Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Ki Warseno Slank, Satu-satunya Dalang dengan Gelar Doktor
9 November 2022 21:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
SOLO - Ki Warseno Slank menjadi dalang satu-satunya di Indonesia yang mengantongi gelar doktor setelah berhasil melalui ujian disertasi pada Rabu (09/11/2022) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Warseno berhasil meraih gelar doktor setelah sebelumnya melakukan penelitian mengenai profesi dalang.
ADVERTISEMENT
Joko Suharjanto, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS mengatakan Warseno menjadi satu-satunya dalang dengan gelar doktor, disertasi yang diambil Warseno Slank juga cukup menarik dan belum pernah ada sebelumnya.
"Di antara para dalang, baru Ki Warseno yang bergelar doktor. Penelitiannya tentang akuntabilitas dalang dalam pagelaran wayang kulit. Menarik, karena belum ada yang meneliti, harapan saya itu bisa menjadi semacam rujukan jika nantinya ada yang meneliti mengenai dalang dan wayang," katanya.
Dari disertasi yang dibuat Warseno, dapat disimpulkan bahwa seorang dalang harus berakuntabilitas kepada Tuhan, manusia, alam, dan kesejahteraan.
"Jadi seorang dalang harus menjamin kesejahteraan bagi stakeholder yang menyertainya. Itu kesimpulan dari disertasinya menelurkan sebuah konsep atau teori yang bernama catur dharma," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ki Warseno Slank beranggapan bahwa belajar menjadi lebih penting dan tidak ada batas waktu jika memiliki niatan. "Akuntabilitas itu maksudnya ke depan dalang harus mempunyai tanggung jawab. Dampak sebagai dalang itu besar karena fungsinya sebagai agen perubahan," jelas dia.
Bahkan menurut Warseno tuntutan bagi dalang ke depan akan lebih berat. Mereka dituntut mahir dalam penggunaan teknologi, mengetahui perkembangan situasi terkini dan harus bisa menyampaikan serta mengambil hikmah dari suatu peristiwa.
"Belajar apapun itu untuk mengimbangi kemampuan seseorang. Apalagi dengan perkembangan informasi yang sedemikian cepat. Kalau dalang tidak mengikuti perkembangan akan hilang, akan musnah. Dalang itu yang diucapkan bisa dilakukan," paparnya.
(Fernando Fitusia)