Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Gibran Merespons Aduan Masyarakat Soal Kasus Pemotongan Gaji di Waroeng SS
2 November 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
SOLO - Pemberitaan mengenai Waroeng Spesial Sambal (Waroeng SS ) yang memotong gaji karyawan karena menerima Bantuan Subsidi Upah (BSU ) dari pemerintah nampaknya belum usai. Salah seorang yang mengaku korban mengadu ke Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan keluhan terkait pemotongan gaji yang dilakukan Waroeng SS kepada suaminya selama 2 tahun terakhir saat masih bekerja di sana melalui akun twitter bernama @dyahprilita yang diunggah pada Selasa (01/11/2022) malam.
"Opo-opo kuk kudu viral sek to (apa-apa kenapa harus viral dulu) mas @gibran_tweet padahal warung spesial sambal udah curang dari beberapa tahun lalu, gaji suamiku dipotong karena BSU. 2 tahun 2020 dan 2021 THR nggak cair. Kalau ada yang protes/tidak sependapat langsung di PHK waktu itu,” tulisnya.
Cuitan tersebut langsung direspons Gibran, "SS cabang Solo? Boleh tau nama lengkap suaminya?" balas Gibran.
Saat dikonfirmasi, Gibran mengatakan aduan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh Dinas Ketenagakerjaan. "Sudah sama Disnaker. Itu yang lapor Spesial Sambal Jogja sama Spesial Sambal Gonilan, Sukoharjo. Nanti biar bertemu dengan pihak pengelolanya dulu. Tahun-tahun kemarin berat juga warung-warung restorannya," ujar Gibran saat ditemui, Rabu (02/11/2022).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk SS Solo sendiri Gibran mengakui belum mendapatkan laporan. "Belum ada laporan (di Solo). Itu kebijakannya seluruh cabang, nanti kami lihat dulu. Kemungkinan banyak, intinya kami nggak ingin memberatkan kedua belah pihak. Pengelola 2 tahun terakhir pasti berat juga. Tapi kami ingin sesuai aturan saja nanti kami tindak lanjuti," tegasnya.
"Kalau ada keberatan seperti apa lapor saja. Itu kalau dari statement Bu Menteri kemarin seharusnya jangan," lanjutnya.
(Fernando Fitusia)