Konten Media Partner

Kaleidoskop 2021: Menilik 10 Bulan Pertama Kepemimpinan Gibran di Solo

31 Desember 2021 14:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mencanangkan Kampung KB di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo. FOTO: Fernando Fitusia.
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mencanangkan Kampung KB di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo. FOTO: Fernando Fitusia.
ADVERTISEMENT
SOLO - Gibran Rakabuming Raka telah memimpin Kota Solo selama 10 bulan.
ADVERTISEMENT
Sejak dilantik bersama Teguh Prakosa sebagai duet Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Wawali) pada Februari 2021, Gibran menjadi sosok yang kerap diperbincangkan khalayak.
Berbagai kebijakan yang diambil putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ini kerap menuai komentar publik. Pun halnya dengan gaya kepemimpinan yang ditunjukkannya sebagai pejabat publik.
Selaku pemimpin muda, Gibran memiliki cara berbeda dibanding pendahulunya untuk memutuskan kebijakan atau menyelesaikan persoalan. Sebagian memang diapresiasi khalayak, namun sebagian lainnya justru menuai pro dan kontra.
Bengawan News mencoba merangkum pernak-pernik kepemimpinan Gibran tersebut, sejak dilantik hingga akhir tahun ini.
FEBRUARI
Pada 26 Februari 2021, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Wawali) Solo di Gedung DPRD Solo.
ADVERTISEMENT
Usai dilantik, Gibran langsung tancap gas. Pengecekan persiapan vaksinasi di Pasar Gede, Solo, beberapa jam usai pelantikan, menjadi agenda resmi pertamanya sebagai Wali Kota.
Berselang dua hari, Gibran meninjau lokasi pembangunan elevated raillway bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Proyek itu adalah gagasan lama Pemkot Solo, yang telah terkatung-katung realisasinya hingga bertahun-tahun.
Dalam bulan yang sama, Gibran juga mendorong pihak berwajib untuk memberantas praktik prostitusi di Kota Bengawan.
MEI
Pada Mei, popularitas ayah Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah ini meningkat pesat, usai mencopot Lurah Gajahan dan memecat sopir bus kota Batik Solo Trans (BST).
Pelengseran itu dilakukan Gibran, usai lurah terlibat pungli menjelang Lebaran.
ADVERTISEMENT
Salah satu momentum yang diingat publik sesudahnya adalah keputusan Gibran meninggalkan mobil dinas di Kantor Kelurahan Gajahan selama beberapa hari.
Masih di bulan yang sama, Gibran memecat sopir BST usai insiden serempetan bus kota tersebut dengan Kereta Api (KA) Batara Kresna. Pengemudi itu dinilai melanggar SOP dan membahayakan penumpang.
Reaksi publik terbelah. Sebagian memuji keputusan Gibran, sebagian lainnya menyesalkan kebijakan itu karena tidak mempertimbangkan realita di lapangan.
Spanduk penolakan pencopotan Lurah Gajahan terpasang di pagar kantor kelurahan setempat. FOTO: dok
JUNI
Memasuki 100 hari pertama kepemimpinannya, Gibran kembali meninggalkan mobil dinasnya usai terjadi masalah.
Kali ini mobil dinas Toyota Innova putih itu ditinggalkan di TPU Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon. Saat itu mencuat kasus perusakan nisan salib di sejumlah makam oleh beberapa anak seusia siswa SD.
ADVERTISEMENT
JULI
Seiring meningkatnya kasus Covid-19 di Solo dan kota lain akibat varian Delta, Gibran harus melakoni isolasi mandiri di rumah dinas usai terpapar corona. Saat itu dia dinyatakan berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
AGUSTUS
Untuk kali ketiga, Gibran meninggalkan mobil dinasnya di suatu tempat. Kali ini lokasinya adalah SMK Batik 2 Solo.
Jika sebelumnya Gibran enggan membeberkan alasannya meninggalkan mobil dinas, kali ini ia mengaku kesal karena sekolah tersebut berencana menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat Solo masih memberlakukan PPKM Darurat.
SEPTEMBER
Vaksinasi Covid-19 yang menjadi salah satu prioritas Gibran sejak awal menjabat sebagai Wali Kota, mulai menampakkan hasil. Pada bulan ini capaian vaksinasi di Solo menjadi yang tercepat di Jateng.
ADVERTISEMENT
Pada bulan ini pula, Gibran menerima gelar bangsawan dari Keraton Kasunanan Surakarta. Gelar yang diperolehnya adalah Kanjeng Pangeran Gibran Rakabuming Widura Negara.
OKTOBER
Gibran menegur 3 pegawai Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) yang kedapatan meninggalkan kantor tanpa izin saat jam kerja. Ketiganya tertangkap basah tengah makan di warung yang terletak di samping kompleks Balai Kota Solo.
Gibran mengaku geram, usai mengetahui pegawai tersebut memakai sandal jepit saat makan di warung satai.
NOVEMBER
Gibran mengulangi lagi aksinya meninggalkan mobil dinas. Kali ini mobil dinas diparkir di halaman salah satu SD di kawasan Nusukan, usai mengetahui adanya pelanggaran prokes saat PTM di tempat tersebut.
Mobil dinas Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, ditinggalkan di SD Nusukan, Solo. FOTO: Tara Wahyu
Saat meninggalkan mobil dinas selama sepekan, Gibran mengaku jengkel usai melihat sejumlah guru di SD tersebut tidak mengenakan masker. Ia menekankan agar guru bisa memberikan contoh yang baik kepada muridnya.
ADVERTISEMENT
DESEMBER
Pada bulan terakhir tahun ini, Gibran kembali memecat sopir BST. Pemecatan ini dipicu viralnya sebuah unggahan di Twitter, yang berisi keluhan penumpang BST usai mendapat pesan WhatsApp tak sopan dari pengemudi bus.
Pengguna Twitter lalu memprotes Gibran dan menudingnya terlalu mudah memecat wong cilik. Protes itu ditanggapi Gibran dengan permintaan maaf di akun Twitter @gibran_tweet.
Bulan ini Gibran juga menyoal tarif layanan Gojek. Menurutnya penurunan tarif minimum jasa layanan Gojek telah merugikan driver. Gibran juga menilai besaran tarif layanan GoFood berpotensi merugikan UMKM kuliner.
(Tara Wahyu)