Harga Minyak Goreng Melambung, Warga Sragen Olah Biji Kapuk Jadi Minyak Curah

Konten Media Partner
22 Maret 2022 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Biji kapuk yang akan diolah menjadi minyak goreng curah. FOTO: Fernando Fitusia
zoom-in-whitePerbesar
Biji kapuk yang akan diolah menjadi minyak goreng curah. FOTO: Fernando Fitusia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SOLO - Sungguh kreatif yang dilakukan Sukarno (49), warga Bunder RT 15 RW 03 Kelurahan Kedung Waduk, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen ini.
ADVERTISEMENT
Di tengah harga minyak goreng yang membumbung tinggi, ia mampu mengolah biji kapuk atau biasa disebut klenteng menjadi minyak goreng curah.
"Dulu biji kapuk ini termasuk limbah, sebab awalnya yang diambil cuma kapuknya saja. Lalu saya berpikir kenapa bijinya nggak sekalian dipakai,” tutur penjual kain kasur sekaligus penyedia kapuk ini, Selasa (22/03/2022).
Usai berselancar di media sosial, Sukarno menemukan unggahan tentang pembuatan minyak dari biji kapuk. “Tapi alatnya saya belum punya. Lalu saya cari-cari info lagi di media sosial gitu," ungkap Sukarno saat ditemui di rumahnya.
Sukarno lantas membeli 1 unit mesin giling di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, ia akhirnya berhasil membuat minyak dari biji kapuk atau klenteng tersebut.
Usai berhasil mengolah biji kapuk menjadi minyak, Sukarno harus menghadapi tantangan lain. Ia bingung harus menjual ke mana minyak yang diproduksinya.
ADVERTISEMENT
“Jadi awal-awal cuma asal proses aja. Lalu ada teman yang memberi tahu, jika minyak itu bisa ditawarkan ke pabrik-pabrik," jelas Sukarno.
Kini seiring naiknya harga minyak berbahan sawit, minyak curah dari biji kapuk buatan Sukarno banyak dipesan.
Dibantu 8 karyawan, Sukarno kini melayani permintaan minyak curah dari pengepul asal berbagai wilayah di luar Sragen. Mulai Magelang, Semarang, bahkan Jakarta.
"Permintaan dari Jakarta, dalam sehari kadang bisa ambil sampai 5 ton," katanya.
Sukarno menuangkan minyak goreng curah olahan biji kapuk ke dalam drum. FOTO: Fernando Fitusia
Ia pun kewalahan memenuhi pesanan tersebut. Sebab sehari, Sukarno baru menghasilkan 200 kg minyak curah.
“Mesinnya terbatas, cuma 2 unit. Biji kapuknya juga setahun cuma berbuah sekali. Jadi agak susah cari bahan bakunya,” beber Sukarno.
Sukarno menjelaskan, selama ini ia hanya melayani permintaan minyak curah. Di mana minyak tersebut harus disuling dahulu, sebelum digunakan.
ADVERTISEMENT
Jika ada permintaan minyak goreng premium, ia biasanya bekerja sama dengan pihak lain.
“Biasanya saya cuma suplai minyak curahnya saja,” kata dia.
(Fernando Fitusia)