Isi Libur Lebaran dengan Belajar Tari di Pura Mangkunegaran Solo

Pengunjung Pura Mangkunegaran berlatih menari di Pendapi Ageng Pura Mangkunegaran, Solo. FOTO: Fernando Fitusia

SOLO - Libur hari raya Idul Fitri 1443 jadi momen yang tepat untuk menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata di Pura Mangkunegaran, Solo. Apalagi saat ini pemerintah melonggarkan aturan mudik, setelah 2 tahun vakum karena pandemi.

Beberapa acara pun dipersiapkan Pura Mangkunegaran. Mulai pameran foto bertema pengukuhan raja, display kereta kencana yang dipakai KGPAA Mangkunegara VII dan workshop menari gaya Mangkunegaran yang disiapkan Kemantren Langenpraja Pura Mangkunegaran.

Workshop menari ini dapat dinikmati pengunjung mulai 30 April-1 Mei 2022 dan tanggal 4-8 Mei 2022.

"Jadi dengan adanya liburan ini, Mangkunegaran menyelenggarakan kegiatan di luar menerima kunjungan wisatawan. Ada juga tambahan konten-konten yang ada di Pura Mangkunegaran. Apalagi Mangkunegaran hanya libur sehari di hari H Lebaran, setelahnya buka seperti biasa,” ungkap Joko Pramudya, Pengageng Pariwisata Pura Mangkunegaran.

Workshop menari akan mengajarkan tarian khas Pura Mangkunegaran kepada pengunjung. FOTO: Fernando Fitusia

Workshop menari yang dibina GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo ini, diharapkan bisa memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan gerakan dasar-dasar tarian khas Mangkunegaran.

Jika berminat, pengunjung dikenai biaya sekali workshop sebesar Rp 100 ribu, ditambah tiket masuk Pura Mangkunegaran sebesar Rp 20 ribu.

“Jadi kantor pariwisata bekerja sama dengan Lemantren Langen Projo bareng-bareng mengembangkan kepariwisataan dan seni budaya di Mangkunegaran. Tentunya di bawah langsung Sri Paduka Mangkunegara X,” paparnya.

Penari senior Pura Mangkunegaran, Rosini, menjelaskan jika pengunjung akan diajarkan tarian asli Mangkunegaran. Yakni Tari Gambyong Retno Kusuma.

Pengunjung akan diajari gerakan-gerakan dasar Tarian Gambyong Retno Kusuma. FOTO: Fernando Fitusia

“Nanti kami ajarkan dasar-dasarnya dulu, cara berdiri, cara jengkeng, kemudian cara berjalan srisig, cara seblak sampur. Itu dulu,” urainya.

Mengingat waktu workshop yang terbatas, pengunjung dapat mengikuti latihan menari tersebut lain hari untuk memperdalam tarian. “Bahkan kalau rumahnya di Solo, bisa ikut latihan hari Senin atau Sabtu sore di sini,” imbuh dia.

Pengunjung asal Bekasi, Setya Kusuma Hapsari (14), yang ditemui usai latihan mengaku ingin mengetahui lebih detail tarian khas Mangkunegaran tersebut.

“Di sini kan tempat asalnya, pasti bakal lebih detail dari yang kita pelajari di tempat lain, tutur Setya.

(Fernando Fitusia)