Konten Media Partner

Anak-anak Perusak Makam Salib di Solo Adalah Siswa di Kuttab, Apa Itu?

23 Juni 2021 18:29 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:10 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Siamnjuntak dan Kepala Kemenag Solo Hidayat Maskur mengecek Kuttab Millah Muhammad di Kelurahan Mojo, Solo
zoom-in-whitePerbesar
Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Siamnjuntak dan Kepala Kemenag Solo Hidayat Maskur mengecek Kuttab Millah Muhammad di Kelurahan Mojo, Solo
ADVERTISEMENT
SOLO-Anak-anak yang melakukan perusakan makam salib di Kota Solo merupakan siswa dari sebuah Kuttab yang berdiri di sekitar kompleks makam. Dalam mediasi yang telah dilakukan, pengasuh Kuttab telah menyanggupi untuk memperbaiki semua kerusakan.
ADVERTISEMENT
Selama ini lembaga belajar berupa Kuttab memang belum banyak dikenal. Kementerian Agama juga belum mengakomodir aturan untuk lembaga belajar keagamaan dengan model ini.
Kepala Kemenag Kota Solo, Hidayat Maskur mengatakan selama ini pihaknya hanya menerbitkan izin lembaga belajar agama nonformal dalam 3 bentuk. "Pondok pesantren, Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Al Qur'an," katanya, Rabu (23/06/2021).
Menurutnya, ketiga bentuk itu sudah mendapat pengakuan dari pemerintah melalui Undang-undang nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.
Meski belum ada regulasi, Hidayat mengatakan saat ini sudah ada 4 Kuttab di Kota Solo yang telah memiliki izin. Mereka memperoleh izin sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan.
Di Kuttab Millah Muhammad yang berada di Kelurahan Mojo tersebut, para siswa belajar dari pagi sampai sore hari. Model tersebut berbeda dengan pesantren yang menggunakan asrama maupun Madrasah Diniyah dan TPA yang hanya digelar sore hari.
ADVERTISEMENT
Hidayat berjanji akan melakukan penelitian mengenai kurikulum yang diajarkan di Kuttab, metode pembelajaran hingga kitab yang digunakan.
"Akan kami evaluasi apakah ada yang menyimpang atau tidak. Kalau tidak ada yang menyimpang, barangkali kami akan mencarikan wadah keberadaan Kuttab," kata dia.
(Agung Santoso)