Pahlawan di Era Milenial

Benny Iswardi
ASN, Analis Kebijakan Madya
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2021 21:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Benny Iswardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: setneg.go.id
zoom-in-whitePerbesar
sumber: setneg.go.id
ADVERTISEMENT
Tulisan ini bermula dari lontaran ide di komunitas ASNation Menulis untuk membuat artikel di media menyambut HUT ke-76 RI. Suzan Lesmana, salah satu anggota ASNation, menulis dalam salah satu media daring tentang lomba Agustusan secara virtual sebagai ganti lomba menyambut HUT RI di masa pandemi. Menarik usulannya, meski tetap ada keriangan dan keriuhan yang hilang. Kemeriahan lomba yang tidak bisa diganti lewat zoom, misalnya lomba pukul bantal di tengah kali dan lomba meniti batang pinang, yang selalu dinantikan warga sekitar Kalimalang. Lomba yang tidak kalah menarik adalah panjat pinang yang memberikan hadiah yang menggiurkan peserta. Penonton disuguhkan tontonan lomba yang lucu ketika peserta berusaha memanjat batang pohon pinang yang telah dilumuri pelumas
ADVERTISEMENT
Terlintas di pikiran saya untuk menulis denan tema "Siapa yang disebut pahlawan di era milenial ini?"
Kata pahlawan berasal dari Yunani yang berasal dari heros yang berarti pelindung atau pembela. Definisi pahlawan dalam KBBI mirip dengan arti heros. Pahlawan menurut KBBI adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Hari Pahlawan 10 November didasarkan pada peristiwa pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. Pemuda Surabaya dengan gagah berani melawan tentara sekutu yang hendak merebut kembali kemerdekaan RI.
Dalam era milenial, sebagian besar negara tidak mengalami peperangan lagi. Definisi pahlawan yang merujuk seseorang yang berjuang untuk mengusir penjajahan dari negaranya atau mempertahankan negaranya dari musuh yang menyerang, sudah tidak relevan lagi. Apakah kita tidak perlu lagi memberi gelar pahlawan pada seseorang di era milineal ini?
ADVERTISEMENT
Kinsella, Elaine L. (2020) dari University of Limerick, Irlandia mencoba menjawab pertanyaan itu dengan riset. Riset yang dilakukannya melibatkan responden dari 25 negara. Responden diminta menjawab pertanyaan tentang karakteristik orang yang dapat disebut pahlawan. Dari hasil risetnya, ia menemukan ada 26 karekteristik yang secara berulang diungkapkan responden dalam menggambarkan seorang pahlawan. Karakteristik yang paling banyak disampaikan adalah keberanian, integritas moral, keteguhan hati, keyakinan, kejujuran, keinginan untuk melindungi yang lain dan berani berkorban.
Berdasarkan hasil riset, Kinsella menyimpulkan bahwa seseorang dimungkinkan menjadi pahlawan dalam situasi perang (martial heroes), situasi darurat karena adanya kejadian kebencanaan (emergencies heroes) dan situasi perlunya pelayanan sosial yang dibutuhkan masyarakat (social heroes). Contoh social heroes, seseorang yang menjadi whistle blower atau memiliki kegiatan sosial seperti yang dilakukan Mahatma Ghandi.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Kinsella, Philip Zimbardo, psikolog sosial terkenal dari Stanford University mengatakan bahwa pahlawan adalah orang yang berjiwa patriotik, yaitu orang yang memiliki ciri-ciri: pertama, seseorang yang bertindak untuk membantu sesama; kedua, seseorang yang secara sukarela membela negara; ketiga seseorang melakukan tindakan, meskipun ia menyadari adanya risiko bahaya atau mengorbankan uang yang berpengaruh pada keselamatan jiwa dan reputasinya, tetapi ia tetap menerima pengorbanan yang sudah ia antisipasi.
Dalam situasi pandemi covid19, kita melihat dokter dan tenaga kesehatan berjibaku merawat pasien penderita covid. Kala meningkatnya angka statistik penderita covid yang meninggal belakangan ini, yang membuat sebagian takut, mereka tetap dengan setia merawat penderita covid. Seolah tidak ada rasa takut terpapar covid. Mereka rela meninggalkan keluarga dalam waktu lama. Mereka juga tetap bertugas saat rekan sejawat banyak terpapar covid dan tidak sedikit pula yang meninggal.
ADVERTISEMENT
Pandemi juga telah meningkatkan solidaritas warga di berbagai daerah. Warga membagikan nasi bungkus untuk warga tak mampu dan warga yang kena PHK, memberikan donasi, membantu warga di sekitar lingkungan yang sedang melaksanakan isoman, menyumbang darah dan kegiatan lain yang diperlukan dalam penanganan covid.
Mereka yang terlibat pertempuran melawan covid layak mendapatkan gelar pahlawan.