2 Pangeran Pura Mangkunegaran Berpelukan di Acara Doa Bersama

Konten Media Partner
20 November 2021 8:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua pangeran dari Pura Mangkunegaran, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomtomo berpelukan saat menghadiri peringatan 100 hari wafatnya Mangkunegara IX. FOTO: Tara Wahyu
zoom-in-whitePerbesar
Dua pangeran dari Pura Mangkunegaran, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomtomo berpelukan saat menghadiri peringatan 100 hari wafatnya Mangkunegara IX. FOTO: Tara Wahyu
ADVERTISEMENT
SOLO-Para keluarga Pura Mangkunegaran, Kota Solo, menggelar kegiatan peringatan 100 hari meninggalnya Mangkunegara IX, Jum'at malam (19/11/2021). Kegiatan itu juga dihadiri oleh sejumlah tamu secara terbatas.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang digelar di pringgitan Dalem Ageng Pura Mangkunegaran itu diisi dengan kegiatan doa dan tahlil.
Empat anak Mangkunegara IX juga hadir dalam acara tersebut, termasuk dua pangeran Pura Mangkunegaran, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GPH Bhre Cakrahutomtomo.
Paundrakarna terlihat tiba di acara tersebut lebih awal dengan mengenakan pakaian batik warna hijau. Setibanya di tempat tersebut dia langsung menyapa para tamu.
Beberapa saat kemudian Bhre Cakrahutomtomo keluar dari Ndalem Agung. Dia sempat menyapa Paundrakarna dari kejauhan. Setelah itu dia berkeliling menyalami para tamu yang hadir.
Setelah itu, Bhre lantas berjalan ke tempat duduk Paundrakarna. Dua saudara berlainan ibu itu segera berpelukan. Setelah itu barulah Bhre berjalan ke tempat duduknya.
Kedua pangeran itu sama-sama duduk di barisan terdepan. Paundrakarna duduk di ujung paling selatan sedangkan Bhre duduk di ujung paling utara.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut berakhir setelah semua yang hadir dalam acara tersebut selesai membacakan doa dan tahlil. Tidak ada pembicaraan lain, termasuk mengenai pergantian kepemimpinan di Pura Mangkunegaran.
Wedono Satriyo Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso mengatakan bahwa keluarga memang masih menahan diri untuk tidak membicarakan masalah suksesi hingga di peringatan 100 hari wafatnya Mangkunegara IX.
"Setelah ini nanti baru kami bersedia bicara," katanya. Hal itu menurutnya sesuai dengan adat yang ada di Pura Mangkunegaran.
Namun dia juga belum bisa memastikan kapan keluarga akan mengumumkannya. "(Bentuknya) bukan deklarasi, namun (hanya) kerangka," kata dia.
(Tara Wahyu)