Konten Media Partner

Cerita Si Pencipta Lagu Tentang Makna Sesungguhnya Lagu Lingsir Wengi

16 Februari 2019 23:23 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sukap Jiman, Pencipta lagu Lingsir Wengi. (Foto : Gerry Prayudi)
zoom-in-whitePerbesar
Sukap Jiman, Pencipta lagu Lingsir Wengi. (Foto : Gerry Prayudi)
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal dengan lagu Lingsir Wengi. Lagu ini sangat fenomenal dikalangan masyarakat dan identik dengan hal-hal yang berbau mistis. Sebagian orang menganggap bahwa lagu ini ditujukan untuk memanggil makhluk halus, namun ada juga yang beranggapan bahwa lagu ini sebagai penolak bala.
ADVERTISEMENT
Siang hari ditemani langit yang mendung, menyusuri lorong di gang sempit Rt 02 Rw VIII, Kebon Baru, Pucangan, Kartosuro, Sukoharjo tinggal seorang lelaki paruh baya pencipta lagu Lingsir Wengi. Banyak lagu ciptaan yang fenomenal dan bertolak belakang dengan kehidupannya sehari-hari. Untuk bisa menuju kerumahnya, tamu yang datang harus melewati gang yang amat kecil, tiba di dalam ruang hanya bisa beralas dengan tikar. Sukap Jiman, Seorang penulis lagu Lingsir Wengi. Untuk bisa bertatap langsung dengan beliau, tamu harus ke dalam kamar yang hanya berisi kasur dan sebuah televisi.
Sukap Jiman menceritakan tentang arti dari lagu Lingsir Wengi. (Foto : Gerry Prayudi)
Diatas kasur itu, Sukap menuliskan ide-ide kreatifnya membuat lagu. Sayangnya, Sukap harus ditemani dengan berbagai macam obat-obatan untuk membantunya menghilangkan rasa sakit. Bahkan obat-obatan itu menjadi sahabat Sukap dalam keseharian.
ADVERTISEMENT
Kondisi pencipta lagu itu sangat memprihatinkan, penyakit yang menggerogoti tubuhnya itu sudah 25 tahun bersarang. Kakinya yang semakin hari mengalami pengecilan karena penyakit saraf membuat ia tak bisa berjalan. Sedangkan penyakit prostatnya membuat Sukap tidak bisa buang air kecil di kamar mandi, sehingga terpaksa dipasangkan selang untuk membantu Sukap buang air kecil.
Sukap Jiman sang pencipta lagu Lingsir Wengi sakit saraf yang berakibat kaki nya semakin mengecil dan prostat, sehingga untuk buang air harus dibantu menggunakan selang. (Foto : Gerry Prayudi)
Saat ditanya mengenai pengalaman dalam membuat lagu Lingsir Wengi, Sukap menceritakannya dengan detail dan sangat lancar. Lelaki berusia 84 tahun ini memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa tajam dan tutur katanya masih jelas.
“Saya sebenarnya mempunyai 14 karya lagu, tapi yang paling terkenal ya Lingsir Wengi. Lagu itu saya buat pada tahun 1995 namun viralnya pada tahun 2000. Dulu lagunya dibawakan oleh bebrapa penyanyi lokal seperti Wuryanti, Ani Suyanti, Agus Zakaria, Didi Kempot, Nurhana.” Ujar Sukap dengan antusias saat dijumpai Bengawan News di rumahnya Jum’at (15/2).
ADVERTISEMENT
Saat ditanya mengenai arti dari lagu Lingsir Wengi miliknya, ia mengingat dengan detail asal-usul ciptaannya tersebut. Lagu itu menceritakan seorang anak muda yang sedang jatuh cinta, lalu pada malam harinya, ia terngiang-ngiang oleh gadis pujaannya.
Dengan semangat, Sukap menceritakan jika karya-karyanya itu semua berasal dari pengalaman pribadi yang ia tuangkan dalam lagu. Semua lagunya bertemakan kisah cinta dan pengorbanan.
Foto Kanan ialah foto masa muda Sukap Jiman. (Foto : Gerry Prayudi)
Ketika ditanya mengenai Lagu Lingsir Wengi yang sedang hangat diperbincangkan karena dianggap dapat digunakan untuk memanggil makhluk halus, Sukap membantahnya. Dengan tegas ia menjelaskan jika lagu Lingsi Wengi “Mistis” itu bukan darinya, namun lagu itu merupakan Tembang Jawa yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga.
Lagu Lingsir Wengi miliknya semakin terkenal karena dibawakan oleh penyanyi keroncong terkenal Didi Kempot. Lagu Lingsir Wengi ciptaan Sukap, liriknya berbeda jika disandingkan dengan tembang Lingsir Wengi ciptaan Sunan Kalijaga. “Lagu Lingsir Wengi yang mistis itu merupakan Tembang Jawa ciptaan Sunan Kalijaga, kalau judul yang bisa sama saya juga kurang tahu. Tapi lagu saya dari kata “Lingsir” atau “Lengser” yang artinya "berganti", sedangkan “Wengi” atau "malam", jadi saat membuat lagu itu, saat waktu malam berganti hari.” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bersama Didi Kempot, Lagu Lingsir Wengi miliknya menjadi terkenal, banyak produser yang tertarik dengan lagu ciptaannya. Dasa Records menjadi Produser Musik yang mau mengontrak Sukap dan memberi royalti setiap bulan kepada Sukap. Namun kerja sama dengan Dasa Records tidak bertahan lama, Sukap mulai tertarik dan bekerjasama dengan Majapahit Records.
“Saat itu, Majapahit Records datang kerumah membawa uang Rp. 300 Ribu saat itu uang segitu terhitung banyak. Akhirnya pada saat terdesak ekonomi, saya mau mengambil tawaran tersebut. Pihak Dasa Records mendengar lagu saya dan akhirnya mereka memutuskan kontrak dengan saya.” Ceritanya dengan sedikit rasa sedih dan menyesal.
Sukap Jiman menceritakan tentang kehidupannya setelah ia berhasil menciptakan lagu Lingsir Wengi. (Foto : Gerry Prayudi)
Sukap menceritakan penyesalan yang telah ia alami saat masa itu, janji Majapahit Records yang akan membiayai hidupnya hingga tua hanya isapan jempol belaka. Setelah lagu yang berjudul “Loro Ati” diberikan kepada Majapahit Records, berakhir juga pemberian royalti kepadanya.
ADVERTISEMENT
Setelah tak memiliki apa-apa, Sukap hanya bergantung kepada Anaknya yang tinggal bersamanya. Nur, Anak perempuan yang sejak Sukap sakit menjadi tulang punggung keluarga, ia mengamen di Yogyakarta berangkat Pukul 08.00 WIB dan pulang dini hari.
“Dari karya-karya bapak tidak ada royalti yang di dapat, karena tidak punya tanda hak cipta lagu. Akhirnya saya yang bekerja mencari uang.” Ujar Nur yang berlinang air mata menceritakan kisah pilu orang tuanya. Dengan rasa sedih, Nur dan keluarga berharap jika pemerintah mau peduli dengan seniman yang sudah tua dan tidak bisa apa-apa lagi. /Tara Wahyu NV