Konten Media Partner

Adik Tingkat Sebut Saifuddin Ibrahim Kerap Mengebiri Kucing

19 Maret 2022 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saifuddin Ibrahim. FOTO: Tangkap layar Youtube Saifuddin Ibrahim
zoom-in-whitePerbesar
Saifuddin Ibrahim. FOTO: Tangkap layar Youtube Saifuddin Ibrahim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SUKOHARJO - Pendeta Saifuddin Ibrahim merupakan lulusan Pondok Hajjah Nuriyah Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
ADVERTISEMENT
Ia dikenal sosok yang periang dan baik selama kuliah di pondok tersebut.
Meski demikian adik tingkat Saifuddin, Budi Nurastomi Bintriman mengaku tidak bersimpati kepadanya.
"Meski banyak mempunyai sisi baik, tapi ada 1 catatan penting yang membuatku tak simpatik kepadanya," katanya, Sabtu (19/03/2022).
Budi menjelaskan, Saifuddin adalah seorang penyuka kucing.”Tapi kucing yang ia sayangi pasti dikebirinya.”
Meski mengakui jika mengebiri kucing adalah pilihan pribadi Saifuddin, Budi mengaku bahwa penilaiannya terhadap sosok kontroversial itu lantas berubah.
“Karena alasan itulah, mungkin saya adalah satu-satunya adik tingkat yang tidak respek kepada dia. Hingga kini masih terngiang suara jeritan kucing, karena kebetulan saya ini berasal dari keluarga penyuka dan penyayang kucing," tuturnya.
Budi mengakui, kucing-kucing Saifuddin dirawat dengan baik sehingga hewan itu tumbuh sehat dan berbulu indah. Meskipun ia juga menilai kucing-kucing itu jadi penakut.
ADVERTISEMENT
"Proses pengebiriannya dilakukan saat kucing masih sangat kecil,” terang Budi.
Budi menerangkan, Saifuddin kerap menjadi topik pembicaraan usai memutuskan pindah agama.
"Di internal umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, kemurtadannya cukup membuat heboh. Apalagi selama jadi mahasantri dia adalah kader yang manis dan penurut," bebernya.
Sebelumnya, sosok Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menuai polemik dalam beberapa hari terakhir.
Penyebabnya adalah pernyataan kontroversial Saifuddin yang meminta Menteri Agama Gus Yaqut menghapus 300 ayat Al-Quran, karena dinilai memicu hidup intoleran.
(Tara Wahyu)