Gunakan Kotak Amal, Teroris Dinilai Kesulitan Cari Donatur

Konten Media Partner
20 Desember 2020 7:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat terorisme asal Solo Amir Machmud
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat terorisme asal Solo Amir Machmud
ADVERTISEMENT
SOLO-Detasemen Khusus (Densus) 88 Atiteror Polri mengungkap modus penggalangan dana untuk aksi teror dengan menggunakan kotak amal. Pengamat terorisme asal Solo Amir Machmud menganggap cara itu digunakan lantaran donatur luar negeri semakin sulit diakses.
ADVERTISEMENT
Amir menduga penggalangan dana melalui kotak amal itu sudah berlangsung cukup lama. "Seiring ditutupnya pendanaan dari luar negeri," kata pendiri Amir Machmud Center itu, Sabtu (19/12/2020).
Selain dana luar negeri, kelompok teroris juga biasa membeayai kegiatannya dengan berjualan buku-buku dakwah. Namun, cara ini juga sudah sulit berkembang lantaran merosotnya dunia bisnis percetakan.
Langkah menyebar kotak amal itu dipilih karena cukup sederhana dan mampu memberikan hasil yang memuaskan. Amir menduga cara konvensional ini sudah cukup lama digunakan tanpa menimbulkan kecurigaan.
Hasil yang dikumpulkan bisa digunakan untuk mengembangkan sayap dan jaringan terorisme. Termasuk, membeayai pelatihan para anggotanya di daerah konflik seperti di Suriah.
Amir juga meyakini bahwa jumlah kotak amal yang diedarkan oleh kelompok teroris sangat banyak. Kotak amal itu ditaruh di warung-warung serta toko kelontong yang ada di berbagai kota.
ADVERTISEMENT
Modus itu terungkap saat polisi menangkap sejumlah terduga teroris dari kelompok Jemaah Islamiyah (JI) di Lampung beberapa waktu terakhir. Dalam pemeriksaan, salah satu dari teroris itu membeberkan asal muasal pendanaannya.
Mereka mengaku telah menebar kotak amal berlabel Yayasan Abdurrahman bin Auf. Demi mencegah kecurigaan, mereka juga telah mengurus legalitas dari yayasan tersebut. Sejumlah 20.068 kotak amal disebar di berbagai kota.
(Agung Santoso)