Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
SOLO - Jargon atau yel-yel "Cendol Dawet" kini tengah menjadi fenomenal dikalangan masyarakat. Bahkan jargon itu sering digunakan dalam setiap acara show baik di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur. Bahkan, jargon tersebut sudah sampai ke Ibu Kota.
ADVERTISEMENT
Jargon "Cendol Dawet" tak lepas dari ide cermelang pria asal Boyolali, yaitu Abah Lala. Dia adalah pentolan dari orkes MG86 Production yang sering memberikan lirik tambahan "Cendol Dawet" saat menyanyikan lagu ‘Pamer Bojo‘ karya Didi Kempot dalam berbagai pementasan di kawasan Pantura.
"Cendol Dawet" sendiri mempunyai kisah dalam penciptaannya. Menurut Abah Lala, yang di kutip dari kanal Youtubenya, Jargon "Cendol Dawet" dibuat untuk merubah image musik dangdut.
"Dulunya saya sering dengar hal-hal lain, yang sekiranya didengar oleh anak-anak atau khalayak umum itu tidak bagus, mungkin itu pendapat saya," ungkapnya. Minggu (22/09).
Pria yang mempunyai nama Agus Purwanto menceritakan, bahwa ide pembuatan jargon "Cendol Dawet" tersebut sebelumnya hanyalah celotehan Abah Lala bersama rekan-rekannya di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Dari sini, kita MG86 Production, setiap komunikasi di media sosial, kalau pagi jam setengah delapan, pasti (saling tanya) sedang apa?, semuanya menjawab cendol dawet, sedang apa? cendol dawet!. Dari situ akhirnya kita sering ngomong cendol dawet, cendol dawet," Tuturnya.
Jargon "Cendol Dawet" pertama kali dibawakan oleh MG86 Production dibeberapa acara. Dulu, jargon tersebut belum sefenomenal sekarang.
"Itu pertama kita serukan dalam acara dangdut. Cendol..! dawet!, cendol..! dawet!, cendol..! dawet!. Dulu hanya itu, cuma ada cendol dawet. Terus ditambahi cendol dawet seger, piro? (berapa) lima ratusan," ucapnya.
Kalimat lima ratusan sendiri, diambil dari cerita Abah Lala yang membeli cendol dawet dengan harga Rp.500 di tukang sayur. dengan harga segitu, Abah Lala hanya dapat cendol dawet tanpa ketan dan dibungkus plastik.
ADVERTISEMENT
"Itu saja tidak pakai ketan. Cuma cendol sama dawet, dibungkus dalam plastik. Itu sampai sekarang harganya pun masih Rp.500," ucap pelantun lagu Wong Edan Kuwi Bebas itu.
Hingga sampai saat ini Jargon "Cendol Dawet" sudah populer dikalangan mayarakat, bahkan sering digunakan dalam lagu dangdut, terutama lagu yang diciptakan oleh Didi Kempot.
(Tara Wahyu)