Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Jembatan Mojo Ditutup, Jembatan Bambu Jadi Alternatif Penghubung Solo-Sukoharjo
8 September 2022 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit![Pengendara motor melintas di jembatan bambu penghubung Desa Gadingan, Sukoharjo dan Kelurahan Sewu, Solo. FOTO: Fernando Fitusia](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gcdv1wn179zd3mg67yyv2z81.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jembatan bambu tersebut membentang di atas Bengawan Solo dan menghubungkan kedua wilayah yang dipisahkan oleh sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
“Ini untuk memudahkan warga dan sengaja dibuat. Setiap tahun saat kemarau pasti buat jembatan. Nanti saat musim hujan dan airnya tinggi, jembatan kita lepas,” terang Bagong.
Jembatan ini dibangun menggunakan dana pribadi dan selesai didirikan warga pada Selasa (06/09/2022) malam.
“Ini ada 34 drum dan bambunya hampir 100 batang. Panjangnya 80 meter. Uangnya hampir Rp 20 jutaan, buat beli sesek, bambu, drum, kawat, paku dan untuk tenaga yang bantu,” paparnya.
Meski tidak memperhitungkan pelaksanaan perbaikan Jembatan Mojo yang akan memutus salah satu akses penghubung Solo-Sukoharjo, jembatan tersebut bisa menjadi alternatif pengendara motor maupun sepeda untuk menyeberangi Bengawan Solo.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan itu (perbaikan Jembatan Mojo). Sebelum ada rencana penutupan jembatan, saya juga sudah buat jembatan ini (setiap tahun).”
Untuk melintasi jembatan sesek tersebut, warga dikenai tarif sebesar Rp 2.000 sekali jalan. Namun tak jarang warga memberi uang lebih besar.
Uang yang terkumpul, kata Bagong, bisa digunakan untuk membuat jembatan serupa setiap tahun.
“Kadang sehari bisa terkumpul sampai Rp 300.000,” kata dia.
Sebagai upaya pengamanan, Bagong menyiagakan 2 penjaga di kedua sisi jembatan. Penjaga itu akan mengatur lalu lintas penyeberangan, dari masing-masing sisi.
“Ada yang jaga di sebelah timur dan barat. Yang penting aman dan tidak ugal-ugalan,” terang Bagong.
Salah seorang warga, Mars Farjianto, mengaku terbantu dengan keberadaan jembatan bambu tersebut.
ADVERTISEMENT
“Lebih cepat dibanding harus naik perahu. Ini tinggal menyeberang dan sangat membantu sekali. Malah jembatan sesek ini juga bisa buat foto-foto juga,” ucapnya.
(Fernando Fitusia)