Konten Media Partner

Kaleidoskop 2020: Dinamika Penanganan COVID-19 di Kota Solo

31 Desember 2020 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengambilan sampel usap dalam uji PCR
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengambilan sampel usap dalam uji PCR
ADVERTISEMENT
SOLO-Kota Solo, seperti halnya kota-kota lain di Indonesia, bahkan dunia, tengah menghadapi masalah dengan penyebaran COVID-19. Hingga di penghujung tahun ini kapasitas kesehatan untuk penanganan penyakit itu kian menipis.
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk di Kota Solo tidak begitu besar, sekitar 550 ribu jiwa. Namun, di siang hari, warga dari luar Solo yang masuk untuk mencari penghidupan bisa empat kali lipatnya. Mobilitas manusia membuat penyebaran wabah sulit dikendalikan.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo sering menjadi pembicaraan publik lantaran kebijakannya yang tegas untuk menekan penyebaran wabah. Hanya saja, sering kebijakan dan pernyataan yang dikeluarkan tidak menguntungkan dari sisi ekonomi.
Bengawannews merangkum perjalanan penanganan wabah COVID-19 di kota tersebut dari bulan ke bulan.
MARET
Dua warga Solo meninggal usai terpapar COVID-19. Pada sebuah Jum'at petang (13/03/2020) Rudyatmo mengumpulkan beberapa pejabatnya. Dia juga mengundang instansi lain, termasuk kepolisian dan militer. Hingga hampir tengah malam, sebuah keputusan diambil. Solo menetapkan kasus COVID-19 sebagai kejadian luar biasa (KLB).
ADVERTISEMENT
Solo menjadi salah satu kota yang paling awal menetapkan status itu di Indonesia. Kegiatan sekolah tatap muka dihentikan. Beberapa tempat wisata juga ditutup. Demikian juga dengan sarana olahraga milik pemerintah.
Rudyatmo memiliki alasan tersendiri hingga mengambil langkah mendahului kebijakan pemerintah pusat. "Mendingan dimarahi orang sehat daripada disalahkan oleh orang sakit," katanya saat itu. Dia tidak ingin warganya bertumbangan lantaran pemimpinnya terlambat dalam mengambil keputusan.
APRIL
Langkah gercep yang diambil membuahkan hasil. Solo berhasil menekan laju penularan COVID-19. Selama beberapa hari, tidak ada penambahan kasus baru.
Sayangnya, kondisi itu hanya mampu bertahan hingga pertengahan April saja. Klaster Jemaah Tabligh yang usai mengikuti acara di Gowa bermunculan di Solo. Pemerintah daerah setempat menggalakkan kegiatan tracing maupun testing di sekitar klaster tersebut.
Ndalem Joyokusuman dijadikan tempat karantina bagi pemudik saat lebaran lalu
MEI
ADVERTISEMENT
Mei menjadi bulan yang penuh perjuangan. Klaster Jemaah Tablig masih terus bertambah. Kota Solo juga harus menghadapi kemungkinan banyaknya warga dari luar yang mudik lebaran.
Rudyatmo lantas mengeluarkan kebijakan bakal melakukan karantina bagi para pemudik. Tiga tempat karantina disiapkan. Mereka melakukan penjemputan terhadap pemudik, baik di stasiun maupun terminal.
Selama Mei juga mulai ditemukan adanya balita yang terpapar COVID-19. Kasus sempat meredak di pertengahan bulan. Tidak ada penambahan kasus baru selama sepekan. Namun, menjelang akhir bulan, beberapa warga kembali harus dirawat lantaran penyakit itu.
JUNI
Di awal Juni, beberapa petugas di puskesmas terkonfirmasi positif COVID-19. Beberapa puskesmas terpaksa ditutup sementara.
salah satu kantor Puskesmas di Kota Solo
Namun, kasus COVID-19 di bulan itu cenderung melandai. Bahkan, pernah dalam waktu dua pekan tidak ada penambahan kasus baru. Kondisi itu membuat Pemkot Solo hampir mencabut status KLB COVID-19.
ADVERTISEMENT
JULI
Kasus COVID-19 melonjak tajam. Puluhan tenaga medis dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) terpapar. Kondisi itu membuat Solo yang semula sudah masuk ke zona hijau harus kembali berstatus sebagai zona merah.
Banyaknya warga yang terpapar membuat Pemkot Solo kalang kabut. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani bahkan lebih suka menggunakan diksi zona hitam. Meski diksi itu dipilih untuk mengingatkan agar warga terus berhati-hati, banyak pihak menyayangkan pernyataan itu.
AGUSTUS-NOVEMBER
Klaster-klaster baru bermunculan, dari perkantoran hingga keluarga. Jika pada awalnya perawatan COVID-19 difokuskan di rumah sakit lini pertama, pada bulan-bulan itu sudah mulai menyasar ke rumah sakit lini kedua dan ketiga.
DESEMBER
Hingga di penghujung tahun, penyebaran COVID-19 semakin sulit ditekan. Penambahan baru mencapai lebih dari 100 kasus per hari.
ADVERTISEMENT
Padahal, mereka masih harus menghadapi libur akhir tahun. Pergerakan masyarakat selama libur dikhawatirkan menjadikan penyebaran virus kian tak terkendali.
Penyiapan Solo Technopark sebagai rumah sakit darurat COVID-19
Kapasitas rumah sakit kian menipis. Pemkot Solo menyiapkan Solo Technopark sebagai rumah sakit darurat. Diharapkan rumah sakit ini bisa mulai dioperasikan pada awal tahun besok.
(Tara Wahyu)