KomposIN, BBK 5 Universitas Airlangga telah menunjukkan bahwa pendekatan inovatif dan praktis dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Program ini bukan hanya tentang pengelolaan limbah organik, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Dengan kerja sama yang erat antara mahasiswa dan masyarakat, langkah kecil ini diharapkan dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang. Desa Lawak dapat menjadi contoh nyata bahwa pengelolaan limbah yang efektif dapat menciptakan manfaat lingkungan, ekonomi, dan sosial secara bersamaan.