Gaya Komunikasi Gibran Disorot PKS dan FX Rudy: Beda dengan Pak Jokowi

Konten Media Partner
22 Februari 2022 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. FOTO: Tara Wahyu
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. FOTO: Tara Wahyu
ADVERTISEMENT
SOLO - Gaya komunikasi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, disorot oposisi maupun kolega separtainya.
ADVERTISEMENT
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyebut Gibran perlu memperbaiki pola komunikasinya.
Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Kota Solo, Sugeng Riyanto, menyoroti cara berkomunikasi Gibran terkait rencana mengubah Pasar Mebel, Solo menjadi sentra Industri Kecil Menengah (IKM) yang ditentang pedagang.
"Penolakan-penolakan itu kan tidak perlu, jika Pemkot Solo bagus dalam berkomunikasi," katanya, Selasa (22/02/2022).
Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Kota Solo, Sugeng Riyanto. FOTO: Instagram @pkskotasolo
Wakil Ketua DPRD Solo ini lantas membandingkan gaya komunikasi Gibran dengan sang ayah, Presiden Joko Widodo, yang juga pernah menjabat Wali Kota Solo.
"Itu (pembangunan IKM) tak serumit pemindahan PKL Banjarsari di era Pak Jokowi. Ini pasar mebel jauh lebih sederhana, jumlah pedagangnya juga sedikit.”
Karena itulah, Sugeng mengusulkan agar Gibran memperbaiki gaya komunikasinya.
“Intinya faktor komunikasi. Kalau tak diperbaiki, ke depan akan muncul gejolak yang sama," tandas dia.
ADVERTISEMENT
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengutarakan kritik senada.
Rudy menilai, belum ada komunikasi efektif yang terjalin antara Gibran dengan masyarakat.
Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. FOTO: Fernando Fitusia
"Khususnya orang Jawa, saat menerapkan prinsip nguwongke wong (memanusiakan manusia), pasti rakyat akan memberi yang lebih baik," jelasnya.
Rudy menegaskan, setiap kritik bersifat membangun. Ia meminta Gibran bisa mengambil sisi positif dari kritik tersebut.
Rudy juga menyarankan Gibran menerapkan konsep ‘7 si’. Yakni komunikasi, koordinasi, solusi, sosialisasi, realisasi, koreksi dan evaluasi.
"Lakukan komunikasi, koordinasi, pasti akan menemukan solusi. Kalau sudah menemukan solusi, lalu sosialisasi dan lakukan realisasi. Kalau sudah realisasi, harus koreksi dan evaluasi kebijakan," urai mantan Wali Kota Solo ini.
Ia mengklaim, gaya komunikasi dan konsep ‘7 si’ pernah diterapkan Jokowi saat menjabat Wali Kota untuk menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Gibran mengaku bisa menerima kritikan FX Rudy dan PKS tersebut. Meski demikian ia merasa perlu mengklarifikasi beberapa hal.
“Sebenarnya masalah yang mana, yang (Pasar Mebel) Gilingan? Udah beres kok. Penataan Jurug ya rampung, Lokananta ya rampung. Nek aku ora komunikasi karo wong-wong, apa ya rampung dan pekerjaan terselesaikan (kalau saya tidak berkomunikasi dengan orang-orang, apa bisa tuntas dan pekerjaan terselesaikan)," kata Gibran.
Gibran justru menilai, PKS tidak mengetahui perkembangan pekerjaan yang sudah ia selesaikan.
"Pak Sugeng aja yang nggak mudheng (paham)," tegasnya.
Putra sulung Presiden Jokowi ini juga menandaskan, setiap kepala daerah memiliki cara berkomunikasi yang berbeda.
“Ya nanti saya evaluasi lagi. Tapi sing (yang) penting, gaweanku (pekerjaanku) rampung. Kalau beda cara, ya biasa,” kata Gibran.
ADVERTISEMENT
(Tara Wahyu)