Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Batik Celup Wanita Tuna Susila Solo Mencapai Ibu Kota
8 Februari 2019 15:52 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Tim Bengawan News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Wanita Tuna Susila (WTS), mungkin sebagian orang jika mendengar kalimat itu akan menilai seseorang dengan hal-hal “negatif”. Dengan hal itu, Pemerintah Kota Surakarta merehabilitasi para WTS di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta. Di dalam Balai Rehabilitasi WTS diberikan beberapa bimbingan . bimbingan yang dibierikan salah satunya Keterampilan dari bimbingan tersebut diharapkan agar para WTS bisa menjadi wirausaha dan memiliki keahlian agar tidak terjerumus ke pekerjaan haram.
ADVERTISEMENT
Selama enam bulan warga binaan diberi bekal bimbingan. Bimbingan keterampilan yang diberikan oleh balai rehabilitasi seperti bimbingan mental, sosial dan keterampilan.
“Disini mereka kami bimbing, bimbingan yang kami berikan ada tiga bimbingan seperti bimbingan mental, sosial dan keterampilan. Seperti membuat Batik celup kita memberikan ketrampilan,” ujar Endang Dwi Adiyani selaku Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta.
Menurut Endang bimbingan mental sangat perlu dibutuhkan agar para WTS bisa lebih mendalami agama dan mendekatkan diri pada Tuhan. Dalam bimbingan mental Balai Rehabilitasi mengundang instansi luar seperti kementrian Agama, KUA, dan IAIN Surakarta.
Selain bimbingan mental, bimbingan keterampilan juga menjadi bekal yang diberikan oleh pihak Balai Rehabilitasi. Ada sekitar 135 Wanita Tuna Susila yang mendapat keterampilan. Keterampilan yang diberikan oleh Balai Rehabilitasi meliputi keterampilan tata rias, tata busana, batik celup, tata boga dan handy craf.
ADVERTISEMENT
Batik celup menjadi salah satu keterampilan yang sudah banyak menghasilan respon positif dari masyarakat. Produk batik celup dari WTS itu dijual di outlet yang disediakan Balai Rehabilitasi yang diberi nama Warung Sosial.
“Hasil dari ketermapilan batik celup itu nanti dijual di outlet di depan Balai Rehabilitasi. Outlet itu diberi nama warung sosial.” Jelas Endang.
Warung sosial yang didirikan oleh balai rehabilitasi tak hanya menjual batik celup namun juga menjual berbagai pernak-pernik seperti handy craf dan sepatu. Tak hanya dilingkup Balai Rehabiltasi, para WTS juga menjajal dunia luar seperti mengikuti pameran event.
Endang mengakui pada tahun 2013 dan 2014 hasil karya WTS bisa dipamerkan dalam event Indotera yang diadakan di Jakarta. Dengan mengkuti event-event ini endang berharap para WTS setelah keluar dari Balai Rehabilitasi bisa menjadi wirausaha berdasarkan keterampilan yang sudah dipelajari.
Didalam Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta para WTS kebanyakan dari mereka yang berhasil terciduk oleh Satpol PP Prov. Jawa Tengah, Polres Surakarta, Dinas Sosial dan juga dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga binaan Sumilih (35) berasal dari Banjanegara yang tertangkap Satpol PP sekitar beberapa bulan yang lalu mengaku tidak sulit untuk beradaptasi dengan warga binaan lainnya.
Menurut cerita sumilih, ia mengaku senang dan belum pernah mendapat pengalaman yang belum pernah ia punya. Namun, jauhnya Solo-Banjarnegara membuat ia rindu dengan buah hatinya yang berada di kampung halaman. Ibu tiga anak ini mengaku melakukan pekerjaan yang kemarin dilakukan karena himpitan ekonomi yang dialami oleh keluarganya. Namun ia merasa setelah di balai mendapat banyak hikmah dan menjadi lebih baik.
Untuk selanjutnya setelah keluar dari Balai Rehabilitasi, Sumilih lebih memilih untuk menjadi Pembantu Rumah Tangga di jakarta. “Setelah keluar nanti saya akan bekerja di jakarta ditempat kerja yang lama menjadi pembantu, saya nanti juga akan bawa anak saya yang paling besar ke Jakarta,” katanya. Tara Wahyu Nor Vitriani
ADVERTISEMENT