Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Penyakit Diabetes Tak Kenal Usia
18 Desember 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Belqis Ayu Morani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa waktu terakhir, penyakit diabetes yang biasanya dianggap sebagai penyakit orang tua, kini juga banyak menyerang anak-anak dan remaja. Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi.
Penyakit ini dapat menyerang kalangan anak muda, terutama karena kurangnya perhatian terhadap pola hidup sehat. Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko diabetes di kalangan remaja antara lain pola makan yang tidak teratur dan konsumsi gula berlebihan. Banyak anak muda cenderung mengonsumsi minuman manis, seperti kopi susu dengan gula aren, setiap hari.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan asupan gula maksimal 50 gram (sekitar 4 sendok makan) per hari. Selain itu, anak muda sering mengonsumsi junk food yang kurang bergizi. Seharusnya, mereka mengadopsi pola makan 4 Sehat 5 Sempurna yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk bergizi, sayuran, buah-buahan, dan susu sebagai sumber kalsium.
Untuk menjaga kesehatan dan mencegah diabetes, penting untuk mengimbangi pola makan sehat dengan olahraga teratur. Olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan daya tahan tubuh. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, kita dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel insulin, sehingga tubuh memerlukan lebih sedikit insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Menurut studi yang dilansir oleh Healthline, olahraga dengan intensitas sedang dapat meningkatkan sensitivitas insulin sebesar 51%, sedangkan olahraga dengan intensitas tinggi meningkatkannya hingga 85%. Berbagai jenis aktivitas fisik, seperti aerobik, jogging, dan yoga, terbukti efektif dalam menurunkan risiko diabetes.
Disarankan untuk berolahraga aerobik minimal 30 menit setiap hari. Agar tidak terasa membosankan, aktivitas bisa dibagi menjadi beberapa sesi singkat. Pilihlah olahraga yang disukai, seperti tenis, zumba, atau jalan santai, agar lebih menyenangkan. Mengajak teman yang memiliki tujuan yang sama juga bisa membuat aktivitas lebih menarik.
Selain itu, latihan kekuatan juga penting untuk membangun otot dan menjaga tulang tetap kuat. Latihan fleksibilitas, seperti peregangan, membantu meningkatkan fungsi otot dan sendi serta mengurangi risiko cedera.
Namun, banyak anak muda kini lebih memilih menggunakan transportasi online, yang membuat mereka semakin malas beraktivitas fisik. Selain itu, kebiasaan begadang untuk bermain game atau menonton film dapat mengganggu ritme biologis tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan.
Tidur yang teratur dan cukup—sekitar 7-8 jam—dapat meningkatkan kesehatan dan energi. Namun, banyak orang yang merasa lelah setelah bangun tidur, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan fisik, masalah kesehatan, atau kurangnya aktivitas positif.
Selain itu, banyak anak muda yang merasa cemas dan terjebak dalam pikiran berlebihan, yang bisa mengganggu kesehatan mental. Kekurangan cairan juga berkontribusi terhadap rasa lelah. Setiap orang sebaiknya mengonsumsi air putih sebanyak 1,5-2 liter setiap hari, tergantung kebutuhan.
Penting bagi generasi muda untuk menyadari risiko diabetes dan mulai menerapkan gaya hidup sehat demi kesehatan jangka panjang.
ADVERTISEMENT