Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Cerita Tili Si Penakluk Buaya Berkalung Ban: Lama Merantau, 4 Tahun Tak Mudik
23 Februari 2022 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab ia berhasil pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga di Sragen.
Tili tiba di kampung halamannya di Dukuh Pondok, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen pada Senin (21/02/2022) sekitar pukul 20.30 WIB.
Tiba di Sragen, Tili tak langsung pulang ke rumahnya. Ia memilih mampir di Alun-alun Sragen terlebih dahulu.
"Di Alun-alun ditemani Budiono Rahmadi. Dia pengusaha asal Sragen, yang membantu saya pulang dari Palu ke Sragen," katanya, Rabu (23/02/2022).
Dari alun-alun, Tili lantas pulang ke rumah dan disambut sang ibu, Waginem, yang telah menunggu.
Diketahui, selama ini Tili telah merantau ke Palu, Sulawesi Tengah.
"Merantau sudah lebih dari 12 tahun dan beberapa kali pulang. Cuma sudah 4 tahun terakhir belum sempat pulang lagi buat ketemu Ibu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia berencana tinggal di rumah selama sepekan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
"Seminggu aja, terus nanti balik lagi ke Palu.”
Ditanya soal keahliannya menangkap buaya berkalung ban, Tili mengaku jika sejak kecil hobinya adalah menangkap hewan.
"Kerjanya di sana (Palu) juga menangkap burung, lalu saya jual lagi," beber dia.
Ia pun mengaku penangkapan dan penyelamatan buaya berkalung ban itu dilakukan secara sukarela.
"Awalnya mau membuktikan ke masyarakat (kalau buaya itu bisa ditangkap). Tapi banyak yang tidak yakin. Makanya saya buktikan kalau buaya yang berkalung ban itu bisa ditangkap," terang Tili.
(Tara Wahyu)