Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tengkleng Klewer Bu Edi, Makanan Legendaris ketika Berkunjung ke Solo
12 Februari 2019 15:12 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Tulisan dari Tim Bengawan News tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika kamu sedang berkunjung ke Solo kamu wajib mencoba dan mengunjungi makanan legendaris khas Solo ini yang bernama Tengkleng. Tengkleng merupakan makanan khas Solo yang dibuat seperti gulai tetapi tidak menggunakan santan dan berisi tulang kambing. Di Solo salah satu Tengkleng yang legendaris adalah Tengkleng Klewer Bu Edi, Tengkleng ini sudah ada di Solo sejak tahun 1971. Bu Edi sendiri merupakan nama dari pemilik tengkleng ini. Berawal dari sebelum tahun 1971 Bu Edi yang berjualan tengkleng keliling dari Pasar Kliwon yang kemudian akhirnya menetap di Pasar Klewer sejak tahun 1971 hingga sekarang. Awalnya Tengkleng Bu Edi berada di bawah Gapura Klewer tetapi semenjak adanya peraturan terhadap pedagang yang tidak boleh berjualan di bawah gapura Pasar Klewer akhirnya Tengkleng Bu Edi sekarang pindah di Pendopo Taman arkir Pasar Klewer. Sekarang Tengkleng Bu Edi ini diteruskan oleh anaknya yang pertama yang bernama Sulistri.
ADVERTISEMENT
Ciri khas Tengkleng Klewer Bu Edi disini adalah cara penyajiannya yang menggunakan "pincukan" atau menggunakan daun pisang dari awal berdiri sampai sekarang. Rasanya yang khas, bumbunya yang meresap sampai ke tulang serta dagingnya yang empuk membuat banyak pengunjung datang kemari. Dalam sehari saja, Tengkleng Bu Edi ini bisa menjual 100 porsian lebih tengkleng. Untuk menu khas yang ada di Tengkleng Bu Edi ini sendiri adalah lidah dan sum-sum. Untuk harga 1 porsi tengkleng Bu Edi disini dibanderol dengan harga Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu. Kalau yang harga Rp 30 ribu itu isiannya berupa satu tusuk kepala dengan tulang kambing yang di pincuk lengkap dengan nasi jadi satu. Kalau dengan nasi yang terpisah nambah Rp 5 ribu. Sedangkan kalau yang harga Rp 50 ribu itu isiannya lengkap mulai dari lidah, pipi, kaki, dan dengan tambahan otak.
ADVERTISEMENT
Olahan tengkleng tulang kambing disini sudah dimasak sejak pagi dini hari dan dibawa ke Pendopo Taman Parkir Pasar Klewer pada jam 12 siang. Biasanya setiap hari dapat membawa 5-6 panci tengkleng dengan isian tulang kambing mulai dari iga, kaki, mata, telinga, lidah, sate jeroan, sate daging, sate babat, sate lidah, sumsum, dan juga otak. Untuk memudahkan melayani pengunjungnya, anak dari Bu Edi yang bernama Sulistri ini dibantu oleh 6 orang karyawan yang beberapa karyawannya merupakan adik, dan juga masih saudaranya sendiri.
Tengkleng Bu Edi ini memiliki 2 cabang, cabang yang pertama ada di Pendopo Taman Parkir Pasar Klewer dan cabang kedua ada di daerah Kedung Lumbu, Pasar Kliwon. Dihari-hari biasa tengkleng Bu Edi dapat menghabiskan 40-50 ekor kambing. Sedangkan kalau hari libur hampir dapat menghabiskan 60 ekor kambing, belum termasuk juga pesanan-pesanan yang datang. Kalau ada pesanan yang datang bisa juga menghabiskan hampir 150 ekor kepala kambing sehari.
ADVERTISEMENT
Untuk pemesan tengkleng disini sudah sampai luar kota mulai dari Purwodadi, Semarang, Jakarta, Situbondo, Bandung, dan banyak kota-kota besar lainnya. Pesanan dari luar kota seperti Jakarta biasanya menggunakan tromos atau biasa disebut dengan tempat nasi agar lebih aman jika dibawa ke pesawat. Sedangkan kalau ada pesanan dalam kota menggunakan kwali. Mulai dari pejabat, instansi-instansi langganan memesan Tengkleng Bu Edi ini. Bahkan Presiden Jokowipun juga pernah memesan Tengkleng di Bu Edi ini tetapi dulu sewaktu perayaan menikah anaknya yang pertama. Tengkleng Klewer Bu Edi ini buka setiap hari dari jam 12 siang sampai habis kira-kira jam 3 sore maupun jam setengah 4 sore tergantung ramainya pengunjung.
Salah satu pelanggan tetap dari Tengkleng Bu Edi ini adalah Budi dari Jakarta, ia menuturkan bahwa sudah langganan makanan Tengkleng Bu Edi sejak tahun 2006. Setiap kali datang ke Solo selalu tertarik dengan cita rasa Tengkleng Bu Edi yang khas penyajiannya yang masih tetap sama dengan cara penyajian pincukan. Banyak juga pelanggan yang sampai kangen makan Tengkleng Bu Edi ini dari Palembang, Makasar untuk mencicipi cita rasa Tengklengnya Bu Edi. /Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT