Konten Media Partner

Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila Virtual, Gibran Rakabuming Kenakan Beskap

1 Juni 2021 14:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar secara virtual
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar secara virtual
ADVERTISEMENT
SOLO-Wali Kota Solo Gibran Rakabuming mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar secara virtual di Balai Tawangarum kompleks Balai Kota Solo, Selasa (01/06/2021). Dalam upacara itu dia mengenakan pakaian tradisional jenis beskap landung.
ADVERTISEMENT
Upacara yang digelar secara tertutup itu juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, Ketua DPRD Solo, Budi Prasetyo, Kapolres Solo Kombes Pol Ade Simanjuntak, Dandim Kota Solo Inf Wiyata Sempana Aji serta para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Solo.
Dalam acara tersebut, Gibran dan Teguh kompak menggunakan pakaian tradisional jenis beskap landung berwarna krem.Pakaian itu dikenakan lengkap dengan bawahan batik dan blangkon di kepala.
Pakaian itu sejatinya merupakan seragam pejabat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Solo dan biasa digunakan setiap Kamis. Gibran dan Teguh sengaja memakainya di upacara tersebut.
Menurut Gibran, penggunaan pakaian tradisional itu mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. "Di Kota Solo para pegawai selalu menggunakannya setiap Kamis," kata dia.
ADVERTISEMENT

Pedagang Pasar Gede Ikut Peringati Hari Lahir Pancasila

Pedagang Pasar Gede Solo ikuti lomba menghafal teks Pancasila
Selain para pejabat, Hari Lahir Pancasila juga diperingati oleh para pedagang di Pasar Gede Solo. Tentunya, mereka memperingatinya dengan cara berbeda.
Acara itu digelar oleh paguyuban pedagang bersama Dinas Perdagangan. Mereka secara acak meminta pedagang maupun pengunjung untuk menghafal teks Pancasila serta menyanyikan lagu Garuda Pancasila.
Beberapa hadiah disediakan untuk pedagang dan pengunjung yang bisa melakukannya dengan lancar. Hadiah berupa uang Rp 50 ribu, kain batik serta sekantong makanan.
Tidak semuanya bisa melakukannya dengan lancar. Salah satunya adalah Aminanto (60) salah satu pengayuh becak yang mangkal di pasar tersebut. "Karena usia jadi mudah lupa," katanya beralasan.
(Tara Wahyu/Fernando Fitusia)