Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Keluarga Dokter Sunardi Tak Tahu Almarhum Terlibat Terorisme
11 Maret 2022 16:39 WIB
·
waktu baca 2 menit![Jenazah dokter Sunardi tiba di kediamannya di Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (10/03/2022). FOTO: Agung Santoso](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/589413672851e9b7dfcf3b9495a02aeef30b7f2632f7fc3d3d892c784dfae062.jpg)
ADVERTISEMENT
SUKOHARJO - Sejauh mana keterlibatan dokter Sunardi , yang ditangkap dan ditembak Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Sukoharjo pada Rabu (09/03/2022) malam, dalam aksi terorisme hingga kini tidak diketahui keluarganya.
ADVERTISEMENT
Sebab surat resmi yang menerangkan dugaan keterlibatan Sunardi dalam aksi terorisme, belum diterima keluarga dari polisi.
Hal ini disampaikan juru bicara keluarga, Endro Sudarsono, Jumat (11/03/2022).
"Dari keluarga belum mendapatkan surat apapun dari Densus 88," terangnya saat dikonfirmasi.
Endro mengatakan, hingga kini keluarga baru mendapat surat kematian saat mengambil jenazah Sunardi di RS Bhayangkara Semarang. Surat tersebut diterbitkan RS Bhayangkara Semarang.
Dari surat tersebut diketahui jika terdapat 2 luka di badan almarhum, yakni punggung atas dan punggung kanan bawah.
“Itu dipastikan luka tembak dan sudah diakui kepolisian secara resmi, kemarin,” jelas Endro.
Menurut Endro, keluarga Sunardi juga tidak yakin jika almarhum terlibat terorisme. Apalagi status teroris, katanya, tidak bisa dilekatkan sebelum ada putusan pengadilan.
ADVERTISEMENT
“Namun dengan meninggalnya beliau, maka proses hukum bisa dikatakan selesai.”
Endro mengatakan, pendekatan hukum sudah ditawarkan The Islamic Study and Action Center (ISAC) kepada keluarga Sunardi.
Namun menurut Endro yang juga sekretaris ISAC ini, tawaran tersebut belum direspons keluarga karena masih berkabung.
"Tidak etis berbicara hukum kepada keluarga, karena masih berduka," tandasnya.
(Agung Santoso)