Dikira Gondongan, Ternyata Bocah Wonosobo Ini Idap Tumor Kelenjar Getah Bening

Konten Media Partner
26 Desember 2021 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penderita tumor kelenjar getah bening asal Kabupaten Wonosobo, Muhammad Erfin. FOTO: dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Penderita tumor kelenjar getah bening asal Kabupaten Wonosobo, Muhammad Erfin. FOTO: dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
SOLO - Muhammad Taufik tak menyangka benjolan di leher buah hatinya, Muhammad Erfin (7), yang muncul sejak Agustus 2021 bukanlah gondongan yang lazim dialami anak-anak.
ADVERTISEMENT
Kian membesar usai diberi kunyit yang kerap dipilih sebagai obat tradisional mengatasi gondongan, warga Bojong RT 01 RW 08 Desa Kepil, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo ini memutuskan untuk membawa Erfin berobat ke rumah sakit.
“Sebenarnya pada 2017 waktu umur Erfin masih 3 tahun, dia sudah kena leukimia. Pengobatannya sampai 2 tahun hingga tahun 2019. Namun sekarang saat sudah kayak anak normal biasa, nggak ada pusing atau apa, tiba-tiba ada benjolan di lehernya,” tutur Taufik saat dihubungi melalui telepon, Minggu (26/12/2021).
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta dipilih Taufik sebagai lokasi pengobatan Erfin. Di rumah sakit tersebut, buah hati hasil pernikahan Taufik dan Sofiyatun itu menjalani serangkaian pemeriksaan medis.
ADVERTISEMENT
“Di sana menjalani biopsi dan diambil sampelnya. Ternyata benjolan itu adalah tumor getah bening.”
Usai diketahui jika penyakit tersebut bukanlah gondongan, Erfin lantas menjalani serangkaian kemoterapi. Bahkan karena kemoterapi itu harus dilakukan rutin, selama 4 bulan terakhir Taufik belum sempat pulang ke kampung halamannya di Wonosobo.
“Tempat rawat inapnya bergantian sampai 7 kali. Di rumah sakit 1 minggu, lalu 1 minggu di rumah singgah Yayasan Kasih Kanker Anak Indonesia (YKAKI) Yogyakarta. Rumah singgah itu lokasinya dekat rumah sakit,” jelas Taufik.
Serangkaian pengobatan yang dilakoni Erfin kini menampakkan hasil positif. Benjolan di lehernya mulai mengempes.
“Kemarin hasil scan sudah bagus, tidak perlu kemoterapi lagi tapi bisa langsung disinar. Begitu penjelasan dokternya. Saya sih pasrah saja, cuma berharap Erfin bisa cepat sembuh dan kembali ke desa,” kata Taufik.
ADVERTISEMENT
Harapan itu dilambungkan Taufik, lantaran sejak sakit Erfin belum bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Dasar (SD). “Kemarin mau masuk kelas 1 dan sudah didaftarkan. Tapi saya berhentikan dulu, nanti saja kalau sudah sembuh,” terang dia.
Apalagi selama berada di Yogyakarta, penghasilan Taufik sebagai buruh tebang kayu serabutan kian tak menentu. Karenanya untuk menambal biaya hidup, ia kerap membantu YKAKI menjadi sopir ambulan.
(Fernando Fitusia)