Asyik, Belanja di Pasar Gede Solo Kini Dihibur Kesenian Cokekan

Konten Media Partner
15 April 2021 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok kesenian cokekan berpentas di pintu masuk Pasar Gede Solo
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok kesenian cokekan berpentas di pintu masuk Pasar Gede Solo
ADVERTISEMENT
SOLO-Ada pemandangan baru di Pasar Gede Solo. Sebuah panggung kecil ditata di pintu masuk pasar. Sekelompok seniman cokekan menghibur para pembeli yang berbelanja di pasar yang berada di kawasan nol kilometer Kota Solo itu.
ADVERTISEMENT
Cokekan merupakan kesenian musik Jawa yang sederhana. Tidak seperti gamelan yang harus dimainkan banyak orang, cokekan hanya perlu dimainkan tiga orang. Satu orang memegang alat musik petik berupa siter, satu orang memainkan kendhang dan satu orang lagi menjadi sindhen atau penyanyi.
Kesenian ini mulai menjadi penghias di Pasar Gede Solo. Mereka berpentas tiap Kamis dan Minggu, sejak pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB.
"Ini merupakan usulan dari wali kota," kata Kepala Seksi Kesenian dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Kota Solo, Esti Andini, Kamis (15/04/2021). Kesenian itu sengaja dipentaskan untuk menambah daya tarik pasar tradisional.
Rencananya, kesenian serupa juga akan dihadirkan di pasar tradisional lain yang ada di kota itu. Menurut Esti, kesenian cokekan juga akan disiapkan di beberapa fasilitas publik lainnya, salah satunya adalah kawasan citywalk.
ADVERTISEMENT
"Diharapkan gebrakan ini bisa menghidupkan lagi dunia seni," katanya. Selapa pandemi COVID-19 banyak seniman yang terdampak sehingga tidak bisa pentas. Sedangkan anggaran yang digunakan untuk menggelar pementasan rutin itu ditanggung bersama oleh Dinas Kebudayaan dan Dinas Pasar.
Terpisah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming menjelaskan bahwa ide untuk menggelar kesenian cokekan itu muncul saat dia meninjau vaksinasi pedagang pasar beberapa waktu lalu. Saat itu dia melihat ada alat musik yang menumpuk di sekitar pasar.
Dia lantas meminta jajarannya untuk menyediakan kesenian cokekan secara rutin. Gibran berharap kesenian itu bisa menambah daya tarik pasar tradisional. "Sehingga pedagang pasar bisa segera bangkit dari pandemi," katanya.
Selain itu, kegiatan itu juga diharapkan mampu menjadi wadah bagi seniman untuk berkarya. "Solo itu kota budaya, senimannya harus mendapatkan panggung," kata dia.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)