Bunga Bangkai Suweg Muncul di Taman SD Panularan 06, Solo

Konten Media Partner
27 Oktober 2020 13:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga Bangkai Suweg tumbuh di pekarangan taman Sekolah Dasar (SD) Panularan 06, Solo, Jawa Tengah. Kemunculan Bungai Bangkai sempat mengejutkan warga serta penjaga sekolah
zoom-in-whitePerbesar
Bunga Bangkai Suweg tumbuh di pekarangan taman Sekolah Dasar (SD) Panularan 06, Solo, Jawa Tengah. Kemunculan Bungai Bangkai sempat mengejutkan warga serta penjaga sekolah
ADVERTISEMENT
SOLO - Bunga Bangkai Suweg tumbuh di pekarangan taman Sekolah Dasar (SD) Panularan 06, Solo, Jawa Tengah. Kemunculan Bungai Bangkai sempat mengejutkan warga serta penjaga sekolah.
ADVERTISEMENT
Penemuan pertama Bunga Bangkai Suweg diketahui oleh penjaga sekolah, Suciati Zulaicha (29). Ia mulai merasa mencium bau bangkai pada hari Minggu (25/10/2020).
Ia menceritakan, awalnya tahu sekitar dua minggu yang lalu namun masih berbentuk kunci belum mengembang. Namun, pada hari Minggu kemarin, ia mencium bau seperti bangkai.
"Hari Sabtu dan Minggu itu bau banget. Saya sama adik nyari dikira ya bangkai tikus, tapi kok enggak ada," ujar Suciati,  Selasa (27/10/2020).
Karena rasa penasaran, Suci mencium Bunga Bangkai tersebut untuk memastikan kemunculan bau bangkai tersebut, lalu kita browser katanya Bunga Suweg.
"Dulu itu awalnya tidak berbau, namun setelah turun hujan baunya sangat menyengat. Saya juga kasih tahu ke guru yang rumahnya dekat sini, tapi juga tidak percaya," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Panularan 06, Marni mengungkapkan, dulu memang membuat taman sekolah, dari pembuat memang sengaja menanam Bunga Suweg untuk pembelajaran siswa di sekolah.
"Dulu sempat tumbuh tapi sudah lama, namun tanamannya mati. Lalu tumbuh lagi ini hanya bunganya saja," ceritanya.
Ia mengungkapkan, sebenarnya ingin memperlihatkan kepada siswa-siswanya namun sayang  sekolah harus melaksanakan pembelajaran di rumah.
"Pertama tahu dulu, seperti tunas kuncup. Kita semua juga enggak tahu kalau mau mekar ini. Baru setelah membuka baunya menyengat," ucapnya.
Ke depan, jika siswa-siswi tahu bisa untuk pembelajaran secara langsung, nanti kalau misal udah mati kita tanam lagi.
"Dulu bibit pertama sempat tinggi satu meter. Namun mati, kita enggak tahu kalau masih ada tunas di dalamnya," pungkasnya. (Tara Wahyu)
ADVERTISEMENT