FOTO: Mengintip Produksi Sepatu Brand Lokal di Klaten

Konten Media Partner
23 Desember 2020 6:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana produksi di pabrik sepatu Aerostreet yang berada di Klaten, Jawa Tengah
zoom-in-whitePerbesar
Suasana produksi di pabrik sepatu Aerostreet yang berada di Klaten, Jawa Tengah
ADVERTISEMENT
KLATEN-Nama Aerostreet memang belum seterkenal merek-merek sepatu papan atas. Jaringan distribusinya juga masih belum luas. Meski demikian, sepatu produksi Klaten, Jawa Tengah itu mudah ditemukan di beberapa aplikasi marketplace.
ADVERTISEMENT
Berbekal kemampuan dalam urusan desain, Aerostreet mencoba mencuri perhatian kalangan muda millenial. Mereka mencoba menghadirkan sepatu dengan desain dan warna menarik namun dengan harga terjangkau.
Sepatu lokal Aerostreet mencoba menyasar segmen millenial dengan desain dan warna yang segar
Pemilik pabrik Aerostreet, Aditya Caesarico menyebut bahwa produknya memang belum bisa disandingkan dengan sepatu merek global papan atas. Namun, dia yakin bahwa kualitas sepatunya masih berada di atas sepatu 'tembakan' merek terkenal atau yang biasa disebut dengan sepatu KW.
Meski menawarkan harga terjangkau, sepatu merek lokal masih harus bersaing dengan produk tembakan dari merek papan atas
Tidak jarang sepatu KW yang beredar di Indonesia didatangkan dari luar negeri. Tentu saja harganya jauh lebih murah dibanding sepatu aslinya. Aditya menyebut sepatu kelas KW inilah yang menjadi pesaing sebenarnya.
Kampanye penggunaan merek lokal digencarkan untuk bisa bersaing dengan barang 'tembakan' merek terkenal yang banyak masuk dari luar negeri
"Secara kualitas, produksi sepatu saya bisa diadu dengan produk KW tersebut,” tegasnya, Selasa (22/12). Namun, tidak mudah meyakinkan konsumen yang lebih memilih menggunakan barang dengan merek terkenal meskipun hanya barang tembakan.
Kampanye #lokaltakgentar disematkan di salah satu sepatu yang diproduksi
Kampanye untuk mencintai produk lokal menjadi pilihan. Tagar #lokaltakgentar disematkan di salah satu sneaker yang diproduksi. Jurus itu rupanya cukup berhasil. Di tengah pandemi COVID-19, sepatu merek lokal itu masih bisa meningkatkan penjualan sehingga masih bisa menghidupi 1.400 karyawannya.
ADVERTISEMENT
(Agung Santoso)