Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Berbekal Grand Design 1994, Renovasi Keraton Solo Diharapkan Segera Terealisasi
19 Desember 2022 21:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
SOLO - Pihak Keraton Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Keraton Solo mengaku sudah memiliki grand design terkait upaya renovasi dan pemanfaatan bangunan keraton. Bahkan pihak keraton menyebut grand design tersebut sudah disiapkan sejak 1994 lalu. Namun untuk realisasi renovasi, pihak keraton masih menunggu pembahasan lebih lanjut dengan pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Grand design-nya dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sekitar tahun 1994 dan masih cukup relevan untuk diterapkan," kata Putri Pakubuwono XII, Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, Senin (19/12/2022).
Menurutnya, jika suatu saat pemerintah ingin melakukan renovasi atau perbaikan, bisa membuka kembali grand design tersebut. Pihaknya berharap Wali Kota Solo bisa mendengar masukan terkait grand design pemanfaatan keraton tersebut.
Dia mengatakan grand design yang dimaksud mencakup penataan seluruh kawasan Keraton Solo. Bahkan pada renovasi terakhir yang dilakukan 2017 lalu juga menggunakan grand design tersebut.
Menurutnya, dengan mengacu grand desain itu, sedikitnya ada 17 bangunan yang perlu direnovasi. Bangunan tersebut nantinya juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan perempuan dan pendidikan pra nikah. Nantinya setiap orang juga bisa datang untuk melakukan tour di dalam.
ADVERTISEMENT
"Sudah perencanaan seperti itu. Orang mau nikah seminggu disekolahkan di sini dulu, diberi training dulu. Karena seperti yang terjadi, keraton semakin lama semakin tidak ada yang memakai," terang dia.
Lebih lanjut dia menyampaikan saat ini pihak Keraton Solo berharap dapat segera bertemu Wali Kota Solo untuk membahas mengenai pemanfaatan bangunan keraton itu.
Pihaknya berharap ke depan Keraton Kasunanan bisa moncer kembali. Dalam hal ini tanpa menyentuh ruangan-ruangan inti seperti taman pusaka.
(Agung Santoso)