Konten dari Pengguna

Tantangan Penerapan Aplikasi SAKTI dalam Pengelolaan Keuangan Satker Pemerintah

Saepulloh, SE
Pranata Keuangan APBN Mahir Pada Sekretariat BKPK Kemenkes
1 September 2022 12:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Saepulloh, SE tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
============================
Oleh: Saepulloh, SE
Pranata Keuangan APBN Mahir
Sekretariat Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
ADVERTISEMENT
============================
Tampilan Akses Masuk Aplikasi Sakti, Sumber : https://sakti.kemenkeu.go.id/
Seiring dengan Perkembangan Teknologi dan informasi Pemerintah berusaha mengikuti perkembangan yang ada terutama dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah Pusat berupaya menyederhanakan dan memodernisasi proses pengelolaan keuangan hingga penyusunan Laporan keuangan. Penyederhanaan bukan berarti mengurangi komponen maupun tidak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, namun lebih kepada memudahkan bagi para stakeholder dalam mengelola dan mempertanggungjawabkan APBN tiap instansi menjadi lebih ringkas, efektif, dan efisien. Pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang pesat diperlukan untuk memodernisasi dan mengintegrasikan proses bisnis serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan Negara.
Salah satu tools yang digunakan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) berbasis web. SAKTI telah diluncurkan awal tahun 2022 untuk digunakan seluruh Kementerian/ Lembaga dalam pengelolaan keuangan Negara. SAKTI menyederhanakan dan mengintegrasikan aplikasi yang sebelumnya digunakan terpisah-pisah oleh instansi, mulai dari penganggaran hingga penyusunan laporan keuangan.
ADVERTISEMENT
SAKTI full module terdiri dari Modul Administrator, Modul Penganggaran, Modul Komitmen, Modul Pembayaran, Modul Bendahara, Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, dan Modul Pelaporan. Modul-modul ini menggantikan aplikasi-aplikasi offline yang digunakan sebelum peluncuran SAKTI. Aplikasi-aplikasi tersebut yaitu aplikasi RKA-KL, aplikasi SAS, aplikasi SILABI, aplikasi Persediaan, aplikasi SIMAK-BMN, dan aplikasi SAIBA. Keenam aplikasi tersebut terpisah-pisah dan belum terkoneksi secara langsung, sehingga diperlukan pengiriman data antar aplikasi berupa ADK (Arsip Data Komputer).
SAKTI yang berbasis web dapat diakses darimana saja, kapan saja, dan dengan media apapun (laptop, PC, smartphone) asalkan terhubung dengan jaringan internet. Hal ini sangat mendukung konsep Work From Anywhere (WFA) yang saat ini sedang diwacanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan keefektivan kinerja ASN dan efisiensi birokrasi. Tingkat keamanan yang sangat baik juga terdapat pada SAKTI. operator aplikasi hanya dapat login dalam 1 sesi, yang mana username yang sama tidak dapat digunakan di waktu bersamaan oleh operator lain. Dengan penerapan single database pengguna tidak perlu khawatir adanya perbedaan data ataupun overlapping data. Selain itu pada transaksi-transaksi tertentu menggunakan validasi berlapis, yang mana membutuhkan persetujuan dan otorisasi dari pejabat yang berwenang dengan One Time Password (OTP) berupa kode yang dikirimkan lewat SMS ke nomor HP, sehingga setiap transaksi diketahui dan telah divalidasi oleh pejabat yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Penerapan kebijakan baru dalam pelaksanaan SAKTI tentunya terdapat tantangan atau kendala yang dihadapi. Aplikasi ini merupakan sesuatu hal yang benar-benar baru, dan terjadi pergeseran kebiasaan dalam bekerja. Adapun tantangan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana mutlak dibutuhkan dalam penggunaan SAKTI. Aplikasi SAKTI yang berbasis web membutuhkan koneksi internet yang baik untuk dapat mengaksesnya. Bagi satuan kerja yang berada di wilayah perkotaan yang telah terjangkau infrastruktur seluler/ internet yang memadai mungkin bukanlah suatu hal yang menghambat, namun bagi satuan kerja berada di wilayah kerja yang kurang terjangkau akan kesulitan mengakses SAKTI dan membutuhkan upaya yang lebih.
Di sisi lain kesiapan sarana dan prasarana Kementerian Keuangan selaku penyedia dan pengelola SAKTI juga sangat penting. SAKTI yang menggunakan konsep Cloud Based, menuntut kehandalan server dan database yang mumpuni agar modul dan menu apapun dalam aplikasi SAKTI mudah dibuka dan diakses, serta tidak terjadi loading yang lama. Sebelumnya penggunaan Aplikasi SAS, RKAKL, Simak-BMN dan lainnya yang berbasis offline hanya membebani perangkat yang digunakan oleh operator. Saat ini dengan penggunaan SAKTI full module yang menerapkan single database, peralihan beban itu harus diantisipasi oleh Kementerian Keuangan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Seringkali penggunaan SAKTI mengalami loading lama ketika akses menu suatu modul. Hal tersebut dimungkinkan karena jaringan internet di lingkungan satuan kerja yang kurang memadai maupun dikarenakan load yang besar saat mengakses dari para pengguna SAKTI yang memberatkan kerja server. Sehingga perlu adanya tindak lanjut berupa penonaktifan sementara menu tertentu untuk mengurangi load besar secara bersamaan.

2. Kemampuan Sumber Daya Manusia

Dalam Pengoperasian Aplikasi SAKTI Sumber Daya Manusia memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan negara. Peranan penting tersebut tercermin dari keterlibatan ASN dalam fungsi perencanaan anggaran, pertanggungjawaban, sampai dengan pelaporan keuangan. SDM satuan kerja harus mumpuni agar dapat memahami bisnis proses SAKTI dan beradaptasi dengan cepat dalam mengoperasikan SAKTI. Tantangan timbul dari komposisi pegawai yang tersedia maupun kinerja pegawai di masing-masing instansi. Komposisi berupa jumlah pegawai maupun tingkat pendidikan pegawai pada suatu instansi, sedangkan kinerja pegawai dilihat dari kemampuan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan dan mempelajari hal yang baru.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan komposisi maupun kompetensi pegawai dapat mengakibatkan ketidak seimbangan beban kerja tiap pegawai di instansinya. Sehingga salah satu yang terdampak adalah adaptasi pemahaman bisnis proses dan pengoperasian aplikasi SAKTI agak terhambat. Di sisi lain permasalahan diatas juga berpotensi menambah beban kerja bagi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku kuasa BUN di daerah yang harus selalu siap dan tanggap melayani keluhan dan pertanyaan dari satuan kerja terkait implementasi SAKTI.
Semoga dengan penerapan SAKTI berbasis online memudahkan satuan kerja dalam perencanaan anggaran sampai dengan pelaporan keuangan demi terwujudnya tata Kelola APBN yang tertib, akuntabel dan transparan. Juga mendukung reformasi birokrasi yang terus digalakkan untuk keefektifan dan efisiensi kinerja pemerintahan. Dibutuhkan pemahaman dan adaptasi cepat para pengguna dan penanganan yang tepat dalam pengelolaan SAKTI web. Akhir kata, tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis. Tulisan ini tidak mewakili instansi atau organisasi manapun.
ADVERTISEMENT