Keris, Wayang dan Huruf Jawa Jadi Simbol Budaya dalam Logo ASEAN Para Games 2022

Maskot ASEAN Para Games 2022. FOTO: Dok Inaspoc

SOLO - Logo dan maskot ASEAN Para Games 2022 resmi diluncurkan, sebagai penanda kesiapan Indonesia untuk menyelenggarakan kompetisi multievent bagi atlet penyandang disabilitas tersebut.

Logo dan maskot ASEAN Para Games 2022 tersebut dihiasi berbagai simbol yang mencerminkan budaya Indonesia.

Di dalam logo ASEAN Para Games 2022, tersemat aksesoris keris, gunungan wayang dan aksara Jawa Hanacaraka yang memiliki makna tersendiri.

“Logo keris, misalnya. Menjadi penanda kewibawaan yang harus dihormati para atlet dunia secara umum, maupun peserta ASEAN Para Games 2022 secara khusus. Striving for equality,” ungkap Ketua Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee (Inaspoc) Gibran Rakabuming Raka lewat keterangan tertulisnya, Jumat (10/06/2022).

Menurut Wali Kota Solo ini, logo tersebut merupakan kombinasi sejumlah aspek, yang mewakili semangat perjuangan serta kekuatan untuk mewujudkan pesta olahraga bagi penyandang disabilitas se-Asia Tenggara pada tahun ini.

Jika dimaknai, logo ASEAN Para Games 2022 itu menggambarkan peran aktif, pengharapan, keseimbangan dan kebulatan tekad untuk tumbuh dan menjadi lebih baik dalam setiap babak.

Sama seperti pohon yang terus tumbuh dan berguna, serta menjadi harapan akan dampak positif bagi kehidupan usai dihadapkan kepada pandemi COVID-19 selama 2 tahun terakhir.

Logo ASEAN Para Games 2022. FOTO: Dok Inaspoc

Selain logo, tim kreatif ASEAN Para Games 2022 juga melahirkan maskot karakter wayang Rajamala, yang dikenal tiada tanding dan menjadi simbol kekuatan untuk menolak bala atau aura negatif.

Rajamala yang juga menjadi nama pusaka berbentuk canthik ini, turut melambangkan kebesaran Keraton Solo. “Di mana ASEAN Para Games 2022 ini diselenggarakan di Kota Solo,” kata Gibran.

ASEAN Para Games 2022 ini dijadwalkan berlangsung 30 Juli-6 Agustus 2022.

Sebanyak 14 cabang olahraga akan digelar di 14 venue, yang berada di Solo, Karanganyar, Sukoharjo dan Semarang.

Event ini diikuti 2.309 peserta, yang terdiri dari 1.648 atlet dan 661 ofisial dari 11 negara Asia Tenggara.

(Agung Santoso)