Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Upaya Kolaboratif Pembentukan Karakter, Asistensi Mengajar di SMANas?
3 Juni 2024 8:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari BELQIS FADHILA CAHYONO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era pendidikan yang terus berkembang, tentunya akan semakin penting upaya dalam memperkuat karakter peserta didik. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui kerjasama antara Asistensi Mengajar (AM) Universitas Malang (UM) dengan Sekolah Menengah Atas Nasional Malang (SMANAS). Kolaborasi ini tidak hanya menjadi sebuah bentuk sinergi, tetapi juga sebuah langkah nyata untuk menciptakan generasi muda yang unggul dan berkarakter.
Acara Kartini Fest ini menjadi program kerja mahasiswa asisten mengajar (AM) kampus merdeka Universitas Negeri Malang. Kartini Fest ini diadakan pada bulan ke empat yaitu April yang bertepatan pada hari kartini, AM UM mengadakan acara yang bertajuk “Kartini Fest 2024”. Kegiatan ini mengusung tema “Be Great, Be The Best, Though the Kartini Fest” yang bertujuan untuk mendorong pembentukan karakter serta rasa nasionalisme siswa sebagai bagian esensial dari pendidikan mereka. Di ajang Kartini Fest 2024 ini ada dua lomba yang dikompetisikan yaitu Lomba Cerdas Cermat (LCC) dan peragaan busana. Peserta lomba tersebut dari kelas sepuluh dan kelas sebelas SMA Nasional Malang, karena kelas dua belas difokuskan untuk mengikuti kelas try out.
ADVERTISEMENT
Dalam LCC ada tiga babak dengan konsep yang berbeda-beda , yaitu pada babak penyisihan menggunakan konsep Family 100, babak semifinal dengan konsep peserta dengan jawaban tercepat, dan pada babak final menggunakan konsep bentuk orasi seperti capres-cawapres. Selanjutnya, pada babak penyisihan dan babak semifinal LCC adalah pengetahuan umum sesuai program studi mahasiswa AM UM yaitu ekonomi, geografi, dan biologi selain itu juga pengetahuan tentang pahlawan, serta pada babak final mengangkat topik pendidikan karakter di tengah era digital gen-Z. Disitulah salah satu upaya kita untuk menciptakan siswa yang cerdas secara akademis berpengetahuan luas.
Tak sampai disitu saja, peragaan busana digelar dengan tema pahlawan dan tokoh nasional. Para peserta lomba memakai pakaian daerah dan berperan seperti karakter tokoh nasional sesuai dengan undian yang telah didapatkan masing-masing peserta saat technical meeting, ada yang memperagakan sebagai Imam Bonjol dan Cut Meutia, Jendral Sudirman dan Dewi Sartika, Bung Tomo dan R.A Kartini, Pattimura dan Martha Christina Tiahahu serta masih banyak lagi. Selain memperagakan dan berperan seperti karakter pahlawan dan tokoh nasional, ada juga sesi unjuk bakat para peserta peragaan busana sesuai dengan bakat dan minat masing-masing peserta. Sehingga disini mereka tidak hanya dilihat dari penampilannya ketika berperan menjadi pahlawan, namun bakat yang mereka tampilkan juga dinilai oleh juri.
Melalui “Kartini Fest 2024” kami melangkah maju untuk menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Sehingga “Kartini Fest 2024” mendapatkan apresiasi yang tinggi dari kepala sekolah serta guru dan staff lainnya. Sukses menanamkan nilai-nilai karakter kepada para siswa. Terutama saat final orasi LCC begitu banyak informasi yang mereka dapat. Data-data riil dari penelitian jurnal yang dibahas menjadikan siswa juga mengutarakan pendapat mereka, menjadikan siswa memiliki wawasan yang luas terkait kondisi riil di Indonesia, serta mengajak para siswa memikirkan bagaimana solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Adanya lomba peragaan busana, menjadikan para siswa semakin percaya diri menunjukan bakatnya serta meningkatkan wawasan akan para pahlawan dan tokoh nasional.
ADVERTISEMENT