Konten Media Partner

Disertasi Dianggap Kontroversi, Dosen Abdul Aziz Lakukan Revisi

4 September 2019 22:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Abdul Aziz saat ditemui pihak media (Agung Santoso)
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Aziz saat ditemui pihak media (Agung Santoso)
SUKOHARJO - Revisi Disertasi Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Abdul Aziz telah dilakukannya. Awalnya, hanya itu bahan ujian untuk mendapatkan gelar 'Doktor' justru menjadi kontroversial diranah publik bahkan berujung ancaman serta bully yang dinilai tidak pantas. Hal ini disampaikan Abdul Aziz saat ditemui dikampusnya, Rabu (04/09)
ADVERTISEMENT
"Yang jelas, sudah saya revisi. Sedangkan yang direvisi judul juga. Sebenarnya, judul juga mencerminknan isi. sedikit tambal sulam, merombak sedikit," jelasnya.
Dalam disertasinya awal judulnya 'Konsep Milk al-Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Nonmarital'. Selanjutnya, beberapa dirivisi diantara berjudul diganti yakni 'Problematika Konsep Milk al-Yamin dalam Pemikiran Muhammad Syahrur'. Meskipun didalamnya ada konsep gairu malumin yang menolak arti budak disandangkan pada perempuan sehingga layak dihukum rajam bila melakukan hubungan tidak sah, tapi tetap direvisinya
"Butuh waktu yang cukup. Disertasi aja lama, tapi ya merombak lagi. Pengennya cepat dan kita coba secepatanya," jelasnya saat ditanya lamanya merevisi.
Dosen yang menempuh program doktoral Interdisciplinary Islamic Studies di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta membutuhkan waktu. Pasalnya, dia membuat disertasi ini sesuai prosedural selama 3 tahun tapi adanya kontrovesi di publik maka dipastikan banyak waktu untuk merubahnya.
ADVERTISEMENT
Selan itu juga, memperluas kajiannya pada bagian kritik kepada Syahrur, dimana diminta memunculkan subjektivitas Syahrur dalam membuat pandangan tersebut. Artinya, mengapa Syahrur berpendapat seperti itu. Padahal, telah melakukan kritik dari segi gender dan bahasa.
"Saya memilih kajian Milk al-Yamin Muhammad Syahrur, karena tokoh ini pemikir. Bahkan tidak semua, perempuan dianggap budak dan diajak seks. Bahkan tokoh ini juga mengkritisi tentang hukuman rajam bagi pasangan bukan suami istri melakukan hubungan intim. Menurut Syarur, Biarkan hukum sosial dan etika bermasyarakat yang menjawab," jelasnya.
Meskipun lulusan sarjana teknik di Jepang, menurutnya banyak tulisan yang dibuatnya serta latar belakang teknik ini dianggap mampu merekontruksi setiap pemahaman tentang mengurai Al-quran sesuai perkembangan jaman.
Dengan adanya kontroversi ini, bapak tiga anak tersebut segera melaporkan ke Polisi atas bully di medsos dan ancaman teror atas kelurganya. Dia pribadi, tidak masalah diteror tapi dianggap bully di medsos kebablasan karena menyakut keluarga sehingga keluarga resah.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)