Disebut Preman oleh Megawati, FX Rudy: Suka Berantem Jadi Dianggap Preman

Konten Media Partner
11 Januari 2023 14:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPC PDIP Solo, FX Rudy, saat ditemui di kediamannya di Pucangsawit, Solo, Rabu (11/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPC PDIP Solo, FX Rudy, saat ditemui di kediamannya di Pucangsawit, Solo, Rabu (11/01/2023). FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
SOLO - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyinggung Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, pada pidato HUT PDIP di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/01/2023) kemarin.
ADVERTISEMENT
"La ini ni, ini si gerombolan. DPC Solo, Rudy, ana pora? Endi wonge? (ada tidak? mana orangnya?) Itu Pak Rudy itu sampai hari ini, itu urusannya itu maunya berantem melulu. Dulu tapi emang beneran preman lo. Saya bilang, jangan kamu merasa kecil hati. Orang itu cari penghidupan. Sini masuko (masuklah)," Megawati dalam pidatonya.
Ditanya mengenai pernyataan Megawati tersebut. Rudy menceritakan bahwa hal tersebut diawali dari kisahnya yang telah mendampingi Megawati sejak tahun 1986.
"Jadi itu berangkat dari saya mendampingi beliau mulai 1986, sampai titik darah penghabisan. Selama Ibu (Megawati) jadi ketua umum, saya tetap konsisten. Saya kader yang mempunyai prinsip, sikap, dan komitmen. Beliau tahu persis karena saya orangnya berani dan sebagainya, jadi dianggap preman sama Ibu. Suka berantem, preman," ungkap Rudy saat ditemui di kediamannya di Pucangsawit, Rabu (11/01/2023).
ADVERTISEMENT
Rudy lalu menceritakan saat kongres pertama PDIP pada tanggal 8-10 Oktober 1998. Dirinya sempat membela Megawati agar menjadi formatur tunggal.
"Waktu kongres pertama PDIP tanggal 8-10 Oktober 1998 itu. Memang saya di sana, pokoknya saya sampaikan bahwa Ibu Megawati formatur tunggal karena utusan yang dari Solo maunya formatur sekap. Ya dari pada tak kepruk (pukul) kursi, Jawa Tengah formatur tunggal, akhirnya kita gedok itu," kenangnya.
Rudy menyebut bahwa Megawati selalu mengingat peristiwa-peristiwa perjalanan tersebut sampai hari ini.
"Saya dianggap orang yang suka berantem memang iya. Namun saya tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Artinya malak, mencopet, mencuri itu tidak. Tapi kalau bolos kerja untuk kegiatan kampanye itu saya lakukan. Berkelahi dengan polisi, tentara jaman dahulu itu sudah sering dipukuli dan melawan itu yang selalu diingat oleh ketua umum," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Rudy mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah berantem dengan Ketua Umum PDIP, Megawati.
"Kalau saya berantem dengan Ibu sudah dipecat dari dulu, tidak. Saya itu kader partai yang taat dan patuh pada ketua umum. Ibaratnya kepala saya diminta untuk PDIP atau masyarakat, saya serahkan. Saya itu insaf tahun 1993, tapi insaf yang judi dan mabuk. Namun yang berkelahi, saraf takut saya itu sudah putus soalnya, jangan diganggu," tuturnya.
Rudy kembali menegaskan bahwa berantem yang dimaksud adalah dengan lawan politik maupun dengan masyarakat yang ingin mengganggu.
"Berantemnya dengan lawan politik, dengan masyarakat yang mengganggu, seperti itu. Karena dulu masih usia muda, namun sekarang usia tua kalau diganggu ya berani berkelahi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(Fernando Fitusia)